Mediatani – Ikan gurame dikenal bukan hanya sekedar ikan konsumsi biasa. Ikan air tawar ini sudah menjadi sajian mewah di berbagai restoran terkenal. Ikan ini bahkan sering dibanderol dengan harga yang cukup mahal jika telah diolah menjadi berbagai varian masakan.
Hal itu membuat ikan gurame menjadi sangat potensial untuk dibudidayakan. Selain karena memiliki permintaan yang tinggi, masyarakat yang memproduksi ikan ini juga masih kurang. Bisnis ini juga sangat layak digeluti karena harga ikan gurami ini terbilang cukup stabil.
Ikan Gurame
Jenis ikan air tawar ini merupakan salah satu ikan asli Indonesia yang kini telah menyebar ke berbagai wilayah Asia Tenggara dan Cina. Ikan ini banyak ditemukan pada perairan yang cenderung tenang seperti waduk, kolam, rawa, dan danau.
Meskipun ikan ini umumnya untuk dikonsumsi, namun beberapa orang juga senang menjadikan ikan gurame sebagai ikan hias karena memiliki bentuk yang unik, yakni kepala yang berbentuk kerucut dan tubuh belakangnya mirip dengan ikan nila atau mujair.
Berbagai kelebihan tersebut membuat ikan air tawar ini menjadi salah satu ikan yang memiliki prospek yang menjanjikan keuntungan untuk dibudidayakan. Untuk mengetahui cara budidaya ikan gurami di kolam tanah, berikut tahapannya.
1. Pemilihan Lokasi
Meskipun ikan gurame juga dapat hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrem, namun kondisi lahan tersebut akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang ikan ini. Beberapa faktor yang umumnya menentukan kualitas lahan antara lain kondisi tanah, suhu, pH, oksigen, dan tingkat kesuburan air.
Beberapa kondisi lahan optimal yang menjadi syarat tumbuh ikan gurame :
– Ketinggian tanah 20 hingga 500 mdpl
– Jenis tanah berstektur liat gembur yang memiliki kandungan pasir 40%.
– Suhu 25 – 28 C
– Tingkat pH ideal 6,5 – 7
– Oksigen yang cukup
– Air yang kaya mineral dan unsur hara
2. Persiapan Budidaya
Langkah selanjutnya yaitu melakukan persiapan budidaya. Hal penting yang perlu dipersiapkan dalam budidaya gurami ialah kolam budidaya. Keadaan kolam akan sangat menentukan sukses tidaknya usaha budidaya gurame. Ada sejumlah kolam yang diperlukan dalam budidaya gurame.
Pertama, kolam perawatan induk. Kolam ini digunakan sebagai tempat pematangan telur serta pemeliharaan kesehatan induk. Kolam ini bisa berupa tanah yang luasnya sekitar 10 m2 dengan kedalaman minimal 50 cm. Di kola mini dapat dipelihara 20 ekor gurame betina serta 10 ekor jantan.
Kedua, kolam pemijahan. Kolam untuk tempat pemijahan ini bisa memiliki luas 200 – 300 m2. Dalam kolam ini, untuk satu ekor ikan gurami dewasa membutuhkan luas 2 hingga 10 meter persegi. Pastikan suhu air berkisar 24 hingga 28 C dengan ketinggian air 75 – 100 cm.
Ketiga, kolam pendederan atau perawatan benih. Kolam ini sebaiknya memiliki luas tidak lebih dari 50 – 100 m2 dengan kedalaman 30 – 50 cm. Kepadatan kolam bisa mencapai 50 ekor per meter persegi.
Keempat, kolam pembesaran. Kolam ini digunakan sebagai tempat pemeliharaan serta membesarkan benih setelah dirawat di kolam pendederan. Kepadatan kolam sebaiknya cuma 10 ekor/m2, namun optimalnya bisa 20 ekor/m2.
Kelima, kolam pemberokan. Kolam ini dibuat dari tanah atau semen yang menjadi tempat air mengalir untuk membersihkan ikan sebelum dijual. Tujuannya agar ikan tidak memiliki kandungan kotoran dan bau lumpur.
Persiapan yang lain yang harus dilakukan yaitu menyediakan beberapa fasilitas pendukung, diantaranya yaitu substrat tempat bertelur, aerator, alat pengangkutan, alat penangkapan, serta keperluan budidaya yang lain seperti kapur, pupuk, serta beberapa obat.
3. Pembenihan Bibit
Dalam proses pembenihan, beberapa hal yang harus dilakukan yaitu perawatan induk, pemijahan, menetaskan telur, serta perawatan larva sampai memiliki ukuran sebesar biji oyong. Larva yang telah berusia 12 – 30 akan dirawat sampai beratnya capai 10 hingga 15 g/ekor, biasanya selama 4 bulan. Benih dengan ukuran tersebut siap untuk didederkan.
4. Pendederan Benih
Pada kolam pendederan, benih yang memiliki ukuran 10 hingga 15 g/ekor akan dirawat sampai berukuran 150 g/ekor. Gurame dengan berat sebesar ini umumnya dicapai saat berusia enam bulan setelah penetasan telur. Pendederan biasanya dilakukan pada ukuran 15 – 30 g/ekor, tapi ada pula yang mendederkan benih gurame dari larva atau saat seukuran biji oyong.
5. Pembesaran Ikan
Setelah melalui proses pendederan, benih sudah dapat dipelihara di kolam pembesaran. Benih akan dipelihara hingga mencapai ukuran konsumsi dengan berat rerata 500 g/ekor. Namun, biasanya penetapan ukuran panen disesuaikan dengan permintaan customer. Sebab ada yang menginginkan gurame yang berukuran di atas 1 kg/ekor.
6. Waktu Pemanenan
Setelah mencapai ukuran konsumsi, ikan gurami sudah dapat dipanen. Proses pemanenan gurami sebaiknya dilakukan pada pagi hari di antara jam 05.00 – 08.00 agar ikan masih dalam keadaan segar serta tidak depresi. Untuk memanen total, air pada kolam dibuang sampai habis, pintu masuk air ditutup serta pintu pengeluaran air dibuka.
Air dikeluarkan sampai batas tertentu hingga gurame berkumpul di dalam kamalir. Setelah itu ikan dapat ditangkap menggunakan serokan atau alat sejenis yang tidak menyebabkan badan gurame terluka.