Mediatani – Talas Beneng saat ini tengah menjadi potensi baru yang sangat menjanjikan pada sektor perkebunan dan tanaman hortikultura lokal di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau.
Jika dilihat dari masa tanamnya yang terbilang singkat, tanaman ini memiliki prospek yang cukup bagus. Terlebih lagi, tanaman ini tahan terhadap hama dan pemasarannya juga tersedia. Karena itu, tidak mengherankan apabila talas beneng menjadi andalan baru bagi masyarakat petani Rohil.
Talas Beneng merupakan singkatan dari ‘besar dan koneng’ yang berarti berukuran besar dan berwarna kuning. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 2 tahun dengan produksi umbi sekitar 40-45 Kg.
Umbi yang dihasilkan bahkan bisa lebih besar saat dipanen berumur 2 tahun dengan estimasi produksi mencapai 400 ton, sehingga potensi pendapatan petani bisa mencapai sekitar 400 juta/hektare.
Di Kabupaten Rohil saat ini sudah ada sekitar 20 hektare (Ha) kebun talas beneng yang tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain, Tanah Putih, Sinaboi, Bangko, Bangko Pusako, Pujud, Kuba dan Bagan Sinembah, dengan sentra budidaya atau pilot project berada di Kepenghuluan Manggala Sakti, Kecamatan Tanah Putih.
Ketua Umum Perkumpulan Petani Talas Beneng Riau (P2tabenri), Rusli mengatakan, Kabupaten Rohil saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan budidaya talas beneng di Provinsi Riau dengan menargetkan sekitar 3 ribu Ha.
“Sejauh ini kita masih sebatas mengirim bahan baku, baik itu untuk umbi dan daun talas beneng. Peluang pasar masih terbuka lebar, sehingga terbuka peluang para pihak untuk saling bekerja sama dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkap Rusli, Minggu (19/6/22).
Menurutnya, daun talas Rohil yang diproduksi menjadi tembakau sudah menghasilkan produk rokok sendiri dan mulai untuk di pasarkan, walaupun pengolahannya masih menggunakan mesin di Semarang dan daerah Jawa lainnya.
“Karena di sana mesinnya ada untuk mengolah jadi rokok, kalau di sini masih manual, kita di Riau khususnya Rohil masih proses persiapan pabrik sendiri,” ucapnya..
Mewakili petani dan pengusaha talas beneng, Rusli berharap adanya dukungan nyata dari Pemerintah Kabupaten Rohil khususnya dan Provinsi Riau, mengingat potensi besar yang dapat berpengaruh kepada tingkat ekonomi masyarakat.
“Pemerintah sudah sangat mendukung, tapi sekarang ini belum ada anggaran dan kami harus mandiri melalui program pemberdayaan masyarakat. Mohon dukungan secara nyata, BumDes pun butuh percontohan,” ungkap Rusli
Rusli mengatakan, efek positif dari pengembangan Talas Beneng di Riau dan Rohil khususnya yang memiliki potensi alam untuk budidaya talas beneng ini yang paling utama adalah adanya penyerapan tenaga kerja.
“Jika perkebunan berada di Riau khususnya di Rohil, otomatis banyak tenaga kerja yang dibutuhkan mulai dari perkebunan, pabrik dan sebagainya. Peluang ekonomi untuk Rohil, Riau dan Sumatera sangat luar biasa, intinya ini bisa mendongkrak ekonomi masyarakat,” terangnya.