Kemenko Perekonomian Dukung Pengembangan Komoditas Pertanian Lokal

  • Bagikan
Ilustrasi: Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso dalam kunjungan kerja ke Kota Madiun, ditemani Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (tengah) dan Walikota Madiun, H. Maidi (kiri) pada Sabtu (11/06)

Mediatani – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan komoditas pertanian lokal dengan potensi nilai ekonomi tinggi. Selain berpotensi untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, tanaman ini juga berpeluang menjadi solusi pangan alternatif dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang melanda tangah dunia saat ini.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam kunjungan kerja ke Kota Madiun pada Sabtu (11/6/2022), juga menyempatkan untuk hadir mengikuti kegiatan panen buah Golden Melon yang menjadi rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun ke-104 Kota Madiun, bersama dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim) dan Walikota Madiun.

Buah golden melon merupakan salah satu komoditas yang dikembangkan di Kota Madiun dan sudah menjadi sandaran perekonomian bagi masyarakat di kota tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Provinsi Jatim menjadi provinsi penghasil buah melon terbesar di Indonesia, dimana produksi melon di Provinsi Jatim pada 2021 mencapau 68.527 ton.

Sebelum Ngrowo Bening Edu Park ditetapkan menjadi lokasi pertanaman berbagai jenis tanaman Hortikultura, lahan yang menjadi lokasi acara panen buah tersebut merupakan bekas lahan tidur, yaitu rawa-rawa.

Berbagai jenis hortikultura yang ditanam di lahan seluas 10 hektare ini berupa sayur-sayuran (olerikultura), buah-buahan (frutikulutra), dan tanaman hias (florikultura).

Saat ini, pengembangan tanaman golden melon telah menerapkan sistem pertanian dengan menggunakan green house yang mampu menampung sebanyak 1.800 pohon melon.

Selain mengadakan acara panen melon, dalam rangkaian acara HUT Kota madiun ke-104, pemerintah kota Madiun juga mengadakan sosialisasi berbagai produk olahan dari tanaman porang.

Berbagai produk olahan tanaman tersebut di antaranya berupa nasi porang, pecel porang, hingga dawet porang. Tanaman porang sendiri memiliki potensi untuk menjadi pangan alternatif bagi masyarakat.

Tanaman porang masih memiliki potensi yang besar untuk dijadikan komoditas ekpor. Ini dikarenakan tanaman porang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pangan yang rendah kalori, industri kecantikan dan kesehatan, dan industri bahan perekat.

Pada 2020, ekspor tanaman porang mencapai puncaknya sebesar 20,5 ton dengan nilai jual Rp924,3 miliar. Negara-negara yang menjadi tujuan utama ekpor porang Indonesai di antaranya Taiwan, Tiongkok, Jepang, Vietnam dan Thailand.

Provinsi Jatim menjadi provinsi penghasil tanaman porang terbesar kedua setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menjadi provinsi dengan industri pengolahan tanaman porang terbesar di Indonesia.

Sesmenko Susiwijono menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sangat mendukung upaya pengembangan komoditas unggulan daerah berupa tanaman hortikultura maupun tanaman porang berikut produk olahannya.

“Karena selain mengerakkan perekonomian rakyat, produk olahan porang tersebut juga dapat menjadi alternatif pangan bagi rakyat serta mendukung ketahanan pangan yang menjadi salah satu isu global saat ini,” tambahnya.

Gubernur Jatim sangat mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Kota Madiun untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang bergelut di sektor pertanian melalu penanaman berbagai produk hortikulutra di Kota Madiun.

Walikota Madiun, H. Maidi mengatakan, pemerintah Kota Madiun akan mengelola lahan-lahan tidur yang ada untuk dimanfaatkan agar dapat menghasilkan produk-produk pertanian yang benilai ekonomis dan juga untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Madiun.

  • Bagikan