Mediatani – Minat masyarakat terhadap berbagai komoditas ikan hias terus mengalami peningkatan. Hal itu membuat budidaya ikan hias menjadi salah satu peluang usaha yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di masa pandemi.
Hal tersebut dinyatakan oleh Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/1/2021). Menurutnya, potensi dari budidaya ikan hias bisa menjadi andalan ekonomi sektor kelautan dan perikanan.
“Ikan hias menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia yang mampu menopang perekonomian masyarakat,” kata Slamet Soebjakto.
Maka dari itu, lanjutnya, KKP berkomitmen untuk terus mendorong sektor usaha produktif seperti budidaya ikan hias karena telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya di berbagai daerah.
Menurutnya, budidaya ikan merupakan sektor usaha yang terbuka sebagai salah satu peluang usaha baru yang muncul di saat pandemi Covid-19 menekan berbagai sektor usaha lainnya.
“Bisnis budidaya ikan hias termasuk salah satu peluang usaha produktif baru yang banyak diminati oleh sebagian masyarakat karena menjanjikan keuntungan yang besar apabila ditekuni,” ujar Slamet.
Slamet menilai pemasaran produk perikanan seperti ikan hias semakin mudah berkat kemajuan internet dan teknologi digital seperti akses belanja secara daring.
Ia memaparkan, banyak keunggulan dari sistem budidaya ikan hias tersebut, diantaranya yaitu tidak memerlukan lahan yang luas, nilai jual yang lebih tinggi dari ikan konsumsi serta perputaran uang yang relative cepat sehingga modal pelaku usaha dapat Kembali lebih cepat.
Slamet mengatakan, selain terus melakukan program diseminasi melalui webinar dan pelatihan, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan asosiasi serta para pelaku usaha ikan hias untuk dapat mensinkronkan program dengan pemerintah. Hal tersebut dilakukan guna mendukung peningkatan industri ikan hias nasional,
Selama tahun 2020, sebanyak 50 paket bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan hias telah disalurkan KKP kepada masyarakat, yaitu berupa benih, pakan, obat-obatan, wadah budidaya, sarana instalasi air dan listrik, serta berbagai peralatan pendukung lainnya. Untuk tahun 2021, KKP akan kembali menyalurkan paket tersebut sebanyak 150 paket.
Dalam beberapa tahun terakhir, KKP mencatat peningkatan yang dialami produksi ikan hias nasional, yaitu pada tahun 2017 sebanyak 1,19 miliar ekor menjadi 1,22 miliar ekor di tahun 2018. Dan terus tumbuh menjadi 1,28 miliar ekor dengan nilai yang mencapai Rp19,81 milyar pada tahun 2019.
Selain itu, ekspor ikan hias juga turut mengalami peningkatan signifikan dari 21 juta dolar AS menjadi 33 juta dollar selama tahun 2012-2019. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia di antaranya, yakni China, Amerika, Jepang, Inggris, Singapura, Korea, dan Australia.
Selain menggenjot dari sisi produksi, Slamet juga mengatakan perlunya pengembangan varian ikan hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Arwana, koi, cupang, gapi dan manvis merupakan komoditas andalan yang juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan mendongkrak nilai ekspor nasional.
Slamet juga menyebutkan beberapa ikan hias yang juga mengalami peningkatan penjualan selama masa pandemic, diataranya ikan cupang, guppy dan koi. Menurutnya, komoditas tersebut bahkan bisa memberikan keuntungan yang fantastis.
“Selain mendapat keuntungan ekonomis, ikan hias juga diyakini dapat menjadi obat stress bagi penikmatnya. Terutama dalam masa pandemi Covid-19 karena dapat turut menjaga imunitas dan semangat masyarakat dalam menghadapi situasi seperti sekarang” kata Slamet.
Dengan melakukan optimalisasi budidaya ikan hias bernilai ekonomis tinggi, diharapkan nantinya dapat menyerap banyak tenaga kerja dengan peningkatan pendapatan dan nilai tambah bagi masyarakat.