Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan menggelar Forum Promosi Investasi. Forum tersebut diharapkan dapat mendorong investasi pada pengembangan udang vaname di Kabupaten Pasuruan.
Hal tersebut dilakukan karena udang vaname merupakan komoditas unggulan yang akan dijadikan prioritas dalam mencapai target produksi nasional. Investasi pada udang vaname semakin mudah dengan tersedianya teknologi budidaya.
Selain itu, investasi udang vaname ini juga didukung dengan adanya infrastruktur dasar maupun pendukung, akses dan peluang pasar yang terbuka, keberpihakan regulasi serta adanya akses pembiayaan yang lebih mudah dan terjamin.
Direktur Jenderal (PDSPKP), Artati Widiarti menyampaikan Forum Promosi Investasi yang diselenggarakan itu bertema Pacu Minat Investasi pada Usaha Budidaya Udang Vaname dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan menuju Korporasi Usaha.
Artati menjelaskan hampir seluruh wilayah yang ada di Indonesia dapat dilakukan usaha budidaya udang vaname. Selain itu, udang termasuk sebagai salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi dan mudah dipasarkan. Terbukti, udang merupakan komoditas perikanan dengan nilai ekspor tertinggi.
“Produksi udang budidaya pada tahun 2019 mencapai 517.397 ton, dengan total nilai ekspor komoditas udang sebesar 1,72 miliar dolar AS,” sambung Artati.
Khusus kinerja investasi kelautan dan perikanan nasional tahun 2020, Jawa Timur berada pada peringkat pertama dengan realisasi investasi mencapai Rp1,53 triliun. Investasi komoditas udang di Jatim Rp140,1 miliar dan di Kabupaten Pasuruan realisasi investasi Rp188,79 miliar.
“Di Pasuruan 100% dikontribusikan oleh bidang usaha pengolahan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Usaha dan Investasi, Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto menyebutkan di Jatim, komoditas udang menempati urutan pertama dengan volume ekspor 83,02 ton. Jumlah ini mengalami pertumbuhan 23,10 persen pada periode 2019-2020 dengan nilai ekspor 755,62 juta dolar AS atau 60,35 persen dari total nilai ekspor.
Untuk mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan, lanjut Catur, KKP terus melakukan berbagai upaya untuk mendatangkan calon investor untuk berinvestasi, antara lain melalui penyelenggaraan promosi dan forum investasi, serta pendampingan investor.
Catur berharap forum yang digelar di Kabupaten Pasuruan ini dapat menarik minat calon investor untuk menanamkan modalnya. Menurutnya, bentuk sinergi antara KKP dengan Pemkab Pasuruan yang dilakukan hari ini bertujuan untuk mengangkat peluang investasi usaha budidaya udang vaname di Pasuruan.
Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron mengungkapkan bahwa Pasuruan memiliki ketersediaan lahan usaha budidaya vaname seluas 4.996 hektare dengan lokasi potensial di empat kecamatan yaitu Lekok, Rejoso, Kraton dan Bangil.
“Khusus kali ini, lahan yang siap digunakan seluas 190 hektar dengan nilai total investasi sekitar Rp543 miliar,” pungkasnya.
KKP sebelumnya juga telah menargetkan peningkatan ekspor sebesar 250 persen hingga tahun 2024. Slah satu upaya yang dilakukan yaitu menggenjot produktivitas tambak udang di berbagai daerah khususnya jenis vaname.
Untuk mencapai target tersebut, KKP telah meluncurkan beberapa program di berbagai daerah, di antaranya tambak udang milenial, klaster tambak udang berkelanjutan, dan yang terbaru shrimp estate. Tambak-tambak tersebut telah menerapkan operasional yang berbasis teknologi dan ramah lingkungan.
Adapun teknologi tambak yang saat ini banyak dipakai yaitu meliputi semi-intensif, intensif bahkan ada yang supra-intensif. Dari berbagai teknologi tambak tersebut, panen yang dihasilkan mencapai puluhan ton udang vaname per haktare.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding tambak udang konvensional yang hasil produksinya hanya sekitar 1 ton per haktare, bahkan terkadang kurang dari itu.
Meski KKP terus mendorong peningkatan produktivitas tambak udang yang ada di Indonesia, Menteri Trenggono tetap menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Menteri Trenggono menegaskan bahwa jangan sampai produktivitas tambak udang malah mengancam kelestarian ekosistem perikanan yang ada di sekitar tambak, sebab hal tersebut akan mengancam kelangsungan usaha yang sudah dibangun.