Krisis Pakan Ternak, Kelompok Tani-Ternak Kandang Bolang Harap Solusi dari Pemkab Indramayu

  • Bagikan
bahan pakan ternak/ist

Mediatani – Kelompok Tani Ternak Kandang Bolang Jatisura Kecamatan Cikedung Indramayu mengeluhkan krisis pakan ternak sapi dan kambing yang terjadi pada musim hujan ini.

Mereka pun mendesak kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Peternakan untuk turun tangan mencari solusi terbaik bagi mereka.

“Kelompok Tani Ternak Kandang Bolang Jatisura Kecamatan Cikedung ini telah berlangsung puluhan tahun. Kami bisa menghasilkan jumlah sapi 3000 sampai 7000 ekor, dan kambing 4000 sampai 8000 ekor dengan kualitas yang terbaik. Adapun tenaga kerja, kami mampu menyerap hingga 400 orang dengan jumlah kepala keluarga sekitar 112 orang,” kata Ketua Tani Ternak Kandang Bolang H Nardiyah (47) kepada Radar saat ditemui di lokasi kandang sapi, Rabu  (27/1/2021) yang dikutip Kamis (28/1/2021) dari situs berita Radarindramayu.id

Diutarakannya bahwa selama bertahun-tahun ini tak ada masalah pakan ternak. Bahkan, prestasi Kelompok Ternak Kandang Bolang itu menjadi pemasok utama daging sapi dan kambing terbesar di wilayah Kabupaten Indramayu, termasuk yang di luar Indramayu. Pasarnya pun meliputi pasar tradisional maupun pasar moderen di mal-mal besar.

Tetapi, tambah dia, justru di awal tahun ini para petani ternak kesulitan dalam mencari pakan ternaknya.

“Saya sangat khawatir, jika kondisi ini terus berlangsung. Maka potensi kawasan sumber daging sapi dan kambing terbesar di Indramayu ini akan punah. Jangan sampai sumber penghasilan dan pendapatan utama masyarakat sekitar hanya tinggal nama. Maka dari itu, kami mohon kepada seluruh stakeholder terkait termasuk Pemkab Indramayu melalui Dinas Peternakan agar bisa membantu menyelesaikan persoalan ini,” jelasnya

Sekedar informasi dan patut diketahui, dia mengungkapkan, peternakan di wilayah kawasan perhutani menghasilkan sapi dan kambing mencapai 7000 sampai 8000 ekor, dengan rata-rata penjualan setiap hari mencapai 20 hingga 50 ekor.

“Satu penggembala sapi dan kambing mendapatkan penghasilan sebanyak 2 juta rupiah per-bulan,” tandasnya.

Untuk gaji pokok para penggembala sendiri, sambung dia, ada satu pengusaha peternak yang bisa mengeluarkan biaya hingga Rp70 juta per-tahun.

Sementara ini, Kelompok Tani Ternak Kandang Bolang beranggotakan sekitar 175 orang dan hingga saat ini terus mengalami kenaikan jumlah anggota yang ingin bergabung.

“Yang jelas kami minta adanya perhatian pihak terkait. Terutama sulitnya pakan sapi,” tandas.

Camat Cikedung Drs H Endhy Yohendi MSIi, sangat mengapresiasi adanya kawasan ternak terbesar di wilayah hukum Kecamatan Cikedung.

Menurut dia, sapi dan kambing Kandang Bolang sudah dikenal di wilayah provinsi hingga ke tingkat nasional.

“Pada prinsipnya saya tentu sangat men-support usaha para petani ternak Kandang Bolang yang sudah mampu memberdayakan masyarakat di 7 desa Kecamatan Cikedung di kluster pangan daging sapi dan kambing. Bahkan, ketahanan pangan kita terbaik nasional, ini prestasi peluang luar biasa yang patut dibanggakan. Secara ekonomi pula dengan adanya kelompok tani ternak bisa menyerap ratusan tenaga kerja. Saya juga sudah berkoordinasi dengan Pemkab Indramayu melalui Dinas Peternakan agar membantu mencarikan solusi terbaik,” jelas dia.

Sebelumnya, kesulitan pakan hijaun ternak juga dialami warga terdampak erupsi gunung Merapi.  Hujan abu erupsi Gunung Merapi terjadi di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hingga warga di sana pun melaporkan kesulitan mereka dalam mencari pakan ternak.

Hal ini dikarena tanaman hijauan yang menjadi pakan ternak terkontaminasi abu vulkanik.

“Rata-rata tanaman kena abu. Jadi kita harus beli pakan ternak di bawah,” kata Kepala Dusun 2 Desa Sangup, Pandum (54) ditemui di Kantor Balai Desa Sangup, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (28/1/2021) dikutip di hari yang sama dari situs berita Kompas.com.

Warga di sekitar lokasi itu biasanya membeli pakan ternak di wilayah Klaten, terutama Dukuh Jengglong.

Sedangkan warga yang tidak membeli pakan, mereka akhirnya harus membersihkan dedaunan pakan yang menjadi pakan ternaknya.

“Di sini mayoritas warga itu peternak, petani,” ungkapnya.

Dia menuturkan, hujan abu erupsi Gunung Merapi itu terjadi pada Rabu (27/1/2021), sore kemarin.

Hujan abu mengguyur merata di dusun 2 Desa Sangup.

Di Dusun 2 Desa Sangup terdapat tujuh rukun tetangga (RT) dan lima dukuh, yakni RT 011, 012 Dukuh Sanggar, RT 013, 014 Dukuh Karangloh, RT 015 Dukuh Wonokembang, RT 016 Dukuh Ngeluh dan RT 017 Dukuh Sukorejo.

“Semua dukuh kena imbas dari hujan abu vulkanik Merapi,” kata dia. (*)

  • Bagikan