Jaga Kelestarian Lingkungan, Menteri Trenggono Prioritaskan Pengembangan Perikanan Budidaya

  • Bagikan
Penebaran benih yang dilakukan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono di Lapan Udara (Lanud) Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Mediatani – Selain untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong perputaran ekonomi masyarakat, pengembangan yang dilakukan pada perikanan budidaya diyakini bisa menjaga keberlanjutan lingkungan di suatu wilayah.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungan kerja yang dilakukan di Yogyakarta, Senin (18/1/2021) mengatakan bahwa slogan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di 2021 ini yaitu menggerakkan budidaya perikanan.

“Kita pilih sub sektor ini sebagai salah satu prioritas kerja karena budidaya adalah kelestarian, kebersinambungan untuk generasi berikut. Kalau tidak budidaya maka akan habis sumber daya perikanan,” ujar Menteri Trenggono.

Menteri Trenggono menyebutkan bahwa banyak komoditas selain ikan air tawar yang bisa dikembangkan dalam subsektor perikanan budidaya, diantaranya yaitu budidaya air payau, seperti udang vaname, kerapu, dan bawal.

“Untuk itu baik di laut maupun di darat, kita akan gerakkan budidaya termasuk udang dan sebagainya,” tambahnya.

Menurutnya, cukup banyak turunan ekonomi yang terdapat pada perikanan budidaya, seperti jual beli pakan, pembenihan hingga usaha pembesaran. Dengan berbagai usaha tersebut, perputaran ekonomi yang terjadi pun lebih besar dan peluang lapangan kerja untuk masyarakat juga lebih banyak.

Menteri Trenggono mencontohkan lokasi yang dikunjunginya di Provinsi D.I Yogyakarta itu. Ia mengetahui perikanan budidaya di darah tersebut mengalami perputaran uang yang mencapai miliaran rupiah.

“Tadi saya tanya bupati (Sleman), produksinya lebih 80 ribu ton per tahun. Bayangkan kalau kali Rp15 ribu saja, sudah berapa yang dihasilkan,” terangnya.

Orang nomor satu di KKP itu juga menjelaskan jika turunan dari perikanan budidaya di daerah tersebut terus dikembangkan, mulai dari soal pembibitan, pakan, dan lain sebagainya, ia yakin perputaran ekonomi yang terjadi lebih besar lagi.

Untuk pengembangan perikanan budidaya, KKP berencana akan menggalakkan kolaborasi dengan berbagai sektor, baik dengan kepala daerah, elemen masyarakat, instansi pemerintah lainnya, termasuk dengan perguruan tinggi.

Ia menilai sangat penting untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi, khususnya untuk memperkuat riset dan inovasi teknologi di sektor kelautan dan perikanan. Dengan memanfaatkan inovasi teknologi, akan lebih banyak lagi jumlah produksi yang dihasilkan, baik untuk komoditasnya maupun pakannya.

Menteri Trenggono berharap pemerintah dan perguruan tinggi dapat bekerja sama dalam melakukan pengembangan pakan, sehingga tidak ada lagi impor bahan baku pakan seperti tepung ikan, tepung kedelai dan tepung gandum.

Dalam kunjungan kerjanya di DIY, Menteri Trenggono meninjau dua tempat yang menjadi lokasi budidaya perikanan air tawar, yakni kolam budidaya air tawar di Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan embung ikan di Sleman. Pada kesempata itu, Menteri Trenggono menyerahkan secara simbolis bantuan berupa bibit ikan yang jumlah mencapai 7.500 ekor, terdiri dari ikan nila dan nilem.

Kegiatan perikanan budidaya yang dilakukan di Lanud Adisutjipto itu mendapat apresiasi dari Menteri Trenggono. Dengan memanfaatkan luas lahan yang mencapai 12,3 hektare, berbagai komoditas yang meliputi ikan nila, patin, gurame, bawal hingga koi bisa memiliki estimasi panen hingga 40 ton per tahun.

Menteri Trenggono juga meminta jajarannya untuk aktif bekerjasama dengan pemda dalam memberikan bimbingan dan pendampingan ke masyarakat sekitar, termasuk kepada para prajurit TNI di Lanud Adisutjipto. Dengan pengelolaan yang lebih baik, dia yakin jumlah panen akan ikut meningkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan Perikanan DIY, Bayu Mukti Sasongko memaparkan hasil perikanan budidaya DIY untuk komoditas unggulan ikan lele disusul nilam, bisa mencapai 93 ribu ton per tahun. Daerah dengan produksi terbanyak yaitu Sleman, Kulon Progo dan Bantul.

  • Bagikan