Mediatani – Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) diperingati setiap tanggal 21 November. HARKANNAS tersebut ditetapkan oleh Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 24 Januari 2014 melalui Surat Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang Hari Ikan Nasional.
Pada dasarnya, peringatan HARKANNAS ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya ikan sebagai salah satu bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.
Selain itu, peringatan ini juga dilakukan untuk mengingatkan bahwa Indonesia yang dijuluki negara maritim ini memiliki potensi perikanan yang perlu dimanfaatkan secara optimal dengan tetap berprinsip pada kelestarian alam.
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki laut seluas 5,8 juta km2 dengan jumlah pulau ±17.504 dan garis pantai 95.000 km terpanjang kedua di dunia. Indonesia juga memiliki potensi sumber daya ikan yang beraneka ragam dan jumlahnya melimpah.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, potensi sumber daya ikan nasional mencapai 65 juta ton/tahun. Jika jumlah itu dirincikan, perikanan tangkap sebesar 7,4 juta ton/tahun dan budidaya sebesar 57,6 juta ton/tahun.
Potensi itu adalah anugerah bagi Bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta pendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional.
Meski demikian, ternyata tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih tergolong rendah. Untuk mengatasi itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan tingkat konsumsi ikan di tahun 2020 hingga 2024 dari yang semula berjumlah 56,39 kg/kapita/tahun ditahun 2020 menjadi 62,50 kg/kapita/tahun ditahun 2024.
Adapun langkah yang dilakukan oleh KKP yaitu berupaya untuk terus mendorong peningkatan produksi, pengembangan pengolahan produk perikanan, penyediaan sarana pemasaran yang representatif, mengembangkan sistem logistik dan mendistribusikan ikan dari daerah produsen hingga konsumen.
Selain itu, sejak 2004, KKP juga menginisiasi sebuah program nasional Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang sifatnya promotif dan dilakukan dalam berbagai kegiatan, antara lain kampanye terbuka, penayangan iklan layanan masyarakat, dan lomba masak serba ikan.
Sampai saat ini, GEMARIKAN terus berkembang serta diadopsi oleh beberapa pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota, pelaku usaha, organisasi masyararakat dan kementerian/lembaga terkait.
Beberapa kegiatan Gemarikan diantaranya, Pameran produk kelautan dan perikanan di dalam negeri, lomba masak serba ikan tingkat nasional, bazaar produk dan kuliner perikanan, kerjasama mitra gemarikan, lomba inovasi menu masakan ikan, festival perikanan nusantara dalam rangka Hari Ikan Nasional 21 November, pembentukan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) tingkat daerah dan pusat, Rakor Gemarikan dan Forikan.
Untuk tahun 2020 ini, Hari Ikan Nasional yang ke-7 diperingati dengan tema “Makan Ikan Tingkatkan Imunitas Lawan Covid dan Stunting.” Tema tersebut dibuat untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi pangan bergizi dalam mengatasi masalah stunting dan sebagai peningkat imunitas dalam menangkal penularan covid-19 di tanah air.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Artati Widiarti menilai Hari Ikan Nasional setiap 21 November, menjadi momentum penting untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat.
“Seluruh bagian dari ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk bernilai tinggi,” kata Artati dilansir dari Antara, Sabtu (21/11/2020).
Menurut dia, komponen ikan tidak hanya dalam produk pangan, tetapi juga dalam beragam hal lainnya seperti produk farmasi, kosmetik, pangan fungsional, material medis hingga fesyen. Dengan demikian, lanjutnya, konsumsi ikan tidak hanya menyehatkan tetapi juga bermanfaat antara lain dalam merawat kecantikan.
Praktisi bidang pengobatan antipenuaan dr Haekal Anshari, mengungkapkan bahwa semua jenis ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air laut memiliki nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan kulit.
Nutrisi tersebut, masih menurut Haekal Ansari, di antaranya protein yang bisa menjaga elastisitas kulit wajah kemudian omega 3, bisa menjadi tabir surya bagi kulit.
Dikatakannya, vitamin A yang terkandung pada ikan, membantu meregenerasi kulit, mengecilkan pori-pori kulit dan mencegah keriput. Kemudian, lanjutnya, vitamin E pada ikan bisa menjadi antioksidan bagi kulit karena memperpanjang usia kulit, meningkatkan imunitas dan sirkulasi darah pada kulit.
Pakar nutrisi dr. Raissa Edwina Djuanda mengatakan mengonsumsi ikan bisa bikin orang panjang umur. Hal itu, ujar dia, berdasarkan sebuah penelitian yang menyebut bahwa orang yang mengonsumsi ikan minimal 1 kali setiap minggu memiliki risiko kematian 15 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak mengonsumsi ikan.
“Penelitian lain juga menyebutkan manfaat medis dari mengonsumsi ikan adalah menurunkan penyakit diabetes tipe 2, inflamasi, kanker, demensia, dan status psikologis,” kata dr. Raissa.