Ingin Tingkatkan Produksi Susu, Pemkab Malang Akan Impor Sperma Sapi dari China

  • Bagikan
ilustrasi semen beku/sperma sapi/ist

Mediatani – Keinginan Pemkab Malang untuk meningkatkan produksi susu bakal segera terwujud melalui upaya impor sperma sapi asal China.

Kerja sama dalam peningkatan produksi susu sapi antara Pemerintah Kabupaten Malang dengan Cina sebelumnya telah berlangsung dan akan kembali berlanjut.

Kerja sama itu dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dengan Shandong University, China di bidang peternakan sapi perah.

”Saat ini kita (Pemkab Malang) sedang proses untuk impor bibit dari China, namun karena waktu dari Shandong University datang ke sini (Kabupaten Malang) itu katanya kita tidak perlu impor sapinya. Jadi cukup semen beku atau sperma sapi dari sana saja,” ungkapnya saat ditemui awak media di Pringgitan Pendopo Agung Kabupaten Malang, Sabtu (16/1/2021), dikutip dari Jatimtimes.com,Senin, (18/1/2021).

MoU (Memorandum of Understanding) antar Pemkab Malang dan China tersebut muncul sejak akhir tahun 2020 lalu. Yang mana saat itu Sanusi mengklaim telah menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan Shandong University, China untuk meningkatkan produksi sapi perah di Kab. Malang.

Akan tetapi, karena adanya status pandemi Covid-19, kerja sama yang telah terjalin tersebut akhirnya ditunda sementara. Hingga akhirnya, pada awal tahun 2021 ini MoU itu dikabarkan kembali berlanjut.

”Semen beku dari Cina itu akan dikawinkan, disuntikkan di sini (Kabupaten Malang). Nanti dikawin-silangkan dengan sapi lokal. Dari situ, sehingga cepat adaptasinya. Nantinya anakan sapi yang dihasilkan itu sudah hasil dari sana (sapi China),” ungkapnya.

Menurut dia semen beku tersebut juga sudah bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin dari sapi yang dihasilkan.

”Semen beku atau sperma sapi dari China itu sudah dilakukan sexing spermatozoa. Jadi, spermanya itu sudah ada dua, jantan dan betina. Kalau mau betina ya, nanti lahirnya nanti 99 persen betina,” terangnya.

PT Greenfields Indonesia satu di antara peghasil susu sapi perah yang berlokasi di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, kata dia, sudah mulai mencoba untuk merealisasikan kawin silang sapi lokal dengan China tersebut.

”Ada, tapi punya Greenfields, banyak antara 5 ribu ekor di sana,” terang Sanusi saat ditanya apakah sudah ada sapi hasil semen dari China di Kabupaten Malang.

Nanti jika sapi produk dari China itu telah memiliki banyak populasi di Kabupaten Malang, Sanusi memperkirakan akan bisa mendongkrak produksi sapi perah yang ada saat ini.

”Kalau di sana (China) bisa menghasilkan susu 42 liter, tapi sapi China yang ada di Greenfields itu 35 liter. Sedangkan sapi lokal biasanya paling tinggi hanya bisa menghasilkan sekitar 20 liter, paling banyak segitu,” ucapnya.

Sekedar informasi dikutip dari situs biblembang.ditjenpkh.pertanian.go.id, Semen sendiri adalah mani yang berasal dari pejantan unggul yang digunakan untuk inseminasi buatan (IB).

Semen beku adalah semen yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehinggan menjadi semen beku dan disimpan dalam kontainer kriogenik berisi nitrogen cair pada suhu -196° C.

Saat akan digunakan untuk inseminasi buatan, semen beku tersebut dicairkan dengan air hangat 37° C – 38° C selama 15 detik – 30 detik (proses thawing).

Sementara itu, sebagai contoh Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang sendiri ialah balai nasional dengan tugas pokok dan fungsinya yakni memproduksi dan mendistribusikan semen beku.

Dalam memproduksi semen beku, BIB Lembang mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI 4869-1:2017 untuk semen beku sapi, SNI 4869-2:2017 untuk semen beku kerbau dan SNI 4869-3:2017 untuk semen beku kambing dan domba. (*)

  • Bagikan