Ini Berbagai Teknologi Pertanian Modern yang Sudah Ada di Indonesia

  • Bagikan
Penggunaan drone untuk pertanian

Mediatani – Teknologi pertanian masa depan perlu dipikirkan dan dirancang sejak sekarang. Pasalnya, menurut Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR) akan terjadi penurunan drastis produksi pertanian di tahun 2030-an sebagai dampak dari perubahan iklim.

Sehingga, untuk mengatasinya diperlukan teknologi terbaru yang digunakan dalam pembuatan sistem pertanian agar tetap bisa menghasilkan meskipun mengalami perubahan iklim. Salah satunya adalah metode Smart Farming Precision Agriculture.

Apa Itu Smart Farming Precision Agriculture?

Dalam Smart Farming Precision Agriculture terdapat dua metode pokok, yaitu:

1. Smart Farming

Smart farming merupakan sebuah metode pertanian cerdas yang menggunakan teknologi sebagai basisnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan sebuah platform yang dihubungkan dengan berbagai perangkat teknologi.

Penggunaan perangkat teknologi ini digunakan dalam pengumpulan berbagai informasi yang berhubungan dengan pertanian. Seperti status hara dalam tanah, kondisi cuaca, kelembapan udara, dan lain sebagainya.

2. Precision Agriculture

Teknologi pertanian masa depan yang satu ini berfokus pada penggunaan pestisida dan pupuk agar sesuai dengan kebutuhan. Data kebutuhan ini akan dikelola langsung berdasarkan data yang ada pada teknologi sehingga dosisnya akan sesuai tidak berlebihan.

Keuntungannya adalah pupuk dan pestisida yang digunakan sesuai dengan kebutuhan akan menjaga kelestarian tanah dan kesehatan serta memotong biaya produksi.

Teknologi Pertanian Masa Depan yang Sudah Ada di Indonesia

Penerapan smart farming precision agriculture pastinya membutuhkan alat-alat yang berbasis teknologi. Beberapa alat yang sudah tersedia di Indonesia di antaranya adalah:

1. Agri Drone Sprayer

Agri Drone Sprayer

Alat ini digunakan untuk melakukan penyemprotan pestisida dan pupuk cair dengan lebih presisi. Dengan begitu, pemberian pupuk dan pestisida secara berlebih juga bisa dihindari. Selama ini, pertanian cenderung menggunakan pestisida secara berlebihan untuk membunuh hama.

Padahal, hal tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan dan juga kelestarian lingkungan. Dengan hadirnya alat ini, penggunaan pestisida dan pupuk lebih terkontrol sehingga hasil pertanian lebih aman untuk dikonsumsi.

2. Drone Surveillance

Pemetaan menggunakan drone

Alat ini membantu petani dalam melakukan pemetaan lahan pertanian. Melalui drone, kondisi pertanian bisa dipantau dengan lebih mudah hanya dengan menggunakan satu alat.

Dari hasil pemetaan tersebut, petani bisa mengetahui secara jelas mengenai kondisi tanaman di dalam pertanian. Sehingga, apabila ada kendala bisa segera dilakukan perbaikan agar tidak merambat ke tanaman lain disekitarnya.

3. Soil and Weather Sensor

Soil and Weather Sensor

Alat ini akan terpasang di lahan pertanian dan membantu petani dalam mengawasi kondisi tanaman dan kondisi lingkungan di sekitar lahan.

Data yang bisa didapatkan dari alat ini diantaranya adalah pH tanah, suhu udara, kelembapan udara dan tanah, kadar air dalam tanah, sampai dengan estimasi masa panen tanaman tersebut.

Keuntungan Menggunakan Smart Farming Precision Agriculture

Penggunaan teknologi terbaru pastinya akan memberikan kemudahan bagi para petani, namun ada juga beberapa keuntungan yang akan diperoleh, yaitu:

  • Dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan petani dari hasil pertanian yang dikelola dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.
  • Dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani dan masyarakat desa. Dengan keuntungan yang semakin besar sebagai akibat dari penerapan teknologi pertanian masa depan, maka bisa meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani dibandingkan dengan sekarang.
  • Menghemat pengeluaran untuk penggunaan pupuk. Penggunaan pupuk dengan cara biasa hanya menggunakan perkiraan dari sang petani. Namun, jika sudah menggunakan alat, pupuk yang diberikan akan sesuai dengan kebutuhan tanaman di pertanian.
  • Menghemat pengeluaran untuk penggunaan pestisida. Pertanian Indonesia termasuk masih sangat banyak menggunakan pestisida dalam mengusir hama.

Dengan menggunakan alat-alat berbasis teknologi, maka penggunaan pestisida dilakukan sesuai dengan kebutuhan saja. Selain menghemat biaya produksi, petani juga akan menghasilkan produk yang lebih sehat dan menjaga kelestarian lingkungan.

Kendala Penerapan Smart Farming Precision Agriculture di Indonesia

Meskipun memiliki banyak keuntungan dan kemudahan, penerapan metode ini masih memiliki kendala dalam penerapannya di pertanian Indonesia. Kendala yang harus dipahami dan bisa menjadi bahan perbaikan adalah:

1. Rendahnya Tingkat Adopsi Petani

Petani di Indonesia didominasi oleh masyarakat desa dan berada di usia yang sudah sulit mengoperasikan segala hal yang berbasis teknologi pintar. Sehingga, tingkat adopsi atau penyerapan teknologi oleh petani di Indonesia masih sangat rendah.

2. Biaya Pembelian Alat yang Mahal

Untuk membeli alat-alat yang digunakan dalam smart farming precision agriculture membutuhkan modal yang besar. Hal ini membuat banyak petani yang tidak memiliki modal cukup untuk membeli berbagai alat berbasis teknologi pintar tersebut.

3. Keterbatasan Akses Internet

Penggunaan teknologi pintar sangat bergantung pada ketersediaan akses internet. Sayangnya, di Indonesia masih banyak daerah yang tidak memiliki akses internet.

Terlebih, lahan pertanian di Indonesia biasanya berada di daerah pedesaan atau pegunungan yang masih sangat minim mendapatkan kelancaran akses internet.

4. Persepsi Petani di Indonesia

Masih sangat banyak pertanian di Indonesia yang menggunakan metode tradisional dalam pengolahan lahannya, terutama pertanian dengan skala kecil.

Hal ini disebabkan karena persepsi petani di Indonesia yang menganggap bahwa jika masih bisa dilakukan dengan tenaga manusia, maka tidak memerlukan bantuan mesin.

Penggunaan mesin pertanian seperti traktor saja belum cukup banyak jika di lahan pertanian dengan skala kecil, apalagi jika menggunakan alat-alat berbasis teknologi pintar ini.

 **

Teknologi pertanian masa depan memang seharusnya sudah mulai disosialisasikan dan diterapkan secara luas kepada petani di Indonesia. Hal ini karena perubahan iklim tidak bisa dihindari, tapi kita bisa mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan teknologi pintar masa kini.

  • Bagikan