Mediatani – Menggeluti industri perikanan masih menjadi ladang bisnis yang menjanjikan bagi masyarakat pesisir pantai. Sayangnya, masih banyak orang yang belum tahu cara memulai usaha ikan asin. Jika Sobat Mediatani tertarik menjalankan bisnis ini, maka ketahuilah proses pembuatan ikan asin di artikel ini.
Tenang saja, meskipun masih awam dengan dunia perikanan ini, jangan merasa pesimis karena ada banyak panduan yang bisa diaplikasikan. Usaha ikan asin dapat sukses jika metode yang diterapkan tepat dan layak. Oleh karena itu, simak informasi tentang panduan pembuatan ikan asin di sini.
Daerah Penghasil Ikan Asin di Indonesia
Indonesia memiliki banyak spot daerah yang sukses dalam memproduksi ikan asin. Jika sedang berlibur, Sobat Mediatani dapat mengunjungi daerah-daerah tersebut untuk melakukan survei atau riset kecil-kecilan. Daerah mana sajakah itu? Simak penjelasannya di sini:
1. Tanjung Binga, Kabupaten Belitung
Tanjung Binga merupakan daerah penghasil ikan asin terbesar di Indonesia. Desa ini merupakan kampung nelayan yang dihuni oleh Suku Bugis. Hampir 90 persen warganya bermata pencaharian sebagai nelayan, termasuk produsen ikan asin. Bahkan, ikan asin yang diproduksi oleh warga di desa ini telah diekspor ke berbagai negara.
2. Kronjo, Kabupaten Tangerang
Desa Kronjo merupakan desa yang terletak di perbatasan utara Laut Jawa. Letaknya yang strategis membuat warga yang bermukim di sana memilih menekuni mata pencaharian sebagai nelayan. Produksi ikan asin banyak dijadikan sebagai usaha warganya, bahkan menjadi sumber penghasilan utama.
Jenis-jenis ikan yang diolah menjadi ikan asin di antaranya yaitu ikan layang, kembung, petek, lesi, teri, tembang, pari, dan tongkol. Ikan asin ini didistribusikan ke berbagai daerah, seperti Pandeglang, Tangerang, Serang, Bogor, dan lain-lain.
3. Pulau Pasaran, Lampung
Pulau Pasaran memiliki luas sekitar 12 ha dan menjadi salah satu wilayah yang padat penduduk di Kota Bandar Lampung. Aktivitas warga di Pulau Pasaran setiap harinya yaitu memproduksi ikan asin.
Para pengrajin dapat memproduksi ikan teri asin sekitar 20 – 30 ton per hari yang dipasarkan ke berbagai daerah. Contohnya seperti Jabotabek, Bandung, Medan, dan Sumatera Utara. Jenis ikan yang menjadi primadona yaitu ikan teri karena harganya yang relatif mahal.
Sehingga, warga di Pulau Pasaran semakin serius menekuni produksi ikan asin tersebut. Selain memproduksi untuk kebutuhan pasar lokal, sebagian warga juga memproduksi untuk tujuan ekspor ke berbagai negara.
4. Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Bergeser ke pulau Jawa, ada Kabupaten Lamongan yang menjadi sentral produksi ikan asin di Jawa Timur. Daerah ini memiliki produksi ikan yang melimpah, sehingga pemerintah berinisiatif untuk meningkatkan nilai jual ikan melalui produksi ikan asin.
Pindang dan ikan asin merupakan produk andalan Kabupaten Lamongan di sektor perikanan. Inovasi akan terus dilakukan agar para pelaku usaha dapat menghasilkan produk unggulan yang berbasis ikan.
Ikan asin juga hadir dalam kemasan yang menarik agar animo masyarakat dapat semakin meningkat dalam mengkonsumsi ikan asin.
Proses Pembuatan Ikan Asin
Dengan menekuni bisnis ikan asin, secara tidak langsung Sobat Mediatani juga telah mendukung masyarakat untuk gemar makan ikan. Peluang usaha ini dapat menyasar ke berbagai sektor, contohnya untuk konsumsi rumah tangga ataupun kebutuhan usaha kuliner UMKM.
Untuk menjalankan bisnis ini, penting sekali untuk mengetahui proses pembuatan ikan asin dari awal. Proses yang perlu diterapkan yaitu sebagai berikut:
1. Siapkan Ikan
Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu dengan menyiapkan ikan asin. Siapkanlah ikan segar untuk bahan utama pembuatan ikan asin. Jika memakai ikan kecil seperti teri, maka proses pembuatannya tidak perlu disiangi. Hal ini tentu berbeda dengan ikan besar seperti tongkol, tenggiri, dan kakap. Ikan besar harus dibersihkan terlebih dahulu sisik, insang, dan isi perutnya.
Selain itu, tubuh ikan besar perlu dikoyak dari punggung ke perutnya, namun tidak sampai putus. Cara pembelahan ini akan menghasilkan bentuk yang mirip kupu-kupu. Adapun jenis ikan yang berukuran sedang dapat dibelah ataupun tidak dibelah.
2. Siapkan Larutan Garam
Langkah kedua yaitu sediakan larutan garam (NaCl murni) yang konsentrasinya sekitar 30-50%. Larutan garam lemah setidaknya membutuhkan 120 gram garam per 1 liter air. Adapun larutan garam kuat membutuhkan sekitar 270 gram garam dalam 1 liter air. Perbedaan takarannya cukup jauh, sehingga diperlukan kecermatan dalam pengukurannya.
3. Rendam Ikan
Setelah menyiapkan larutan garam, langkah berikutnya yaitu merendam ikan ke air tersebut. Masukkan ikan ke dalam larutan garam sampai tenggelam. Berikan pemberat agar ikan tidak dapat mengapung.
Rendam selama 1 sampai 2 hari, tergantung dengan kapasitas larutan garam, ukuran ikan, dan tingkat keasinan sesuai kebutuhan. Selama proses perendaman, upayakan agar suhunya tetap sejuk atau maksimal 20 Celcius. Jika udara terasa panas, taruhlah rendaman ikan di dalam kulkas.
4. Jemur
Setelah direndam, langkah berikutnya yaitu cuci ikan dengan air bersih dan jemur sampai mengering. Perlu diketahui bahwa ikan yang dijemur sebaiknya diletakkan di ruangan saat malam hari ataupun saat cuaca lembap. Hal ini karena air dapat menghalangi proses pengeringan. Bukan hanya itu, ikan yang tidak diawetkan dengan sempurna juga bisa menurun kualitasnya, bahkan membusuk.
—
Setelah mengetahui daerah-daerah penghasil ikan asin terbesar, semoga Sobat Mediatani dapat semakin termotivasi untuk menekuni bidang perikanan ini.
Menerapkan proses pembuatan ikan asin yang tepat seperti yang telah disebut di atas akan mendorong Sobat Mediatani menjadi produsen ikan asin terkemuka di Indonesia.