Kebun Lengkeng Ala TNI, Dijadikan Agrowisata Hingga Berpenghasilan Ratusan Juta.

  • Bagikan
Kebun Lengkeng

Mediatani – Memiliki kebun buah adalah salah satu cara investasi yang seringkali mendatangkan banyak untung, termasuk dengan memiliki kebun buah lengkeng. Lengkeng termasuk jenis buah yang memiliki permintaan cukup tinggi di pasaran.

Hal ini membuat banyak orang yang menjadikan buah lengkeng sebagai ladang bisnis yang menguntungkan, termasuk Pensiunan Jenderal TNI bernama Mayjen TNI (Purn) Edy Susanto dan seorang TNI sekaligus petani lengkeng bernama Mugiyanto.

Berikut ulasan selengkapnya:

  1. Pensiunan Jenderal TNI, Mayjen TNI (Purn) Edy Susanto

Masa pensiun umumnya banyak dimanfaatkan untuk beristirahat atau sekedar mencari kegiatan baru yang bermanfaat. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa menambah semangat para pensiunan.

Pensiunan Jenderal TNI bernama Mayjen TNI (Purn) Edy Susanto memilih untuk memanfaatkan masa purna tugasnya dengan kegiatan baru yang bermanfaat, termasuk dengan mengolah kebun lengkeng pribadinya. Kebun ini terletak pada Dusun Plaosan, Desa Donorojo Kabupaten Magelang, Jawa  Tengah. Kebun ini memiliki luas 5000 meter persegi atau setengah hektar.

Hasil panen dari kebun lengkeng ini bisa mencapai ratusan juta rupiah. Dari pohon yang sudah berumur tiga tahun sedikitnya bisa menghasilkan 30 hingga 70 kg per pohon dengan harga per kilo senilai Rp40.000. Kisaran pemasukan pada panen pertama tiga tahun Rp40.000 dikali 30 kg sama dengan Rp1.200.000. Jika hasil panen mencapai 70 kg maka hasilnya Rp2.800.000.

Untuk usia pohon di atas 4 tahun, paling sedikit bisa menghasilkan sekitar 100 kg per pohon. Dapat dihitung dengan jarak tanam ideal lima sampai tujuh meter, maka dalam 1 hektare lahan bisa menampung sekitar 250 pohon lengkeng.

  1. ANggota TNI Sekaligus Petani Lengkeng, Mugiyanto

Mugiyanto adalah seorang anggota TNI dan juga petani lengkeng kateki di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Di tengah keterbatasan fisik yang dia alami, dia mampu memberikan manfaat bagi orang banyak.

Berbekal pengetahuan bertani yang mempuni dia mampu mengubah wajah kebun buah menjadi destinasi wisata baru di kawasan Borobudur. Kebun tersebut memiliki konsep agro edukasi dan agrowisata dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.

Mugiyanto berpendapat bahwa dalam bertani atau berkebun diusahakan untuk mendapatkan hasil bukan hanya dari satu lubang saja. Tapi bertani atau berkebun bisa dipadukan dengan konsep agro edukasi dan agrowisata, dengan begini penghasilan bisa didapatkan dari hasil buahnya, edukasi, dan juga dari kunjungan wisata.

Kebun yang mulai dibangun sejak Februari 2015 ini berada di atas lahan seluas 1,3 hektare. Kebun ini milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola langsung oleh Mugiyanto dan posisinya hanya berjarak 1 km dari arah barat Candi Borobudur.

Di kebun tersebut terdapat 250 pohon lengkeng dan dalam satu tahun Mugiyanto bisa meng-supply 50 ton buah lengkeng. Hal ini membuat badan usaha desa tersebut menjadi kebun buah terbaik di Indonesia yang terverifikasi di Kementrian Pertanian. Salah satu penyebab unggulnya kebun buah ini karena satu tangkai dari satu pohon bisa menghasilkan 4,5 hingga 5 kg buah lengkeng kateki. Pohon di kebun ini tetap berbuah di luar musim dan menghasilkan nilai ekonomi cukup tinggi dan daya saing yang cukup tinggi juga.

 

Inilah dua kisah inspiratif dari pengusaha buah lengkeng yang tentunya dibangun dengan kerja keras dan kesungguhan. Apakah kamu juga berminat memulai bisnis buah lengkeng?

  • Bagikan