KKN Mandiri: Mahasiswa Untag Surabaya Bantu Peternak Ikan dengan Budidaya Sistem Aquaponik

  • Bagikan
Nazaretha Yoseph Aryo Pinto (Kompasiana)
Nazaretha Yoseph Aryo Pinto (Kompasiana)

Mediatani – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, telah memberi dampak ke berbagai sektor baik itu sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan, umkm dan lain-lain. Tak terkecuali di Indonesia, UMKM menjadi sektor yang paling merasakan penurunan ekonomi, seperti yang dialami oleh banyak peternak ikan.

Dilansir dari Kompasiana, seorang mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, Nazaretha Yoseph Aryo Pinto dari Fakultas Teknik Jurusan Elektro, mencoba membantu peternak ikan di daerah asalnya, yakni di Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik, dengan memgembangkan budidaya ikan sistem aquaponik.

Upaya yang dilakukan Aryo untuk meningkatkan perekonomian pembudidaya ikan itu merupakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Perguruan Tinggi yang memutuskan memberikan KKN Mandiri kepada Mahasiswa/Mahasiswinya untuk melaksanakan KKN di daerah domisili masing – masing.

Aquaponik

Aquaponik merupakan sistem budidaya berkelanjutan yang mengintergrasikan akuakultur dan hidroponik secara simbiotik dalam suatu lingkungan. Umumnya dalam kolam pemeliharaan, sisa ekskresi dari hewan budidaya akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang.

Namun dalam sistem aquaponik, hasil ekskresi ikan akan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, sehingga tanaman dapat memanfaatkannya sebagai nutrisi pertumbuhan. Air yang telah disaring oleh tanaman tersebut kemudian bersirkulasi kembali ke media budidaya ikan.

Kolam yang digunakan untuk budidaya ikan terbuat dari terpal, fiber, semen/tembok. Luas kolamnya disesuaikan dengan kebutuhan budidaya, namun sebaiknya tidak terlalu luas agar penempatan dan perawatannya dapat lebih mudah dilakukan. Idealnya, luas kolam yang dibuat yaitu 3 x 4 m atau 2 x 4 m, dengan tinggi kolam minimal 60 cm sampai 110 cm.

Untuk membuat sistem aquaponiknya, bahan-bahan yang digunakan seperti pada instalasi hidroponik biasanya, yaitu dengan menggunakan pipa/paralon dengan ukuran 2,5 inchi, reduce elbow, elbow, pompa air, netpot, rockwool, dan bibit tanaman.

Pipa/paralon yag disediakan dipotong dengan panjang 1 m atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah terpotong, pipa dibuatkan lubang dengan menggunakan bor yang berdiameter 5 cm (disesuaikan dengan netpot). Jarak antar lubang sekitar 15 sampai 20 cm.

Pada salah satu ujung pipa diberi lubang dengan besar 0,5 sampai 1 inchi, fungsinya sebagai saluran air dari kolam menuju paralon, sedangkan untuk menghubungkan pipa satu dengan pipa yang lainnya bisa menggunakan reduce elbow (sambungan pipa besar ke pipa kecil) dan juga elbow (pipa pembelok air).

Pipa penanaman dapat diletakkan dengan menggunakan rak atau langsung melintang di atas kolam. Setelah itu hubungkan pipa pada pompa menuju  pipa melalui lubang yang telah dibuat.

Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan aqaponik, yaitu bayam, selada, kangkung, tomat, labu siam, kacang panjang, cabai, dan kemangi. Sebelum dimasukkan ke net pot pada pipa, benih terlebih dahulu disemai pada tray atau rockwool.

Jika bibit telah memunculkan 2-4 daun maka tanaman sudah bisa dipindahkan ke net pot dan dipasang di lubang pipa/paralon. Kemudian nyalakan pompa. Air dari kolam ikan akan mengalir melalui pipa 0,5 inchi kemudian akan memenuhi pipa 2,5 inchi dengan kedalaman kurang lebih 5 cm, bila air sudah penuh melewati batas reduce elbow, maka air akan terbuang atau kembali menuju kolam ikan.

Program yang dilakukan Aryo sejak tanggal 10 Desember 2020 sampai dengan tanggal 21 Desember 2020 tersebut dibimbing oleh Bpk. Febby Rahmatullah Masruchin, ST. MT. selaku dosen pembimbing KKN. Selain sebagai tugas akhir, KKN mandiri ini juga bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

  • Bagikan