DPR RI Dukung Hasil Riset Politeknik KP Sidoarjo

  • Bagikan
Aktifitas pelajar di Politeknik KP Sidoarjo.

Mediatani – Komisi IV DPR RI mengapresiasi proses penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Pernyataan tersebut disampaikan saat rombongan Anggota IV DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) di Politeknik KP Sidoarjo pada reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin, menyatakan dukungannya terhadap hasil riset yang dilakukan Politeknik KP Sidoarjo, dan akan menganggarkannya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

“Kami juga akan membantu pemanfaatan hasil riset Politeknik KP Sidoarjo, dengan menyalurkannya kepada masyarakat melalui wakil rakyat di dapilnya masing-masing. Diharapkan satuan pendidikan KP yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat menyerap generasi muda untuk mencetak SDM yang kompeten.”ungkap Hasan.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan Komisi IV DPR RI juga melakukan peninjauan pada ruang Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) serta teaching factory (Tefa) BAT Panen Lele Bioflok.

Penanggung jawab teaching factory (Tefa) menjelaskan, bahwa Politeknik KP Sidoarjo menggunakan creator microbubble dalam produksi budidaya ikan. Inovasi Politeknik KP Sidoarjo tersebut mampu menghasilkan produksi sepuluh kali lipat dibanding menggunakan teknologi biasa dalam tahap uji cobanya.

Selanjutnya, rombongan juga menyaksikan Workshop dan Tefa Mekanisasi Perikanan serta melaksanakan Peresmian Uji Coba Kincir Air Stick. Kincir Air Stick sendiri merupakan hasil hilirisasi produk inovasi Politeknik KP Sidoarjo. Produk ini memiliki harga jual yang lebih murah dibandingkan dengan kincir import, hemat energi, serta kualitas dan hasilnya lebih baik.

Direktur Politeknik KP Sidoarjo, Hery Riyadi Alauddin menjelaskan bahwa melalui berbagai uji coba diperairan tambak ikan dan udang, Prodi Mekanisasi Perikanan melakukan pengembangan mesin kincir air hemat energi bertenaga listrik yang ramah lingkungan.

Mesin kincir air tersebut tidak menghasilkan gas buang dan tidak menimbulkan kebisingan dengan daya motor listrik 0,5 HP yang dapat menghasilkan putaran 1400 rpm.

Berbagai kegiatan lain yang juga dilakukan oleh rombongan tersebut, yaitu meninjau Tefa Pengolahan Modern Prodi Teknik Pengolahan Produk Perikanan, melihat demo Bandeng Cabut Duri dan olahan lain, serta turut menyicipi hasil diversifikasi ikan berupa ekado, kripik kulit ikan patin, nugget ikan bakso ikan, mietimi, hingga sirup mangrove.

Rombongan ini juga menyempatkan melihat pameran kewirausahaan yang menyajikan produk hasil Kompetisi Kewirausahaan Nasional tahun 2020, diantaranya yakni Kristalida, Sukmarula, dan Thermoelectric.

Sementara itu, Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja dalam sambutannya mengatakan bahwa peserta didik di seluruh satuan pendidikan kelautan dan perikanan dilatih untuk menjadi wirausahawan. Untuk mewujudkan hal itu, Politeknik KP Sidoarjo menggunakan sistem pendidikan vokasi, dengan porsi 70 persen praktik dan 30 persen teori, melalui pendekatan teaching factory (Tefa) yang dilengkapi berbagai sarana dan prasarana modern setara dunia usaha dan dunia industri.

“Kami menargetkan 10 persen lulusan satuan pendidikan KP menjadi wirausaha muda. Mereka harus dapat meningkatkan produksi serta pendapatan keluarga dan mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” tutur Sjarief.

Peserta didik tersebut, tambah Sjarief, 50 persennya merupakan anak pelaku utama (pembudidaya, penangkap, pengolah ikan, dan petambak garam). Dia juga mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan penerimaan anak pelaku utama menjadi 70 persen di tahun 2021.

Sjarief juga menuturkan bahwa saat ini sekitar 85 persen lulusan dari Politeknik KP Sidoarjo sudah diterima bekerja, baik itu di dunia usaha maupun dunia industri. Oleh karena itu, dia bertekad untuk terus mendorong lulusan yang dapat bermanfaat lagi bagi masyarakat.

“Potensi sumber daya kelautan dan perikanan sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal, untuk itu harus dapat diolah semaksimal mungkin, dengan tetap menjaga kelestariannya, untuk menciptakan lapangan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatakan kesejahteraan masyarakat,” tutur Sjarief.

  • Bagikan