Mediatani – Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, teknologi hidroponik dalam screen house untuk produksi sayuran menjadi teknologi yang layak untuk dikembangkan. Ini dikarenakan teknologi screen house tersebut mampu mengoptimalkan hasil produksi tanpa terkendala oleh kondisi musim.
Dalam kunjungan kerja di kompleks produksi sayuran modern Batamindo Green Farm, Cikampek, Jawa Barat itu, Prihasto mengatakan, teknologi ini diharapkan bisa menjadi percontohan pengendalian inflasi akibat produk pertanian strategis.
Aneka cabai dan sayuran yang mampu berproduksi sepanjang tahun tanpa terkendala oleh kondisi cuaca atau musim juga terdapat di tempat itu. Tingkat produktivitasnya pun terbilang sangat bagus, seperti cabai besar varietas Sakata yang bisa mencapai hasil 6 kg per pohon atau 90 ton untuk populasi 15 ribu per hektare.
Prihasto menyebut, jika harga jualnya Rp 20 ribu per kilo, maka omzet yang diperoleh mampu mencapai Rp 1,8 miliar per hektarnya.
Dia mengungkapkan, Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengupayakan pengembangan tanaman sayuran utamanya cabai di dalam screen house dengan melibatkan petani yang berada di sentra-sentra produksi nasional.
“Kami mendorong sistem budidaya untuk ini bisa dikembangkan ke seluruh wilayah Indonesia, tentu dengan skala yang lebih kecil. Apa yang dikembangkan di Batamindo ini bisa menjadi contoh yang bisa diadopsi dan dikembangkan oleh para petani kita,” ungkapnya Jumat (7/4).
Prihasto menambahkan, tenaga ahli yang direkrut Batamindo untuk membangun sistem screen house dengan berbagai fasilitas jaringan air, listrik dan nutrisi adalah kalangan anak muda milenial berusia 32 dan 42 tahun asal Malaysia yang masing-masing berlatar belakang pendidikan administrasi bisnis dan kimia analitik.
Dia mengatakan, meski bukan berlatar belakang pendidikan pertanian, mereka terbukti dapat mengembangkan sistem screen house yang berskala besar serta efektif dan efisien.
Sementara itu, General Manager PT Batamindo Green Farm, Hindarsono Susantio menerangkan, PT Batamindo Green Farm memiliki dua unit produksi yang masing-masing berlokasi di Batam dan Karawang.
Dia mengungkapkan kompleks budidaya sayuran Batamindo menempati areal mencapai 150 hektare dengan bangunan screen house mencapai 70 hektare Kawasan Industri Bukit Indah City Cikampek. Setidaknya ada 20 macam sayuran dan buah seperti cabai, okra dan tomat cherry yang berada di lokasi tersebut.
Hindarsono menerangkan, produksi sayuran di Batamindo mampu mencapai 6-8 ton per hari, dimana sebagian besar hasil tersebut diekspor ke Singapura dan sebagian kecilnya ke Malaysia. Dalam seminggu rata-rata ekspor yang dilakukan bisa mencapai 9 kontainer ke Singapura dan 2 kontainer ke Malaysia.
Dia menyebut, selain merekrut tenaga kerja profesional, pihaknya juga melibatkan kalangan petani muda milenial dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Harapannya mereka dapat belajar sistem budidaya dan selanjutnya mampu secara mandiri untuk mengembangkan sistem budidaya yang mereka pelajari di daerah masing-masing.