Mediatani – Dalam rangka membangkitkan perekonomian nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memacu produktivitas masyarakat kelautan dan perikanan di sejumlah daerah. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengembangkan potensi marikultur di Provinsi Lampung.
KKP melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung menyalurkan bantuan berupa benih ikan laut sebanyak 15.000 ekor yang terdiri dari ikan Kerapu, Kakap Putih dan Bawal Bintang.
Bantuan tersebut diberikan kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Banteng Pematang 1 yang beraktivitas di Kecamatan Pematang Sawah, Kabupaten Tenggamus, Lampung.
Kepala BBPBL Lampung Ujang Komarudin mengungkapkan bahwa hingga akhir Maret 2021, pihaknya telah menyalurkan 5.500 benih ikan pada KJA milik kelompok budidaya, sedangkan sisa benih tersebut akan kembali disalurkan apabila KJA telah dipersiapkan.
Ujang mengucapkan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang turut andil dalam upaya ini sehingga usaha budidaya laut di Pokdakan Banteng Pematang 1 dapat terealisasi.
“Sebagai perpanjangan tangan dari KKP, menjadi kewajiban BBPBL Lampung untuk dapat hadir di tengah masyarakat untuk mendorong sektor usaha di bidang kelautan dan perikanan,” ujar Ujang.
Menurutnya komoditas akses pasar untuk ikan laut cukup terbuka lebar dan bernilai tinggi sehingga masyarakat yang mengembangkan usaha budidaya laut bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang cukup tinggi.
“Dengan bantuan berupa benih dan pakan ikan serta pendampingan teknologi yang tepat guna, besar harapan kami agar usaha budidaya laut ini dapat terus berjalan dan dengan upaya bersama oleh semua pihak untuk menjaga keberlanjutan usaha kelompok ini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2020 lalu, BBPBL Lampung telah berhasil memproduksi benih ikan sebanyak 2,2 juta ekor untuk disalurkan kepada para pembudidaya yang ada di wilayah kerjanya maupun untuk kegiatan restocking.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menuturkan bahwa Indonesia memiliki potensi budidaya laut yang masih terbuka sangat lebar, dimana tingkat pemanfaatan lahan yang dilakukan masih dibawah 5 persen dari total potensi indikatif lahan budidaya laut yang sekitar 12 juta hektare.
Menurutnya, tenaga kerja produktif yang melimpah di Indonesia harus dimanfaatkan untuk melahirkan calon wirausahawan baru agar dapat memberikan terobosan dalam dunia usaha marikultur.
“Generasi muda yang lebih fasih dalam memanfaatkan teknologi seperti automatisasi sistem produksi dan digitalisasi tata niaga, sehingga rantai pasok semakin efisien,” jelas Slamet.
Selain itu, tambah Slamet, kompetensi pelaku usaha budidaya laut yang eksisting harus terus ditingkatkan agar mampu adaptif terhadap kemajuan teknologi sehingga hasil produksi yang optimal dapat terus dipacu.
Lebih lanjut Slamet menjelaskan bahwa dengan semakin meningkatnya permintaan pasar akan produk marikultur, pihaknya berharap pembudidaya ikan dapat terus memperkuat pengelolaan kelembagaan agar pembudidaya mendapatkan berbagai kemudahan, termasuk akses bantuan maupun permodalan.
Sementara itu, Komandan Korem 043/Garuda Hitam Brigjen TNI Toto Jumariono selaku pembina dari Pokdakan Banteng Pematang 1 mengaku bahwa Lampung memiliki potensi sumberdaya alam laut yang besar.
Hal tersebut membuatnya tergerak untuk bekerja sama dengan BBPBL Lampung dalam rangka pembinaan terhadap kelompok pembudidaya ikan laut dalam bidang usaha pembenihan maupun pembesaran, serta pengendalian penyakit dan kualitas air yang ada di provinsi Lampung.
Ia juga turut mengapresiasi Pokdakan Banteng Pematang 1 yang terus semangat dalam melakukan usaha budidaya laut dan mengupayakan pembuatan KJA dengan menggunakan bambu untuk menambah sarana KJA yang telah ada sebelumnya.
“Kami mengupayakan untuk dapat berkoordinasi secara aktif dengan instansi terkait dalam mempercepat pembangunan sosial ekonomi masyarakat dan membantu pemberdayaan masyarakat,” tegasnya.