Gagal dengan Model Konvensional, Richard Malah Sukses Pertanian Hidroponik

  • Bagikan
Richard, pemilik JiriFarm

Mediatani – Tren bertani hidroponik belakangan ini tengah mengalami peningkatan. Pasalnya, model pertanian ini merupakan salah satu solusi untuk bertani di lahan terbatas sehingga cocok diterapkan di wilayah perkotaan.

Selain bisa meminimalisir pembelian pangan untuk dikonsumsi, pelaku usaha juga bisa meraup cuan dari bisnis hidroponik ini. Meski demikian, hal ini tentu hanya bisa dicapai dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang tepat.

Richard Subidio Halim (31) merupakan salah satu orang yang berhasil menggeluti bisnis ini. Keuntungan yang diperolehnya pun terbilang cukup memuaskan karena bisa menjual hasil panen yang mencapai 1 ton per bulan.

Untuk mengetahui seperti apa Richard mengembangkan usaha hidroponiknya, yuk simak ulasan yang Mediatani lansir dari Sariagri berikut ini.

Manfaatkan Lahan Kosong

Richard menceritakan bahwa ia bersama sang ayah awalnya menjalankan usaha pabrik bingkai. Di pabrik tersebut ternyata terdapat lahan kosong yang belum termanfaatkan. Mereka pun berinisiatif menggunakan lahan itu untuk menanam cabai.

“Jadi sebenarnya kita dulu punya pabrik bingkai foto. Terus ceritanya kita di pabrik ini terdapat lahan kosong, kita iseng-iseng tanamin cabai kalau gak salah,” ungkap Richard yang juga merupakan pemilik JiriFarm.

Namun, ia mengaku gagal memelihara cabai tersebut karena belum berpengalaman dan tidak memiliki background pertanian. Setelah mempelajari berbagai referensi, ia menemukan model pertanian dengan sistem hidroponik.

Menurut Richard, bertani dengan sistem hidroponik lebih praktis dan perawatan lebih mudah dibanding pertanian dengan model konvensional.

“Biasanya kalau kita tanam di tanah itu kan ada kendala hama dan penyakit yang kita gak terlalu familiar, kalau kita di hidroponik hama lebih sedikit dan bersih lingkungannya. Yaudah terus jalan akhirnya buka greenhouse,” ujarnya.

Seiring berkembangnya usaha hidroponik tersebut, beberapa customer yang melihat kebunnya itu ternyata juga tertarik untuk membuatnya di rumah masing-masing. Hal itu pun dimanfaatkan Richard untuk menjual peralatan kit hidroponik rumahan sekaligus memeberikan pelatihan.

“Akhirnya kita masuk juga jual peralatannya bikin kit hidroponik buat rumahan sekaligus pelatihannya. Terus ya semakin kesini makin banyak sih orang yang mau bikin kebun,” terangnya.

Jenis Sayuran dan Metode yang Diterapkan

Ada 7 jenis sayuran yang ditanam Richard di kebun JiriFarm, mulai dari bayam hijau, bayam merah, kangkung, caisim, kailan, pakcoy hingga selada keriting. Sayur-sayuran tersebut ditanamnya di hidroponik menggunakan metode NFT (Nutrient Film Technique).

Menurutnya, metode NFT yang diterapkannya itu membuat pertumbuhan sayurannya lebih bagus dan lebih mudah dirawat.

Sayuran hasil panennya itu dipasarkan ke sejumlah tempat, ada yang dijual di toko-toko buah dan ada juga dijualnya ke reseller. Dari bisnis sayuran hidroponiknya itu, Richard bisa meraup omset hingga puluhan juta rupiah per bulannya.

“Sebulan omset Rp50 jutaan pasti dapat sih,” pungkasnya.

  • Bagikan