Inspiratif! Pensiunan PNS Abdikan Diri Bangun Sekolah hingga Peternakan Ayam

  • Bagikan
Nur Hadi menunjukkan peternakan ayamnya/Foto: Luqman sulistiyawan/via jawapos.radar semarang/ist

Mediatani – Setelah pensiun dari jabatan teras sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng nyatanya tak membuat sosok Nur Hadi Amiyanto berpangku tangan dan berleha-leha.

Sosok inspiratif ini justru mengabdikan dirinya dengan mendirikan sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) An-Nur di Desa Ngdirojo, Secang, Kabupaten Magelang.

Pria 62 tahun ini, memang sejak pensiun tahun 2019 lalu, saat ini menghabiskan hari-harinya di Magelang. Bakan, kadang bolak-balik ke rumahnya yang di Semarang.

“Saya bolak-balik. Kebetulan di lingkungan tempat saya tinggal di Semarang juga masih menjabat sebagai ketua RW,” kata Hadi, melansir, Senin (31/5/2021) dari laman radarsemarang.jawapos.com.

Meski begitu, kecintaannya pada dunia pendidikan akhirnya mendorong Nur Hadi mendirikan sekolah PAUD dan TK. Apalagi, sosoknya berlatar belakang sebagai seorang pengajar, pernah menjabat kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jateng dan kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jateng.

“Sudah sejak lama saya berkeinginan mendirikan sebuah sekolah,” terangnya.

Keinginan mendirikan sekolah pun mulai direalisasikan tahun 2010 lalu dengan membeli tanah di Desa Ngadirojo, Secang, Kabupaten Magelang. Luasnya 11.500 meter.

Selain digunakan untuk sekolah, tanah tersebut juga digunakan Nur Hadi untuk beternak dan bertani. “Awalnya, sekolah saya gratiskan. Karena di sekitar rumah banyak anak kecil dari keluarga menengah ke bawah” jelasnya.

Ternyata para orangtua siswa justru menginginkan untuk membayar. Karena adanya anggapan, jika sekolah gratis mutunya kurang berkualitas.

Akhirnya para orangtua pun membayar sekadarnya. Selebihnya, untuk operasional sekolah berasal dari hasil ternak ayam petelur dan pertanian di lahannya.

Saat ini telah ada 38 siswa yang sekolah di PAUD dan TK An-Nur. Untuk ternak sendiri, Nur Hadi mempunyai 2.600 ekor ayam petelur.

Setiap harinya, ia pun selalu menjual telur hasil ternaknya ke Magelang dan Kota Semarang. Hasilnya pun lumayan untuk mencukupi biaya operasional sekolah dan menggaji lima orang karyawan pengurus pertanian di lahannya serta tiga orang guru PAUD dan TK An-Nur.

Di samping itu, lanjut dia, Nur Hadi juga memelihara beberapa kambing yang kotorannya dimanfaatkan menjadi pupuk. Sebagian dijual dan sebagian digunakan memupuk tananam di lahannya.

“Kalau hanya mengandalkan gaji pensiunan, jelas tidak cukup untuk operasional sekolah. Makanya saya beternak dan bertani,” lanjutnya.

Nur Hadi pun tak merasa malu dan terbebani dengan kegiatan beternak dan bertani.

Justru, ia lebih menikmati kegiatannya itu. Apatah lagi, Nur Hadi punya keinginan untuk menjadi lansia yang mandiri. Tidak merepotkan keluarga maupun orang lain.

“Sebelum pensiun, saya sudah terbiasa bekerja dengan tekanan. Sehari tidur paling hanya 3 sampai 4 jam. Jadi sekarang kalau disuruh diam nggak bisa. Malah jadi stres,” kelakarnya.

Di masa tuanya, Nur Hadi tidak ingin mengejar materi. Semua hasil beternak dan bertani murni ia gunakan untuk sekolah maupun menggaji karyawannya.

Terkadang, hasilnya dibagikan ke masyarakat sekitar. “Saya merasa senang kalau pulang ke Magelang, karena rasanya menjadi tenang. Kegiatannya hanya bertani, beternak, dan ikut pengajian dengan masyarakat,” jelas Nur Hadi.

Ia menambahkan agar semakin menarik, ia juga memelihara rusa secara legal. Ia mendapatkannya dari Solo. Kini lingkungan rumah dan sekolahnya semakin terasa unik. Layaknya kebun binatang.

“Untuk rusa saya selalu bayar pajak, kemudian pemeliharaannya juga tidak murah. Bersyukur, siswa PAUD dan TK juga senang. Bahkan masyarakat sekitar juga banyak yang datang untuk sekadar melihat,” ucapnya. (*)

  • Bagikan