Kementan Bersama MSI Targetkan Singkong Tembus Industri Pangan

  • Bagikan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo

Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) di tahun 2022 akan mempopulerkan pengembangan budidaya singkong sampai pada hilirisasinya agar masuk ke industri pangan.

Hal ini dilakukan karena singkong yang dikenal sebagai salah satu pangan lokal ini punya potensi pasar yang lumayan besar. Selain itu, singkong juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk penderita penyakit autoimun, celiac serta penyakit usus karena tidak mengandung gluten.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebutkan bahwa singkong yang merupakan salah satu pangan lokal ini harus dikelola dengan serius dari budidaya hingga hilirisasi serta pengembangan pasar modern.

Oleh sebab itu, kehadiran pemerintah saat ini penting dalam mengintervensi hal ini bersama para pelaku usaha demi menjadikan budidaya singkong sebagai aktivitas utama. Terlebih lagi pada skala yang lebih luas dengan intervensi budidaya yang juga lebih serius.

“Kita harus bisa mengubah mindset bahwa menanam singkong bukan sebagai pekerjaan sambilan saja. Juga, usaha hilirisasi harus kita dorong untuk mapping daerah-daerah penghasil singkongnya,” ungkap Suwandi dalam acara webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, pada Rabu (9/2/2022).

Menurutnya, kunci dari makanan lokal terletak pada hilir market driven. Artinya, bagaimana membuat pasar agar pangan lokal bisa menjadi gaya hidup. Jika market driven dan pasar dibangun dengan baik, maka petani juga akan ikut berproduksi dengan baik.

Asisten Deputi Pangan, Kemenko Perekonomian Indonesia, Muhammad Saifulloh menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan peran sektor pertanian dan pengembangan sistem pangan yang berkelanjutan menjadi sebuah syarat utama, singkong punya potensi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sistem pangan nasional tersebut secara kolaboratif meningkatkan produksi pangan yang berkualitas dan aman, didukung oleh lingkungan yang kondusif, stabilitas akses pangan, efisiensi distribusi pangan, serta pemberian bantuan pangan bagi rumah tangga rawan pangan.

“Dalam meningkatkan potensi singkong ini usaha menciptakan brand merupakan hal yang utama agar lebih dikenal masyarakat dan mempermudah pemasaran serta pengemasan yang baik dibutuhkan untuk menjaga kualitas hasil produksinya,” terangnya.

Sementara itu, Akademisi Universitas Nasional (UNAS), Endang Sukara menyebutkan bahwa pati singkong merupakan sumber karbohidrat/kalori terbaik. Singkong bisa diolah menjadi pasta dengan viskositas tinggi dan stabil pada proses pembekuan oleh karenanya dapat dipakai sebagai sumber pangan utama.

“Tentunya karena sifat dan gizi yang terdapat pada singkong, Endang berpendapat bahwa singkong dapat menjadi sumber industri pangan baru yang menghasilkan. Pendapat ini didukung pula dengan berkembangnya produk olahan berbasis singkong yang semakin berkembang,” ujarnya.

Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAMMI), Rachmat Hidayat sangat mendukung upaya untuk pengembangan singkong hingga masuk ke industri pangan. Tetapi, dalam upaya pengembangan ini harus ada kemitraan, membuat klaster budidaya singkong, branding, inovasi berkelanjutan, pembenahan dan pelatihan di sektor hulu].

“Hal yang tak boleh dilupakan adalah dukungan kebijakan dan regulasi pemerintah serta pembinaan pendampingan UMKM pengolahan singkong,” pungkasnya.

  • Bagikan