Upaya Pengendalian Hama Tikus di Kabupaten Garut
Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus memperkuat upaya pengendalian hama tanaman, khususnya hama tikus, melalui program Gerakan Serentak (Gertak) yang dilaksanakan di seluruh kecamatan. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas produksi pangan, terutama pada masa panen.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menjelaskan bahwa Gertak merupakan strategi penting dalam menghadapi serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dapat mengancam hasil pertanian. Ia berharap metode ini bisa efektif dan tepat sasaran sehingga pengendalian hama, khususnya tikus, bisa mencapai hasil optimal.
“Semoga segala upaya kita dalam pengendalian hama penyakit, termasuk hama tikus, bisa berjalan dengan baik dan tepat sasaran,” ujar Haeruman pada Minggu, 3 Agustus 2025.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Gertak telah dilakukan di beberapa wilayah. Salah satu yang terbaru adalah di Desa Margahayu, Kecamatan Leuwigoong, pada Jumat, 1 Agustus 2025 lalu. Program ini melibatkan berbagai pihak, seperti Unit Pelaksana Teknis Dispertan Garut, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Balai Penyuluhan Pertanian, serta Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat. Selain itu, kelompok tani juga turut serta dalam aksi lapangan.
Haeruman menyatakan bahwa seluruh personel diterjunkan ke 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Fokus utama saat ini adalah pengendalian hama tikus yang sering merusak tanaman secara masif dan berpotensi menurunkan hasil panen. Ia menegaskan bahwa kerja sama dengan petani dan pemilik lahan sangat penting dalam pelaksanaan Gertak.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami mengimbau semua pihak untuk bekerja sama dalam melaksanakan Gertak pengendalian hama tikus,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa program Gertak harus menjadi gerakan berkelanjutan, terutama menjelang musim panen. Pemerintah desa diminta untuk aktif memobilisasi petani di wilayahnya. Langkah ini merupakan bentuk antisipasi dini untuk menjaga hasil produksi tetap optimal dan menghindari kerugian besar akibat serangan hama. Tujuannya adalah menjaga ketahanan pangan dan mencegah penurunan drastis produksi gabah karena tikus.
Haeruman menyampaikan bahwa Gertak mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi maupun pusat melalui berbagai bentuk bantuan. Hal ini memperkuat komitmen daerah dalam menjaga keberlanjutan pertanian. Ia juga memberikan apresiasi kepada kalangan mahasiswa yang sedang menjalani kuliah kerja nyata atau KKN di wilayah Garut. Mereka turut serta membantu petani dalam mengendalikan hama di lahan pertanian.
“Kolaborasi ini diharapkan bisa membantu meningkatkan swasembada pangan, khususnya di Kabupaten Garut,” tutup Haeruman.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program pengendalian hama ini menjadi bagian penting dalam strategi menjaga keamanan pangan daerah sekaligus menjaga kesejahteraan petani dari ancaman gagal panen. Dengan pendekatan yang terpadu dan kolaboratif, diharapkan hasil pertanian di Garut tetap stabil dan berkualitas.