Kisah Ibu Eka Jalani Bisnis Pepes Ikan Bandeng dari Resep Warisan Keluarga

  • Bagikan
Eka Agung Sulistyaningsih

Mediatani – Usaha pengolahan ikan terus menggeliat di Tanah Air, terutama di bidang kuliner yang menjadi peluang bisnis menjanjikan di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu pengusaha yang juga mencoba bergerak di bidang produsen olahan makanan itu adalah Eka Agung Sulistyaningsih. Bisnis olahan ikan yang diberi nama Dapoer Intan ini mulai dijalankannya sejak tahun 2016.

Eka menceritakan awal mula dirinya menjalankan bisnis tersebut lantaran suaminya yang tengah bekerja di maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan sering melakukan perjalanan ke luar negeri. Saat di luar negeri, suaminya sering kesulitan untuk mendapatkan makanan yang cocok di lidahnyanya.

“Jadi, suami sering ke luar negeri dan mendapat kendala untuk memperoleh makanan yang pas di lidah. Karena taste atau rasa terkadang kurang pas dengan lidah kita orang Indonesia,” ujar Eka, dilansir dari Kumparan.

Selain itu, bisnis makanan ini juga didukung dengan banyaknya stok ikan bandeng yang merupakan hasil hobi memancing keluarganya. Oleh karena itu, dia mulai mencoba memanfaatkan berbagai peluang tersebut untuk membuat pepes bandeng.

Eka mengatakan masakan pepes bandeng itu petama kali dibuat oleh ibunya yang memang jago memasak. Masakan itu bahkan merupakan resep warisan keluarganya. Alhasil, banyak teman sepenerbangan suaminya yang suka dengan pepes bandeng itu.

Sejak itu, ia mulai menjual pepes bandeng buatannya untuk umum. Eka mengaku tak menyangka ternyata bisnis tersebut bisa berjalan dan banyak diterima oleh lidah masyarakat bahkan sampai ke luar negeri.

“Terkadang juga buat oleh-oleh sahabat kami yang diluar negeri dan ternyata mereka juga kangen dengan masakan Indonesia,” ungkap Eka.

Selama menjalankan bisnis, Eka juga sudah beberapa kali jatuh bangun. Namun, ia mengaku tetap semangat dan mendapat dukungan dari komunitas TDA yang sangat luar biasa. Hal itu membuat dirinya tetap bertahan dan terus mengembangkan bisnisnya.

Eka mengatakan bahwa dirinya bergabung dengan TDA tahun 2016. Di komunitas itu ia mendapat banyak hal untuk bisa mengembangkan bisnisnya, mulai dari sahabat yang berasal dari berbagai daerah, jaringan bisnis, mentor dan ilmu bisnis.

“Banyak berkah luar biasa yang Allah berikan ke kami, dari proses perijinan halal, BPOM juga sampai saat ini berkembang dengan team yang tidak mulus,” bebernya.

Disamping menjalankan bisnis tersebut, Eka juga mempelajari berbagai kandungan yang terdapat di dalam ikan bandeng, termasuk kandungan omega 3 yang diketahui ternyata lebih besar dari salmon.

Eka bahkan melakukan penelitian di laboratorium dan menemukan bahwa ikan bandeng memiliki kandungan DHA 44mg dan EPA 10mg yang sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak di masa pertumbuhan dan bagi ibu hamil yang sedang dalam masa perkembangan janin untuk kecerdasan.

“Sebenernya tidak hanya itu karena bandeng untuk Manula juga sangat baik untuk mencegah kepikunan dan kombinasi DHA dan EPA bisa mencegah penyakit hati dan jantung. Jadi pepes bandeng duri lunak ” Dapoer Intan” adalah makanan yang sehat, halal dan bergizi tinggi,” jelasnya.

EPA dan DHA merupakan asam lemak esensial yang sangat penting dalam menjaga fungsi otak dan retina mata pada manusia. Selain itu, EPA dan DHA juga berperan sebagai anti radang alami yang dapat bermanfaat pada orang yang mengalami radang sendi, asma atau alergi.

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya peradangan adalah mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan. Manfaat antioksidan dalam melawan radikal bebas itu bisa didapatkan dengan menyantap ikan bandeng.

Dia berharap bisnis yang dijalankannya ini dapat memberi manfaat yang lebih luas dan akan menjadi salah satu contoh baru dalam pelatihan kuliner dan catering di daerah. Selain itu, produk yang dibuatnya telah membuat banyak masyarakat yang semakin suka pepes bandeng karena lezat dan memiliki manfaat sangat banyak.

“Semoga bisa bermanfaat untuk banyak orang disekitar kami yang membutuhkan pekerjaan. Selama manusia hidup masih perlu makan, InsyAllah bisnis makanan akan tetap ada dan bertumbuh,” pungkasnya.

  • Bagikan