Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas perikanan nasional, terutama pada subsektor budidaya. Maka dari itu, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) berupaya memaksimalkan perairan umum sebagai salah satu lahan produksi budidaya.
Seperti embung yang terdapat di berbagai daerah, selama ini dimanfaatkan untuk pengendalian air dari banjir, padahal juga memiliki fungsi ekonomi pada perikanan. Hal itulah yang mendasari KKP melakukan penebaran benih ikan nilem di Embung Karangasem, Kabupaten Klaten, pada Jum’at kemarin (22/1).
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto saat melakukan tebar benih ikan nilem bersama Anggota Komisi IV DPR RI, mengatakan bahwa kehadirannya tersebut untuk melihat kondisi perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Klaten.
Di samping itu, tambahnya, pihaknya juga membawa 500 ribu benih ikan nilem untuk ditebar ke beberapa embung yang ada di Kabupaten Klaten. Untuk embung Karangasem sendiri, benih ikan nilem yang ditebar yaitu sebanyak 100 ribu benih.
Menurutnya, embung tidak hanya berfungsi sebagai pengendalian banjir, namun juga untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat melalui pola Cultured Based Fisheries (CBF) atau dikenal dengan pola perikanan berbasis budidaya.
Dengan pola ini, perairan umum darat tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan, karena sistemnya lebih terukur dan kaidah kaidah prinsip budidaya bisa selalu diterapkan. Sehingga sangat tepat untuk dijadikan alternatif usaha masyarakat tanpa memberi dampak negatif terhadap fungsi utama perairan.
Slamet juga yakin pola CBF tersebut dapat memberikan multiplyer effect khususnya bagi masyarakat dan kepentingan daerah, terutama untuk mengantisipasi permasalahan perairan umum yang berkaitan dengan lingkungan, karena pola tersebut dinilai sangat efektif sebagai model penerapan budidaya berbasis ekosistem.
Adapun alasan menggunakan komoditas ikan nilem, karena jenis ikan ini termasuk pemakan plankton, sehingga sangat cocok ditebar di embung Karangasem yang memang memiliki banyak plankton. Selain itu, ikan nilem merupakan spesies ikan yang hampir punah dan digemari oleh masyarakat karena rasa daginya yang gurih serta perkembangannya cukup cepat.
KKP sendiri memiliki program perikanan budidaya, khususnya untuk konsumsi masyarakat yang diperuntukkan untuk meningkatkan gizi, mengurangi stunting dan juga meningkatkan ketahanan pangan serta untuk ekspor. Program tersebut juga dinilai sangat sesuai dengan potensi ketahanan pangan dan peningkatan gizi di Kabupaten Klaten.
“Penebaran benih ini sangat luar biasa karena dapat meningkatkan angka konsumsi makan ikan di Kabupaten Klaten. Kalau nasional, jumlah konsumsi ikannya sekitar 54,49 kg perkapita per tahun, di Kabupaten Klaten ini masih di bawah angka konsumsi nasional. Sehingga kita punya tujuan juga bagaimana agar masyarakat itu gemar makan ikan, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang,”ujar Slamet.
Disamping itu, tambahnya, saat ini harga daging sapi cukup mahal, sehingga sektor perikanan menjadi peluang yang sangat luar biasa baik untuk sektor bisnis dan juga mengajak masyarakat untuk mengonsumsi pangan sehat.
“Jadi kalau di Kabupaten Klaten ada yang mengusulkan bantuan yang berkaitan dengan program perikanan budidaya, kami siap bantu dan bergerak untuk Kabupaten Klaten ini”, papar Slamet.
Slamet berharap program tersebut dapat memberi manfaat bagi masyarakat di kemudian hari dan masyarakat bisa merawat dengan baik, sehingga nantinya jika ikan sudah berkembang biak bisa dimanfaatkan bersama sama.
Anggota Komisi IV DPR RI, Sunarna, yang juga hadir pada kegiatan tersebut, menambahkan bahwa program ini akan sangat bermanfaat bagi sekor perikanan di Klaten jika dikelola dengan baik. Untuk itu, ia memberikan apresiasi kepada KKP yang telah memberikan perhatian kepada Kabupaten Klaten.
Menurutnya, embung tersebut memiliki bayak manfaat dan menarik sebagai potensi wisata karena terdapat pemandangan gunung. Ia juga berharap ikan-ikan yang dibudidayakan dapat tumbuh besar dan kedepannya lebih beragam lagi jenis ikan yang dibudidayakan.
“Saya minta tolong kepada warga masyarakat agar apa yang sudah kita tebar saat ini bisa dipelihara dengan baik sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Sunarna.
Ia juga meminta kepada pihak KKP selain membina perikanan budidaya, juga dapat membina bagaimana mengolah hasil perikanan dengan baik, sehingga selain untuk konsumsi warga Klaten, juga bisa menjadi lahan bisnis.
“Di era pandemi adalah waktu yang tepat untuk gerakkan makan ikan, karena harga daging sapi sedang mahal dan kita semua harus tahu bahwa protein bukan hanya dari daging sapi dan ayam saja, tapi justru yang terbesar adalah dari ikan. Disamping itu, sektor perikanan juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” ujarnya.