MediaTani – Temulawak adalah tanaman obat dengan rumpun berbatang semu yang disinyalir asli dari Indonesia. Kini persebaran populasi tumbuh temulawak hampir merambah seluruh dunia. Saat ini kita bisa menjumpai temulawak di berbagai negara seperti Tiongkok, IndoCina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Malaysia dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Budidaya temulawak memang belum dikembangkan dalam jumlah yang besar. Pengembangan budidaya temulawak memang masih hanya dalam skala kecil dan menggunakan teknologi sederhana. Sehingga tidak jarang dijumpai ada kesulitan tersendiri untuk menentukan letak sentra budidaya temulawak yang ada di Indonesia.
Hal ini disebabkan persebarannya merata di daerah dataran sedang dan tinggi, terutama di lahan teduh. Namun yang sangat mengejutkan adalah dibalik keterbatasan produksi tanaman temulawak, masih terbuka peluang untuk pengembangan tanaman herbal yang satu ini.
Bagi sobat mediatani yang berminat mengembangkan budidaya tanaman temulawak ini, alangkah baiknya jika mencermati dan memahami teknik budidayanya terlebih dahulu. Berikut yang perlu sobat perhatikan dalam budidaya tanaman temulawak.
1. Ekologi Tumbuh Temulawak
Agar Tumbuh dengan baik, harus dipenuhi syarat lingkungan tumbuh temulawak yakni di lahan teduh dan terlindung dari paparan sinar matahari langsung. Habitat alami tanaman ini dahulu di bawah naungan pohon bambu juga pohon jati.
Jika dibudidayakan maka sangat mudah kita sudah bisa mendapatkan temulawak yang tumbuh baik di tempat dengan paparan matahari sedang misalnya di tanah tegalan. Pada prinsipnya, temulawak memiliki daya adaptasi tinggi terhadap berbagai cuaca di wilayah beriklim tropis. Suhu udara terbaik untuk budidaya tanaman ini antara 19 sampai 30°C. Sementara itu, curah hujan terbaik antara 1000 sampai 4000 mm per tahunnya.
Tanaman temulawak sangat menyukai tanah gembur. Tetapi, tumbuhan ini juga bisa berdapatasi dengan berbagai jenis tanah seperti tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat.
Agar produksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.
2. Memilih Bibit Temulawak Yang Baik
Proses pembibitan temulawak adalah salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya. Temulawak diperbanyak dengan cara vegetatif yakni dengan menggunakan rimpang induk (rimpang utama) atau rimpang anakan (rimpang cabang). Bakal bibit harus sehat dan memiliki umur pas yakni 10 sampai 12 bulan. Bibit rimpang induk dan rimpang cabang tetap harus diolah terlebih dahulu.
Proses pengolahan rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam. Simpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru.
Proses pembibitan temulawak dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.
3. Proses Penanaman Temulawak
Penanaman temulawak dilakukan secara monokultur dan jauh lebih baik dilakukan di awal musim penghujan kecuali jika sobat berada di daerah yang memiliki pengairan sepanjang waktu, sobat bisa menanamnya kapan saja. Pada masa awal pertumbuhan tanaman temulawak sangat memerlukan banyak air. Lubang tanam dibuat di atas petakan berukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman sekitar 30 cm. Jarak antara lubang tanam adalah 60 x 60 cm. Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm.
Baca Juga : Budidaya Tanaman Jahe Dalam Karung (Bag Culture)
Untuk menjadi komoditas bisnis yang baik, perawatan tanaman temulawak dengan melakukan penyiangan juga perlu dilakukan. Penyiangan harus dilakukan agar gulma yang tumbuh di bagian luar tanaman ini pada saat sore hari maupun pagi hari. Hal tersebut dilakukan agar timbulnya persaingan makanan antara temulawak dan rumput dapat berkurang.
Areal Pertanaman Temulawak |
Memelihara kualitas tanaman ini juga harus dilakukan. Caranya adalah bisa dengan melakukan penyulaman. Proses penyulaman adalah proses yang penting dimana tanaman yang rusak harus diganti dengan bibit yang sehat. Bibit cadangan yang sehat ini perlu sobat siapkan di awal sebelaum penanaman.
Sobat juga bisa melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman temulawak. Namun hal ini jangan dilakukan jika tidak perlu, lakukan penyemprotan ini hanya jika tanaman temulawak yang sobat miliki diserang oleh hama dan juga penyakit. Pemupukan bisa dilakukan untuk tanaman temulawak ini. Cara memberikan pupuk untuk temulawak bisa dilakukan dengan cara organik maupun cara kimiawi. Pembasmian hama, gulma dan penyakit pastinya harus dilakukan sacara rutin pula.
Jika Informasi Budidaya Temulawak ini bermanfaat silahkan dishare ke sobat lain yang belum berkunjung ke mediatani.com . Salam sukses, Jayalah petani Indonesia. (MT)