HKTI Dorong Peternak Dombos Jadi Pengusaha Professional Lewat Program Matching Fund

  • Bagikan
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Antara
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Antara

Mediatani – Domba Wonosobo atau hewan ternak yang sering disebut Dombos ini adalah jenis ternak penghasil daging yang memiliki kemampuan pertumbuhan yang cepat. Selain itu, hewan ternak ini juga dikembangkan sebagai penghasil bulu karena memiliki bulu yang lebat di seluruh tubuhnya.

Bulunya dapat menghasilkan wol dengan kualitas tinggi yang dapat diolah menjadi produk kerajinan rumah tangga yang bernilai ekonomi tinggi. Meski demikian, usaha ternak domba yang banyak diambil bulunya sebagai bahan baku kain berkualitas ekspor tersebut seolah jalan di tempat.

Karena alasan itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mendorong para peternak domba khas Wonosobo mulai bertransformasi ke arah usaha yang lebih profesional.

Hal itu dilakukan agar ke depan para peternak tersebut dapat berdampingan dengan kalangan perbankan untuk pengembangan usahanya.

Dilansir pada laman medcom.id, Ketua HKTI sekaligus Bupati Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo mengatakan, keberadaan para peternak domba khas Wonosobo selama ini kurang dilirik kalangan perbankan.

Memahami kondisi tersebut, melalui program “Matching Fund” HKTI Kabupaten Wonosobo bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada tahap awal mengajak para peternak domba mengikuti program ini.

Program “matching fund” ini dilakukan sebagai awal upaya mendorong para peternak domba agar memiliki manajemen ala perusahaan. Jika pola manajemen ini diterapkan dengan baik, pembukuannya akan menjadi lebih rapi dan perhitungan akuntansi yang jelas.

Sebab, peternak domba di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi besar dalam mendukung sektor ekonomi kreatif, yang nantinya akan menjadi produk unggulan khas daerah.

Ide ini diawali dengan mengajak para peternak domba untuk menggali apa saja potensi kreatif yang nantinya akan diangkat sebagai produk unggulan Wonosobo. Hal ini juga sejalan dengan program kerjanya untuk mewujudkan kemandirian daerah.

Upaya agar produk fashion dari Wonosobo benar-benar memiliki kekhasan dan berbeda dengan daerah lain. Salah satu yang bisa diangkat adalah produk fashion berbahan dasar kain yang berasal dari bulu domba.

Dengan memiliki bekal pengelolaan ternak ala perusahaan, nantinya diharapkan peternak domba akan mampu menggenjot jumlah ternaknya. Tujuannya agar saat industri fashion bergulir dan membutuhkan bahan dasar dalam jumlah banyak, tidak akan terkendala minimnya bulu domba.

“Pengembangan usaha yang tidak disertai modal tentu sulit, maka dari itu kami coba agar mereka nantinya dapat mengakses permodalan melalui perbankan dan siap dengan persyaratan dasar seperti pembukuan maupun akuntansinya,” katanya.

Inisiatif HKTI tersebut dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui pengembangan ternak dombos, karena kegiatan ini menarik banyak peternak milenial sebagai peserta di pelatihan ini.

Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menilai dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, tangguh, dan cerdas agar tercapai efektivitas dalam berbudidaya sehingga dihasilkan produk ternak yang efisien dan berdaya saing di tingkat global.

“Oleh karena itu, langkah regenerasi peternak juga diperlukan agar para milenial sebagai pemegang tampuk keberlanjutan usaha peternakan di masa-masa mendatang juga segera berkiprah mendukung upaya mulia ini,” katanya.

  • Bagikan