Mediatani – Belum lama ini, Australia secara resmi telah mendaftarkan salah satu satwa khasnya yaitu koala sebagai spesies yang hampir terancam punah. Australia pun terancam akan kehilangan hewan ikoniknya itu.
Dilansir dari laman kompas.com, Forbes melaporkan bahwa saat ini dibutuhkan perlindungan yang lebih untuk spesies jenis ini, karena telah mengalami penurunan jumlah populasi secara drastis.
Hewan berkantung tersebut bahkan telah berjuang keras untuk bertahan hidup dari berbagai situasi yang mengkhawatirkan, mulai dari dampak kebakaran hutan, pembukaan lahan, kekeringan, dan berbagai macam penyakit.
Konservasionis pun menjelaskan bahwa di sebagian besar wilayah Australia, populasi koala telah berkurang selama dua dekade terakhir ini. Fakta ini menunjukkan bahwa koala hampir mengalami kepunahan.
Terkait hal ini, Menteri Lingkungan Sussan Ley menyampaikan bahwa penetapan populasi koala sebagai spesies yang terancam punah ini menyadarkan bahwa tingkat perlindungan untuk Hewan di New South Wales, wilayah Ibu Kota Australia, dan Queensland harus lebih tinggi.
Satu dekade sebelumnya, koala merupakan simbol satwa liar unik yang dimiliki oleh Australia bahkan telah mendapat pengakuan secara global dan telah terdaftar sebagai spesies yang rentan di pantai timur hanya satu dekade sebelumnya.
“Kami mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi koala,” ujar Sussan Ley dilansir dari Science Alert, pada Sabtu (12/2/2022).
Sussan Ley juga menyoroti janji pemerintah yang katanya telah menganggarkan dana sebesar 36 juta dollar AS untuk perlindungan dan pemulihan habitat koala.
Para pemerhati lingkungan menyambut baik status baru koala sebagai spesies hewan terancam punah, tapi kecewa atas kegagalan Australia untuk melindungi spesies ini.
Stuart Blanch, seorang ilmuwan konservasi WWF-Australia mengungkapkan bahwa status koala sudah berubah dari rentan menjadi terancam punah dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Menurutnya ini penurunan yang sangat cepat.
Konservasionis mengungkapkan bahwa cukup sulit untuk memberikan angka pasti terkait populasi koala di negara bagian timur yang terkena dampak.
Namun, diperkirakan dari tahun 2001 hingga 2021, jumlah koala telah merosot dari 185 ribu individu menjadi hanya 92 ribu. Jumlah populasi inilah yang terus menurun sehingga menyebabkan koala terancam punah.
Sementara itu, Alexia Wellbelove dari Humane Society International menegaskan bahwa jika tidak ada solusi atau tindakan yang bisa diambil, maka bisa jadi di tahun 2050 koala di pantai timur akan punah.
“Undang-undang lingkungan nasional Australia sangat tidak efektif sehingga tidak berbuat banyak untuk membendung perusakan habitat koala yang sedang berlangsung di Queensland dan NSW, sejak spesies ini seharusnya dilindungi satu dekade lalu,” tutur Manajer Kampanye Alam Yayasan Konservasi Australia Basha Stasak. Kepunahan koala menurutnya tidak seharusnya terjadi.
Koala Australia berada di ujung tanduk bahkan sebelum terjadinya kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2019-2020 karena adanya kegiatan pembukaan lahan, penyakit, kekeringan dan serangan anjing.
Menurutnya, kegiatan tambang, proyek pertanian, perumahan baru dan penebangan industri di daerah sekitar habitat koala harus dihentikan.