Ini Alasan Kenapa Burung Puyuh Jadi Usaha Ternak yang Andal

  • Bagikan

Mediatani – Dalam situasi pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang mulai mencari peluang usaha untuk menstabilkan lagi kondisi perekonomiannya. Salah satu peluang usaha yang cukup potensial dan tahan terhadap terpaan pandemi yaitu bisnis peternakan.

Bisnis peternakan yang kali ini kami sarankan adalah beternak burung puyuh. Burung puyuh sendiri sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia sebagai bahan olahan makanan. Selain telur, daging burung puyuh juga sudah banyak diminati oleh masyarakat.

Burung puyuh

Burung puyuh terbagi menjadi beberapa spesies, akan tetapi jenis puyuh yang umum diternakkan berasal dari famili Phasianidae, misalnya spesies Coturnix coturnix japonica.

Selain itu ada pula spesies lain yang berasal dari famili Odontophoridae dan Turnicidae yang ditetapkan sebagai burung puyuh karena memiliki perilaku mirip.

Burung puyuh memiliki ukuran telur yang sangat kecil jika dibanding telur ayam, selain itu telurnya juga mempunyai corak hitam pada bagian cangkangnya. Meski berukuran lebih kecil, di pasaran justru harga telur puyuh lebih mahal dibanding telur ayam.

Burung puyuh merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang baru mau memulai bisnis di bidang peternakan. Selain dapat digunakan untuk belajar beternak, budidaya burung puyuh juga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan atau pekerjaan baru di tengah pandemi ini.

Burung puyuh memiliki beberapa kelebihan yang dapat diandalkan sebagai media untuk belajar beternak dan juga sebagai sarana untuk memulai suatu usaha.

Dilansir dari Republika, Dosen IPB University Danang Priyambodo, SPt, MSi, dari Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak Sekolah Vokasi menjelaskan beberapa kelebihan burung puyuh, yaitu:

1. Umur produksi cepat

Burung puyuh mulai memproduksi telur pada umur 40 hari setelah menetas. Dalam waktu kurang lebih sekitar 1,5 bulan kita sudah dapat memperoleh telur dari puyuh yang dipelihara.

2. Ukuran tubuh burung puyuh kecil

Tubuh burung puyuh yang berukuran kecil membuat biaya yang dikeluarkan oleh peternak tidak terlalu besar. Satu ekor puyuh dalam masa produksi telur hanya membutuhkan pakan sekitar 20-25 gram per hari nya dan hanya butuh luasan kandang sebesar 200 centimeter persegi untuk setiap ekornya. Kandang puyuh bisa disusun bertingkat, sehingga bisa dibudidayakan di lahan yang sempit atau di pekarangan rumah.

3. Produksi telurnya tinggi

Kalau kamu belum tau, satu ekor burung puyuh dapat memproduksi telur sebanyak 250-300 butir dalam 12 bulan masa bertelur.

4. Mudah dipelihara

Burung puyuh juga mudah dipelihara dan tidak membutuhkan waktu yang banyak dalam pemeliharaannya. Pemeliharaan burung puyuh hanya dilakukan pada pagi dan sore hari saja, di luar waktu tersebut dapat digunakan oleh peternak untuk aktivitas lainnya.

5. Memiliki daya tahan tubuh kuat

Meski ukuran tubuhnya yang kecil, burung puyuh dikenal sebagai unggas yang memiliki daya tahan terhadap penyakit yang baik. 

6. Harga yang murah

Danang mengungkap, telur puyuh memiliki harga yang murah, namun memiliki gizi yang baik. Harga telur puyuh yang murah saat ini Rp300 per butir, sangat terjangkau untuk dibeli oleh masyarakat. Telur puyuh juga sangat baik kandungan gizinya, sehingga permintaan akan telur puyuh akan selalu meningkat.

7. Kotoran buruh puyuh bisa untuk pupuk

Selain itu, Danang juga menerangkan bahwa kotoran burung puyuh juga sangat baik digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman buah atau sayuran, oleh karena itu kotoran puyuh dapat dimanfaatkan atau dijual sebagai pendapatan tambahan.

Warga Labuapi beternak puyuh

Salah seorang peternak yakni Iskandar, yang beternak burung puyuh di Dusun Karang Bucu, Desa Bagik Polak Barat memiliki 1.500 ekor burung puyuh dan dipelihara secara mandiri. Mulai dari pengembangbiakan hingga penangkaran, semuanya dilakukan Iskandar di halaman rumahnya.

Dari 1.500 burung  puyuh tersebut, dalam sehari, Iskandar bisa mendapatkan 360 butir telur yang kemudian dijual kepada pengepul yang sudah menjadi langganan tetapnya. Sebagian lagi dijual ke Pasar Kediri.

“Panen telur dilakukan setiap hari,” katanya.

Satu papan trey berisi 90 butir telur dijual Iskandar seharga Rp 28.000. Sehingga dalam sehari sedikitnya dari penjualan telur, Iskandar mendapat Rp 112 ribu. Selain itu, dia juga bisa menjual burung puyuh. Harganya Rp 10.000 per ekor.

  • Bagikan