Mengenal Keunggulan Ikan Nila Monoseks dan Cara Budidayanya

  • Bagikan
Ikan nila monosex yang dibudidayakan

Mediatani – Selama ini ada berbagai permasalahan yang sering dihadapi oleh petani tambak ikan nila, mulai dari waktu pemeliharaan yang lama, pertumbuhan yang tidak seragam hingga terjadinya pemijahan liar.

Namun, permasalahan tersebut berhasil diatasi berkat adanya inovasi untuk menghasilkan ikan nila monosex, yaitu indukan ikan nila yang telah mengalami rekayasa genetik sehingga hanya menghasilkan telur ikan jantan saja.

Rekayasa tersebut dilakukan untuk menghasilkan ikan nila jantan saja, karena prinsipnya ikan nila jantan relatif memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. Sehingga, memungkinkan petambak untuk lebih cepat panen dan lebih untung.

Rekayasa ikan nila monosex ini merupakan hasil inovasi dari mahasiswa IPB yang berusaha untuk menciptakan ikan betina yang mampu menelurkan ikan jantan saja.

Penemuan ini merupakan upaya luar biasa untuk meningkatkan produksi ikan nila dalam negeri yang yang juga diminati di luar negeri.

Jantanisasi Benih ikan nila

Untuk mendapatkan benih ikan nila yang hanya berkelamin jantan (monoseks) maka dilakukan proses jantanisasi. Untuk melakukan hal ini, diperlukan setidaknya 24 buah happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang kemudian ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400 m2 dan kedalam air minimal 1,5 m.

Setiap hapa dapat diisi dengan larva ikan sebanyak 20.000 hingga 30.000 ekor. Larva diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa pemeliharaan selama 17 hari.

Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara pada kolam pendederan yang memiliki ukuran 200 m2. Namun sebelumnya, kolam harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk, diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250 g/m2.

Setelah melakukan pengapuran dan pemupukan, kolam diisi air secara perlahan sampai ketinggian sekitar 70 cm, biarkan selama 3 hari, kemudian diberi pupuk urea dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.

Pakan tambahan yang dapat diberikan adalah pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan. Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP juga sebaiknya dilakukan seminggu sekali dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam selama pemeliharaan ikan.

Setelah 21 hari, ikan dengan bobot rata-rata 1,25 g (ukuran panjang 3-5 cm) sudah bisa dipanen. Untuk memanen benih, gunakan jaring eret pada penangkapan awal. Jika jumlah ikan dalam kolam diperkirakan tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan air.

Budidaya ikan nila monosex

Budidaya ikan nila monosex pada umumya masih sama dengan budidaya ikan lainnya. Berbagai langkah yang harus dipersiapkan antara lain adalah :

1. Pembuatan kolam

Kolam merupakan sarana utama yang sangat penting dalam budidaya. Kolam dapat terbuat dari terpal, plastik, semen atau juga tanah. Namun tentunya hal tersebut menyesuaikan modal yang dimiliki.

Namun, jika Anda memilik modal yang besar maka sebaiknya buat kolam dibuat permanen menggunakan semen atau beton, namun jika modal terbatas maka Anda cukup menggunakan kolam dengan terpal atau juga plastik.

Kolam yang dibuat bisa berukuran 5×5 dengan kedalaman 1 hingga 1,5 meter. Isi kolam dengan air hingga 80 persen dari ketinggian kolam. Setelah itu, biarkan selama seminggu dan kemudian kuras lalu isi dengan air yang baru dan diamkan kembali selama 2×24 jam.

Setelah melakukan pergantian air dan mendiamkannya, baru selanjutnya dapat dilakukan penebaran benih. Anda juga dapat menambahkan tanaman seperti teratai atau eceng gondok untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam kolam seperti budidaya ikan nila biasanya.

2. Penebaran benih

Pastikan benih yang ditebar pada kolam benar-benar berkualitas dan sehat dengan ciri-ciri utama memiliki gerakan yang lincah dan aktif serta  memiliki ukuran yang seragam.

Sebelum menebar benih di kolam, sebaiknya lakukan aklimatitasi terlebih dahulu agar ikan lebih mudah beradaptasi saat dipindahkan. Caranya, pindahkan benih dari kantong plastiknya kedalam wadah baskom yang terlebih dahulu telah diisi dengan air dari kolam.

Selama 1-2 jam, biarkan benih pada kolam tersebut, baru tebarkan benih di kolam. Lakukan penebarannya dengan cara memasukkan wadah baskom tadi secara perlahan kedalam kolam dan biarkan ikan masuk dengan sendirinya ke dalam kolam.

3. Pemberian pakan

Pemberian pakan merupakan salah satu unsur penting dalam pemeliharaan ikan nila monosex. Pada dasarnya, jenis pakan untuk ikan nila sangat mudah didapatkan, yakni dapat berupa pakan pellet yang banyak dijual di toko makanan ikan.

Dibanding ikan mas yang harus mengandung protein tinggi, pakan untuk ikan nila relatif lebih murah. Waktu pemberian pakan biasanya dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari yakni pada pagi, sore dan malam hari.

Adapun dosis atau takaran pakan yang diberikan tergantung dengan pertumbuhan bobot ikan, dimana semakin besar ikan tentu jumlah kebutuhan ikan akan semakin besar dan banyak. Tebarkan pakan secara merata pada kolam.

5. Pemeliharaan

Dalam pemeliharaan ikan nila monosex, ada beberapa hal yang harus rutin dilakukan, yaitu meliputi pembersihan kolam, sanitasi lingkungan sekitar kolam, menguras air kolam serta juga melakukan penanggulangan hama dan penyakit secara preventif.

Penting diketahui, pH serta suhu air harus selalu diperhatikan dijaga, dimana pH yang ideal untuk ikan adalah antara 5-8. Sedangkan, suhu air kolam yang ideal adalah 26-28 derajat celcius.

5. Panen

Panen yang dilakukan sebaiknya menyesuaikan dengan permintaan konsumen, namun bobot ikan yang ideal untuk dipanen, yakni 200-250 gram, atau juga dapat disesuaikan dengan permintaan pasar sebab ada sebagian konsumen yang menginginkan ukuran yang lebih kecil.

Oleh karena itu, patokan panen ikan nila monosex adalah bukan berdasarkan umur namun cenderung lebih kepada kebutuhan atau permintaan pasar.

  • Bagikan