Mediatani – Natuna sempat dihebohkan dengan adanya penemuan bangkai makhluk laut besar yang mirip seperti gajah. Warga mengira makhluk dengan panjang yang mencapai 12 meter itu adalah hewan mitos, yaitu Gajah Mina.
Namun, hal tersebut dibantah oleh peneliti mamalia laut dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Salah seorang peneliti dari LIPI, Sekar Mira menjelaskan bahwa bangkai yang ditemukan itu adalah Paus Balin (Baleen whales).
“Sebenarnya hewan yang di video itu adalah jenis paus baleen, yaitu golongan mysticety, paus yang tidak bergigi,” ungkap Mira dilansir dari Kompas, Rabu (24/3/2021).
Mira mengutarakan bahwa gajah mina yang disebut oleh warga itu merupakan salah satu hewan mitologi dalam dalam kepercayaan umat Hindu yang disebut ‘makara’. Makhluk ini biasa dilihat dalam ukiran candi atau arsiteksur pura.
“Gajah mina itu satwa mitologi di Indonesia. Bentuknya berkepala gajah dan berekor atau berbadan ikan. Tetapi sesungguhnya makhluk yang ditemui terdampar di berbagai pantai adalah bangkai paus,” terangnya.
Paus balin serupa dengan paus biru, paus ini juga termasuk paus berukuran besar atau berbeda dengan ukuran paus jenis lainnya. Hewan ini memiliki lempeng balin pada sekitar mulutnya yang digunakan untuk menyaring makanan seperti plankton, udang kecil dan ikan-ikan kecil lain.
Meski bangkai paus ini sekilas seperti gajah mina karena memiliki gading, namun, bagian dari balin itu sebenarnya adalah rahang bawah yang tak tersambung. Sehingga, membuatnya tampak memiliki dua buah gading seperti gajah.
“Dan karena ukurannya sangat besar, orang-orang teringat akan gajah. Jadi diidentifikasi sebagai gajah mina,” kata Mira.
Lebih lanjut, Mira menjelaskan, bangkai paus yang biasa ditemukan dalam keadaan usus yang terurai juga terkadang dianggap sebagai cumi-cumi raksasa oleh masyarakat.
“Menariknya, kalau bangkai paus yang sudah terurai, kadang ususnya terekspose keluar dan masyarakat mengira itu cumi-cumi raksasa,” kata Mira.
Dilansir dari whales.org, Rabu (24/3), terdapat sekitar 15 jenis yang tergolong sebagai paus balin, diantaranya yaitu paus biru, paus bungkuk, paus kepala busur dan lainnya.
Rahang yang dimilikinya itu membuatnya memiliki cara makan yang berbeda dengan subordo paus bergigi atau lainnya. Saat makan, paus balin hanya mampu mengekstraksi mangsanya yang berada pada air laut yang mengalir, atau dipaksa masuk ke lempeng balin menggunakan lidah atau otot tenggorokan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang paus balin, berikut beberapa tentang fakta Paus tersebut:
- Balin yang dikira gading oleh warga di perairan Natuna itu, terbuat dari keratin, yaitu jenis protein yang berfungsi dalam proses pembentukan kuku dan rambut manusia. Selain kuat, bahan ini juga cukup fleksibel.
Di dalam mulut paus, lempeng ini menggantung dan berukuran sangat panjang dan sempit. Panjang baleen dari paus kepala busur bisa mencapai 4 meter. - Meski pada dasarnya cara makan paus balin memfilter air, namun teknik makan mereka bervariasi. Seperti cara makan Paus biru yang sempat dijelaskan mirip dengan paus balin tadi. Mereka akan membuka mulutnya dengan lebar dan menelan banyak air laut mengalir lewat balin dan menjebak plankton atau ikan.
- Rahang yang dimiliki paus balin menjadi pembeda mereka dengan subordo paus bergigi.
- Paus balin mampu berenang dengan mudah berkat adanya cambuk ekor yang sangat kuat. Hal tersebut membuat ekornya berguna seperti dayung, dan dapat mendorong mamalia besar ini bergerak di dalam air. Spesies ini juga memiliki banyak lapisan lemak yang memberi mereka energi untuk menggerakkan tubuhnya yang besar.