Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) memastikan program penguatan UMKM sektor kelautan dan perikanan terus dilanjutkan.
Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti. Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena UMKM merupakan pendorong ekonomi kerakyatan.
Program yang tengah dilaksanakan itu di antaranya, 300 chest freezer, 228 peralatan pengolahan kepada UPI berskala mikro kecil di tahun ini serta cold storage atau gudang beku yang ditujukan untuk kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) hasil perikanan.
Artati mengaku bangga atas bantuan dari pemerintah yang bisa bermanfaat bagi masyarakat nelayan seperti bantuan cold storage atau gudang beku dengan kapasitas 30 ton dan air blast freezer (ABF) berkapasitas 1 ton/hari untuk Poklahsar Sejahtera di Kabupaten Sampang, Madura.
Guna menambah daya saing produk perikanan, dia juga mendorong Poklahsar untuk membuat produk ikan olahan. Selain itu, Artati juga berpesan agar setiap pemanfaatan bantuan yang diberikan memperhatikan prinsip 3B yakni Baik, Benar dan Berkah.
“Tentu ini sangat membanggakan, karena selain dari garam, Madura juga memiliki potensi perikanan yang luar biasa,” sambung Artati.
Leih lanjut Artati menjelaskan bahwa penyaluran bantuan pemerintah berupa cold storage portable ini sekaligus untuk mendukung aktivitas Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).
Sementara Ketua Poklahsar Sejahtera, Kusnadi mengungkapkan bahwa bantuan KKP tersebut mampu menjawab berbagai persoalan, mulai dari kesegaran, mutu ikan, hingga efisiensi biaya operasional yang sering dihadapi anggotanya.
“Kita juga punya persediaan untuk buffer stock sehingga kapasitas jual-beli ikan bisa diatur menyesuaikan kondisi permintaan dan harga pasar serta tidak tergantung pada musim,” jelas Kusnadi.
Dengan 3 unit kegiatan yang dimiliki, kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) Sejahtera berhasil menggerakkan perekonomian warga Banyuasri Gg. V, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.
Ketiga kegiatan UMKM yang bergerak dalam bidang pemasaran ikan segar dan beku tersebut diantaranya, pengepul ikan dari nelayan di sekitar Kecamatan Sampang dan Pulau Mandangin, jual-beli ikan dari Sampang ke luar kota dan jual-beli ikan beku dari luar daerah.
“Pemasaran ke luar kota kami sampai Bali, Muncar, Pasuruan, Brondong, Tulungagung, Cilacap dan Tuban,” urainya.
Kusnadi menyebutkan, beberapa jenis ikan yang dipasarkan oleh kelompok ini yakni tembang, kembung dan layang dengan transaksi sekitar 5-10 ton/hari dan bahkan bisa mencapai 20 ton/hari saat puncak musim ikan.
“Untuk jual-beli ikan beku dari luar daerah seperti Pasuruan, Muncar rata-rata 5 ton per hari,” sambungnya.
Kusnadi sangat mengingat betul, saat bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut belum disalurkan, mereka selalu dihadapkan dengan masalah kesegaran ikan yang cepat mengalami penurunan selama masa pengiriman sehingga membuat harganya menurun.
Tak hanya itu, saat kondisi cuaca buruk, aktivitas bisnis ikan segar tidak berjalan karena tidak adanya hasil tangkapan dari nelayan serta biaya operasional transportasi mendominasi pengeluaran dari total biaya produksi.
“Per hari, selalu ada permintaan dari 50 pemindang dan 30 pengasap ikan di Sampang yang langsung diambil di tempat poklahsar,” sebutnya.
Dan yang pasti, tambah Kusnadi, omzet usaha meningkat menjadi sebanyak 100 juta/bulan dari 60 juta/bulan sebelum adanya Cold Storage dari KKP.
Dalam kesempatan yang lain, Menteri Sakti Wahyu Trenggono menginginkan agar KKP dapat menguatkan dan meningkatkan peranan UMKM sektor kelautan dan perikanan, serta membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan ke depan.
Ia juga meminta semua pihak dalam memanfaatkan sumber daya perikanan untuk tetap memegang prinsip-prinsip keberlanjutan supaya ekosistem tetap lestari.