Mediatani.co – Pebisnis asal Herefordshire, Inggris, William Chase mengerti betul bahwa kerja keras merupakan inti dari sebuah kesuksesan. Perjalanan karier pria berusia 56 tahun ini tidaklah mudah.
Sebelum mampu sukses hingga sekarang, ia harus rela mengalami beberapa cobaan termasuk diantaranya adalah jatuh bangkrut di usia 32 tahun.
Sebelumnya,Chase merupakan anak dari seorang petani kentang asal Inggris. Ketika berumur 20 tahun, ia memberanikan diri untuk melanjutkan profesi ayahnya sebagai petani.
Berbekal keberanian, ia akhirnya meminjam uang ke bank senilai 200 ribu pound sterling sebagai modal awal usaha untuk membuka lahan pertanian kentang.
Namun nasib baik tidak selalu berpihak padanya. Setelah berjuang selama 12 tahun di dunia agribisnis, ia harus rela jatuh bangkrut.
Melansir laman BBC, Selasa (23/2/2016) musim hujan hebat yang melanda lahan pertaniannya pada tahun 1992 menyebabkan produksi kentangnya yang turun drastis. Chase pun akhirnya merelakan bisnisnya bangkrut dan tenggelam.
“Saya merasa sangat malu,” ungkapnya
Setelah mencoba menenangkan diri dan pindah untuk sementara waktu ke Australia, Chase kembali bangkit dan mencoba peruntungannya. Ia pun meminjam uang untuk mendapatkan lahan pertaniannya kembali.
Selain menjadi petani produksi, Chase melebarkan kemampuan bisnisnya menjadi seorang pemasok kentang. Siapa sangka, pilihan inilah yang ternyata membawanya meraup untung yang besar.
Titik balik kesuksesan
Titik balik kesuksesannya terjadi di tahun 2002. Ia kesal dengan banyaknya kentang hasil produksinya yang ditolak oleh perusahaan makanan ringan. Salah satu perusahaan yang menolak adalah Kettle.
Pada saat itu, kettle merupakan perusahaan makanan ringan yang memproduksi keripik kentang yang sangat digandrungi.
Dibanding harus menunggu dan menggenjot produksi kentangnya agar sesuai dengan kemauan konsumen, Chase pun akhirnya memilih untuk membuat keripik kentangnya sendiri. Produknya ia namakan Tyrrells.
Tyrrells ternyata digandrungi oleh banyak konsumen. Singkat cerita, produknya pun dengan mudah diterima oleh banyak supermarket di Inggris.
Ia menjual satu bungkus Tyrrells seharga 2 pound sterling. Dalam waktu beberapa tahun saja, Tyrrells mampu mencapai angka penjualan 14 juta pound sterling.
Setelah sukses dengan bisnis makanan ringannya, Chase melebarkan bisnisnya dengan mencoba peruntungannya di bidang lain. Ia akhirnya berhasil untuk mengubah kentang menjadi minuman beralkohol.
Chase langsung membeli mesin destilasi dan menelurkan produk barunya, Chase Vodka. Chase Vodka dijual dengan harga mencapai 35 pound sterling dan menyasar segmentasi pasar atas.