Mediatani – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa sektor pertanian menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional yang sempat terperosok akibat periode pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini.
Pertanian juga dinilainya menjadi sumber utama PDB serta sumber ekonomi keluarga karena mampu membuka lapangan kerja secara luas.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian tumbuh terus menerus, bahkan sampai 3-4 persen, dan tetap positif di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan,” ujar Sri Mulyani dalam sesi webinar internasional bertema strategy for strengthening indonesian agriculture, dilansir dari laman Kompas.com, Jumat (28/5/2021).
Menurut Sri Mulyani, sejauh ini sektor pertanian Indonesia mampu mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan secara cepat dan juga mampu menyiapkan ketersediaan pangan dalam menghadapi kemungkinan adanya ancaman krisis pangan global.
“Pertanian adalah salah satu sektor kunci untuk mendukung perekonomian domestik, terutama untuk mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, dalam menghadapi ancaman krisis global,” kata dia.
Berdasarkan statistik pada bulan Agustus 2020 lalu, tercata ada sekitar 38,23 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Bahkan produktivitas tenaga kerja secara tahunan tetap dalam posisi tren meningkat, yakni rata-rata 10 persen per tahun.
“Pemerintah pun akan terus menyediakan anggaran untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung pemulihan ekonomi yang lebih baik,” katanya.
Mengenai hal ini, Sri Mulyani menyebutkan Indonesia telah membangun lumbung pangan nasional yang disebut dengan food estate.
Pembangunan itu baru dilakukan di tiga Provinsi, yakni Provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa pembangunan ketahanan pangan oleh pemerintah sudah berada dalam trek yang tepat.
Teknologi Pertanian Modern Bantu Panen Padi Meningkat Dua Kali Lipat
Para Petani di Jawa Timur tentunya merasa bersyukur atas bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Dilansir dari Jawapos, alsintan yang diberikan kementan kepada petani ada beberapa jenis, di antaranya adalah alat yang membantu proses pengolahan sampai dengan tahap panen dan pascapanen. Program ini bertujuan untuk mendorong program pengembangan pertanian yang lebih modern.
Salah satu petani yang merasakan dampak baik dari alsintan adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surangganti Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Heru Rusiyanto.
Heru yang juga Manajer Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) mengaku bahwa adanya alsintan sangat membantu pekerjaan petani.
”Alsintan sangat bermanfaat untuk petani. Dari produktivitas mulai tanam sampai panen. Kebetulan kita juga mendapat bantuan mesin tanaman, kita dapat dua. Kemudian ditambah lagi satu jadi tiga. Hari ini kita punya empat dari hasil penyewaan jasa, kita bisa membeli sendiri satu unit mesin tanam,” tutur Heru (20/5/2021).
Salah satu dampak baik adanya alsintan yang dirasakan oleh petani yaitu meningkatnya produktivitas panen padi. Tanpa alsintan, dia mengaku mengalami kesulitan dalam bertani.
”Teknologi yang digembor-gemborkan pemerintah oleh pihak penyuluh pertanian, seperti bibitnya harus muda, tidak boleh dipotong. Istilahnya tidak boleh disiksa lah bibit. Dengan mesin tanam, bibit itu bisa diperlakukan tanpa memaksa petani supaya melakukan hal itu,” ungkap Heru.
Heru juga menjelaskan bahwa terdapat perbandingan yang cukup signifikan dari sebelum dan setelah memakai Alsintan dalam hasil panennya.
Sebelumnya hasil panen hanya dapat menghasilkan 3 ton dari tanah dengan luas 6.000 meter persegi, namun kini hasil panennya meningkat hingga dua kali lipat yaitu mencapai 6 ton…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)