Mediatani – Komedian Indonesia Muhammad Azis atau kerap disapa Azis Gagap membagikan pengalamannya seputar tips dan trik menjalankan usaha peternakan sapi potong di wilayah perkotaan dengan peluang memberikan keuntungan maksimal.
“Kuncinya dalam usaha peternakan ini, adalah pemeliharaan sapinya harus lakukan pengontrolan rutin. Jangan membuat sapi-sapi stres,” kata Azis dalam acara Webinar Usaha Peternakan Sapi di Kota Besar oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan, Rabu, lalu dikutip Minggu (14/2/2021) dari situs berita Antaranews.com.
Azis sendiri sudah menggeluti usaha peternakan sapi potong sejak sembilan tahun lalu di wilayah Tangerang Selatan.
Tidak hanya usaha peternakan, dirinya pun memiliki usaha lain seperti kuliner dan juga pendidikan Islam.
Menurut dia, usaha peternakan sapi potong sangat menjanjikan dan memberikan keuntungan apabila dikelola dengan baik dan benar.
“Apalagi kalau sudah mendekati Hari Raya Kurban, itulah momen kita mendapatkan keuntungan,” ucap Azis.
Meski dengan keuntungan yang cukup, lanjut dia, menjalankan usaha peternakanpada wilayah perkotaan juga disebutnya tidak mudah.
Menurut Azis beberapa kendala yang dihadapinya ialah pada awal-awal mendirikan usaha tersebut, dirinya tak mengenal dengan baik cara memelihara hewan ternak ruminansia itu.
Akan tetapi dengan ketidaktahuan itu, Azis bisa atasi dengan banyak mencari tahu atau berkomunikasi dengan petugas peternakan yang ada di dinas terkait.
Kendala lainnya kata Azis adalah perihal pakan. Karena peternakannya berada di wilayah perkotaan maka otomatis mengalami kendala pakan. Selain itu soal lingkungan pula.
“Jadi kotoran ternak ini, kalau tak dikelola dengan baik maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,” kata Azis.
Azis pun kini telah memiliki empat ekor sapi potong dengan kapasitas kandang terisi 14 ekor. Kandang memiliki pengaturan kotoran juga diaturnya agar supaya tidak mencemari lingkungan sekitar.
Kotoran ternak miliknya kemudian diambil dan diolah menjadi pupuk kandang, baik pupuk padat maupun cair. Limbah kotoran ternak yang dibuang ke saluran umum sudah dalam kondisi aman bagi lingkungan.
“Ada jalur pembuangan limbahnya, limbah cair dialirkan ke empang. Air kotoran bisa jadi sumber pakan buat ikan, sedangkan limbah padatnya dijadikan pupuk kering,” kata Azis.
Azis mengingatkan agar kotoran ternak itu harus diambil secara rutin, lalu dilakukan penyemprotan kandang, sehingga kandangnya tidak menyebabkan aroma busuk.
Prospektif
Pemeran acara komedi Extravaganza itu optimis dan meyakini bahwa usaha sapi potong tersebut cukup prospektif.
Peternak pun harus bisa melihat peluang, usaha tersebut tidak hanya prospek dari penggemukan sapi saja, tapi usaha turunan seperti dari pengolahan kotoran ternak, baik urine maupun kotoran padatnya.
“Makanan, kotoran dan urinenya masing-masing punya tugas dan kemanfaatan masing-masing. Dan itu bisa jadi peluang untuk dikembangkan,” kata dia.
Kotoran hewan selain untuk pupuk, dapat juga dikelola menjadi sumber energi terbarukan yakni biogas.
Azis menambahkan bahwa untuk memulai usaha ternak sapi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui karakter, sifat dan watak dari hewan tersebut.
Lalu lanjut dia, peternak harus mencintai usaha tersebut, menjaga kesejahteraan hewan dan memperhatikan lingkungan.
“Tingkatkan jaringan kerukunan antar peternak dan sesama petani, sehingga memudahkan dalam hal pemasaran,” terang Azis.
Azis Gagap sendiri mengawali karier melawak melalui panggung lenong dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Selanjutnya, pada tahun 1999 ia mulai bekerja dengan Bagito dalam acara “Paviliun 21” di TVRI. Azis dengan melawak bersama Bagito berkenalan dengan Patrio.
Sejak tahun 2008 karier Azis mulai naik daun dengan melawak dalam Opera Van Java bersama Parto, Sule, Andre Taulany, dan Nunung. Azis juga sudah merambah dunia menyanyi dengan mengeluarkan album.
Pada tanggal 31 Maret 2020, Azis Gagap resmi mengundurkan diri dari Opera Van Java yang telah membesarkan namanya karena faktor usia dan juga karena ia ingin mengurus pondok pesantren yang diasuhnya. (*)