Mengenal Akuaponik, Sistem Budidaya Ikan dan Tanaman

  • Bagikan
Akuaponik, Sistem Budidaya Ikan dan Tanaman
Akuaponik, Sistem Budidaya Ikan dan Tanaman

Akuaponik adalah salah satu teknik pertanian yang mensinergikan ikan dan tumbuhan. Karenanya, metode ini dapat dijadikan rekomendasi jika ingin lebih efektif dan efisien.

Mediatani – Sejak dulu, khususnya di Indonesia, budidaya terintegrasi antara tanaman dan hewan sudah diterapkan. Bukan tanpa alasan, melainkan hal ini saling menguntungkan.

Terlebih, seiring dengan perkembangan zaman, budidaya tersebut semakin berkembang pula melalui ide-ide inovatif dan dukungan teknologi yang memadai. Tentunya, ini membuat proses yang ada di dalamnya semakin efektif dan efisien. Contoh saja akuaponik yang akan dibahas di bawah ini.

Apa itu Akuaponik?

Sistem aquaponik

Akuaponik merupakan suatu sistem budidaya yang mengadopsi akuakultur (budidaya ikan dalam kolam) dan hidroponik (bercocok tanam tanpa media tanah). Dengan memanfaatkan kotoran ikan sebagai sumber nutrisi, yang mana kotorannya menjadi racun bagi ikan itu sendiri, maka berkat hubungan yang saling menguntungkan ini, produk yang akan dihasilkan adalah berupa ikan dan tanaman.

Bagaimana Mekanisme Akuaponik?

Tanaman di dalam sistem akuaponik membutuhkan 13 jenis unsur hara, berikut hydrogen, oksigen, dan karbon yang didapat dari air dan udara. Unsur hara tersebut dibagi menjadi dua. Unsur hara makro atau unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, meliputi nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulphur (S), serta unsur hara mikro atau unsur hara yang dibutuhhan dalam jumlah sedikit, seperti besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), aluminium (Al), molybdenum (Mo), kobal (Cu), dan seng (Zn).

Di dalam sistem akuaponik, sumber-sumber hara itu bersumber dari pellet, makanan yang diberikan kepada ikan. Ikan berproses sehingga menghasilkan fases dan ammonia (NH3). Kemudian, fases difiltrasi dan didekomposisi dalam media oleh mikroba heterotrof dan cacing menjadi berbagai unsur haya yang dibutuhkan.

Bagi ammonia (NH3) sendiri, oleh Nitrosomonas, diubah menjadi nitrit (NO2) yang selanjutnya dibuah lagi menjadi nitrat (NO3) oleh Nitrobacter. Lalu, proses filtrasi dan nitrifikasi tersebut berlangsung di dalam filter yang terpisah sehingga menghasilkan ion-ion hara. Nantinya, ion-ion inilah yang dialirkan menuju area perakaran, yang digunakan oleh tanaman.

Apa Saja Kelebihan Akuaponik?

  •  Efisiensi Air
    Berhubung air yang digunakan untuk memelihara ikan sama dengan air yang digunakan untuk menanam, dapat dipastikan bahwa ini akan lebih menghemat air. Hal tersebut dikarenakan sirkulasi yang dimiliki sistem akuaponik harus diatur agar mampu memenuhi kebutuhan ikan, sekaligus tanaman
  • Efisiensi Tenaga
    Penanam tidak perlu melakukan penyiraman rutin dan pengolahan tanah. Sistem sirkulasi yang telah dibuat akan mengambil alih tugas tersebut sehingga penanam terbebas dari tanggung jawab itu
  • Mampu Diaplikasikan di Lahan Terbatas
    Fleksibelitas yang ada dalam sistem akuaponik, membuat penanam lebih mudah untuk mengatur lahannya sendiri. Bagaimana pun layout-nya, kita dapat menentukan sesuai keinginan. Lebih-lebih, jika memiliki lahan yang sempit, tanaman masih bisa berkembang dengan sistem peletakan tertentu; berbentuk vertikal misalnya.
  • Produk yang Dihasilkan Berkualitas
    Sebagaimana yang telah diketahui bersama, bahwa pupuk yang berasal dari kotoran hewan adalah yang terbaik, maka produk tanaman yang dihasilkan melalui metode akuaponik tergolong kategori organik. Sebab, unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman telah dipenuhi oleh fases yang berasal dari ikan sehingga tidak memakai pupuk kimia
  • Ada Dua Produk Sekaligus
    Hasilnya sangat nyata, teknik akuaponik mengembangkan dua produk yakni tanaman dan ikan. Keduanya saling bersinergi, beriringan, memanfaatkan, dan dimanfaatkan. Oleh karena itu, jelas berbeda keuntungannya jika dibandingkan dengan teknik menanam tanaman sendiri, atau budidaya ikan sendiri.

Adakah Kekurangannya?

Kalau ditanya hal ini, jawabannya pasti ada. Berikut kelemahannya :

  • Kebutuhan Listrik Besar
    Pompa air yang menjadi salah satu penunjang metode ini, dimanfaatkan untuk mengalirkan air menuju tanaman dan kembali lagi ke kolam. Adapun pompa air tersebut dapat berjalan dengan baik, apabila adanya tegangan listrik di dalam sirkulasi. Semisal listrik mati dalam kurun waktu yang lama, tanaman dan ikan pun akan ikut mati.
  • Modal Awal yang Besar
    Banyaknya alat-alat yang menjadi penompang agar siklus ini produkfif menjadi kelemahan tersendiri bagi teknik akuaponik. Sebagai modal pertama, harus menyiapkan kolam dengan mutu terjamin, media tanam, pompa air, dan filter.
  • Memerlukan Keahlian Lebih
    Keahlian dalam merakit, memotong pipa, dan melakukan bor perlu diperhatikan. Pasalnya, tak hanya tahap pembuatan, media tanam akuaponik juga harus dirawat. Tidak bisa didiamkan begitu saja.

 

  • Bagikan