Mediatani – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara melakukan kunjungan ke gudang Gupon Sekarlangit di Desa Ngleter, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Sabtu (13/11/2021).
Dalam kunjungan tersebut, Suahasil mengatakan bahwa program UPLAND yang dikelola oleh Kementerian Pertanian menandakan pemerintah mendorong korporatisasi petani sehingga petani bisa lebih sejahtera.
“Tentunya untuk menuju kesana, para petani memerlukan dukungan pembiayaan sehingga Pemerintah juga hadir memberikan solusi pembiayaan. Antara lain melalui pinjaman UMi yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan dan dikelola oleh BLU-PIP, serta pinjaman bersubsidi KUR melalui perbankan,” tutur Suahasil.
Sementara itu, Direktur Utama BLU-PIP, Ririn Kadariyah menuturkan, dengan adanya sosialisasi dan edukasi ini, diharapkan para petani organik yang tergabung dalam Gupon Sekarlangit dapat mendapatkan informasi mengenai alternatif sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha.
Bukan hanya itu, para petani juga dapat memperoleh pemahaman mengenai ketentuan perpajakan, khususnya yang diberlakukan kepada pelaku usaha sektor pertanian.
“Dengan demikian, penyaluran pinjaman UMi ke sektor pertanian di Magelang yang saat ini mencapai sekitar 5% bisa lebih ditingkatkan kembali,” jelas Ririn.
Sebagai informasi, para petani Grabag termasuk komunitas petani yang menerapkan sistem pertanian organik. Sistem tersebut dikembangkannya dengan memanfaatkan limbah atau bahan alami untuk perawatannya.
Terdapat sekitar 537 petani yang tersebar di 11 desa di Kecamatan Grabag yang sudah beralih menggunakan sistem budidaya pertanian tanpa bahan kimia sintetis. Mereka tergabung dalam Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekarlangit Grabag.
Ketua Gupon Sekarlangit Grabag, Miftahul Fuad menjelaskan bahwa dirinya bersama tiga temannya membutuhkan sekitar dua tahun sejak tahun 2014 untuk mengajak para petani di Grabag agar beralih menggunakan pupuk organik.
Mereka menawarkan solusi kepada para petani bahwa selain memakai pupuk kimia, perawatan pertanian juga dapat menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah di sekitarnya.
“Pakai pupuk organik itu enggak ribet, baik itu cair atau padat. Kita bisa pakai limbah rumah tangga maupun hewan ternak. Grabag merupakan dataran tinggi, sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), di mana banyak hewan ternak yang limbahnya tidak termanfaatkan dengan optimal,” jelas Fuad.
Hasil panen atau produk pertanian yang memakai pupuk organik dinilai lebih berkualitas dan memiliki nilai jual yang baik di pasaran. Terlebih lagi, beras organik makin diminati masyarakat saat ini.
Diketahui progres hasil panen padi organik terus meningkat sekitar 200 kilogram gabah per hektar, bahkan pernah mencapai 9 ton per hektar.
Fuad berujar, Gupon Sekarlangit Grabag dapat menyerap beras organik petani rata-rata 250-300 ton atau senilai omzet Rp 3,5 miliar per bulan. Pasaran konsumen mereka sudah sampai ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Semarang dan Yogyakarta.
Menurutnya, kelebihan yang didapatkan petani Gupon Sekarlangit yaitu mereka mendapatkan kepastian harga dan penjualannya dibanding jika dijual ke tengkulak.
Fuad merincikan bahwa saat ini beberapa jenis beras organik yang dipasarkan antara lain IR 64 dengan harga Rp 13.000 per kilogram, Mentik Wangi Susu Rp 15.000 per kilogram, Beras Merah Rp 13.500 per kilogram dan Beras Hitam Rp 20.000 per kilogram.