Mediatani – Belakangan ini, ikan hias semakin diminati di berbagai kalangan masyarakat. Hal itu membuat permintaan pakan ikan hias pun ikut meningkat. Pasalnya, baik pembudidaya maupun pehobi sama-sama membutuhkan pakan tersebut untuk ikan hiasnya.
Salah satu jenis pakan ikan yang paling favorit di kalangan pecinta ikan hias adalah kutu air, karena hewan air ini memiliki kandungan gizi yang banyak dan dibutuhkan oleh ikan. Selain itu, pakan alami ini tidak memiliki dampak negatif sehingga sangat cocok untuk ikan cupang maupun ikan hias lainnya.
Maka dari itu, membudidayakan kutu air memiliki banyak keutungan, karena selain bisa diberikan untuk ikan hias yang Anda pelihara, juga bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di tengah pandemi Covid-19.
Kelebihan lain pada budidaya kutu air ini yaitu prosesnya mudah, tidak memerlukan waktu dan sangat fleksibel untuk aktivitas lain serta tidak membutuhkan lahan yang luas. Bahkan, cukup dengan menggunakan ember, Anda sudah bisa membudidayakan kutu air.
Bagi Anda yang tertarik untuk membudidayakan kutu air, berikut Mediatani rangkum cara budidaya kutu air di ember.
Bibit kutu air
Di tahap awal, Anda membutuhkan kutu air untuk dijadikan sebagai indukan atau starter. Untuk mendapatkan bibit kutu air, Anda bisa mencarinya sendiri di sekitar selokan dan genangan air. Kutu air hidup mengambang di permukaan air, bergerombol dan memiliki ciri-ciri berwarna coklat kemerahan.
Kalau ingin lebih praktis, Anda bisa membeli bibit kutu air di beberapa tempat, mulai dari toko ikan atau di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT). Cukup dengan modal Rp.10.000, Anda sudah dapat membelinya dalam jumlah yang banyak.
Membuat bibit kutu air
Kutu air juga dapat Anda buat sendiri dengan menggunakan sayuran busuk, ampas kedelai, air susu atau air teh, serta kotoran ayam dan air selokan.
Jika menggunakan sayuran kol busuk, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, mencuci sayuran kol yang sudah membusuk tersebut. Lalu, masukkan kol ke dalam tempat atau wadah yang berisi air dan simpan 1 minggu.
Setela seminggu, kotoran dari sayur kol tersebut biasanya akan turun ke dasar wadah dan akan muncul bibit kutu air.Namun, jangan biarkan bibit kutu air ini terkena sinar matahari langsung. Pasalnya, sinar matahari langsung dapat merusak proses perkembangan bibit tersebut.
Tempat atau wadah pembiakan kutu air
Tempat atau wadah yang digunakan untuk membudidayakan kutu air biasanya berupa bak atau ember plastik berukuran besar. Setelah wadah siap, taburkan kapur untuk menetralkan tingkat keasaman sebelum dilakukan pengisian air ke dalam bak.
Tidak perlu memenuhi wadah tersebut dengan air, karena kutu air tidak membutuhkan air yang dalam untuk hidup.
Pemberian pupuk untuk makanan kutu air
Kutu air juga perlu diberi makan, caranya yaitu dengan melakukan penebaran pupuk kandang secukupnya, lalu dibiarkan selama 4 sampai 5 hari. Pemberian pupuk tersebut akan memunculkan plankton yang merupakan makanan dari kutu air. Wana air yang berubah menjadi cokelat kehijauan menandakan perkembangbiakan plankton.
Selain pupuk kandang, ada beberapa bahan lagi yang dapat digunakan sebagai pupuk, seperti tepung terigu, tepung tapioka, dedak, ragi, limbah cair tahu, dan eceng gondok.
Cara memanen kutu air
Kutu air dapat dipanen dalam waktu 10 sampai 11 hari setelah proses pembuatannya. Setelah beberapa hari itu, biasanya warna permukaan air akan berubah menjadi merah yang menandakan adanya ribuan kutu air.
Memanen kutu air dapat menggunakan jaring halus. Setelah kutu air diambil menggunakan jaring halus. Sebelum digunakan sebagai pakan ikan hias, sebaiknya cuci terlebih dahulu kutu air tersebut dengan air bersih.