Menko Luhut Optomis Modernisasi Pertanian dengan Alsintan

  • Bagikan

Mediatani – Saat ini modernisasi pertanian sedang gencar dilakukan. Dengan kondisi lahan pertanian yang semakin terbatas dan kurangnya regenerasi petani memaksa orang-orang yang khususnya bekerja dalam bidang pertanian memutar otak agar hasil pertanian mampu mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia yang semakin hari semakin bertambah.

Alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi salah satu solusi dalam mendongkrak hasil panen. Cara ini digunakan karena dianggap mampu membuat pekerjaan dalam bidang pertanian bisa menjadi efektif dan efisien.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, optimis jika modernisasi pertanian Indonesia bisa dilakukan semakin cepat, apa lagi dengan teknologi alat dan mesin pertanian yang semakin berkembang di Indonesia. Saat berkunjung ke Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) di Hari Rabu (27/1/2021), Luhut dapat secara langsung melihat sejumlah prototype alsintan yang merupakan buatan perekayasa BBP Mektan.

Dalam kunjungannya Luhut mengatakan, walaupun hanya setengah dari luas lahan pertanian yang sekitar 7 juta hektare yang diolah dengan alsintan, setidaknya bisa memberikan dampak positif hingga tiga kali lipat.

Luhut berpendapat, di tengah kondisi mayoritas petani yang masih menggunakan cara manual, sektor pertanian masih bisa memiliki berbagai pencapaian positif. Sebab itu Luhut optimis jika intervensi teknologi alsintan sangat bisa mendongkrak produksi nasional.

“Hingga sekarang, bertaninya masih belum bertani modern dan hasilnya sebenarnya masih bisa ditingkatkan melalui pupuk, benih (bibit) dan alsintan,” ungkapnya.

Harapannya pertanian modern mampu meningkatkan produktivitas nasional. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengungkapkan penggunaan teknologi baru secara masif sangat dibutuhkan untuk bisa mewujudkan pertanian Indonesia yang modern

Syahrul Yasin Limpo, Mentri Pertanian mengakui bahwa penggunaan alsintan memang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian nasional. Sebagai upaya untuk pengembangan pertanian nasional maka pihak mentri pertanian memasukkan pemberian bantuan alsintan dalam programnya.

Mentan menekankan bahwa alsintan harus menjadi bagian dari program bidang pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi, jagung, kedelai, maupun tebu. Jika dengan cara manual losses bisa mencapai 12 persen, maka dengan alsintan losses bisa ditekan sekitar tiga hingga lima persen.

Mentan juga meyakini jika para peneliti dan perekayasa yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) siap menjawab kebutuhan industri alsintan. Mentan bahkan meminta para peneliti dan perekayasa tersebut bisa diberikan akses untuk terlibat dalam pengembangan setiap tahapan pembangunan pertanian dari hulu ke hilir.

Menambahkan pernyataan Mentan, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan banyak prototipe yang bisa dikembangkan oleh industri alsintan dalam negeri. Fadjry mengungkapkan BBP Mektan memang disiapkan untuk membuat prototipe alsintan dari proses pra tanam, tanam, hingga processingnya.

Dalam hal ini Balitbangtan bahkan sangat terbuka jika pengembangan industri alsintan dilakukan melalui sinergi antara Kementan, BPPT, BUMN, Maupun sektor swasta. Fadjry menegaskan bahwa pihaknya sudah siap dengan berbegai prototipe yang dihasilkan dan sudah banyak lisensi. Dia yakin jika 40-60 persen alsintan yang dibuat dari dalam negeri itu digunakan oleh petani, maka hal ini bisa meningkatkan produksi pertanian.

Sebagai tambahan informasi, dalam bidang pertanian penggunaan alsintan bukanlah hal yang baru. Di beberapa negara sudah lama menerapkan pertanian modern menggunakan alsintan dan hal ini terbukti efektif dalam meningkatkan produksi pertanian dan dinilai lebih efisien dalam penerapannya. Beberapa negara yang sudah akrab dengan pertanian modern adalah Jepang, Belanda, Amerika Serikat, Australia dan China.

  • Bagikan