Mentan SYL: Petani Milenial Sebagai Inisiator Dalam Mencegah Krisis Pangan Global

  • Bagikan

Mediatani – Memajukan pertanian yang maju, mandiri, dan modern merupakan arah kebijakan pembangunan pertanian yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun 2022 ini.

Hal tersebut menjadi pedoman Kementan untuk bertindak cerdas, tepat, dan cepat bagi jajaran Kementan di seluruh Indonesia, dalam rangka meningkatkan perbaikan kerja yang lebih baik selama 2022.

Pemerintah Indonesia mendapat berbagai penghargaan serta apresiasi atas pencapaian kementan keluar dari belenggu Covid-19 dan ancaman dari kelangkaan pangan. Terbukti Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan mendapat penghargaan certificate of Acknowledgement dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa seluruh prestasi yang diraih tidak lepas dari upaya dan kerja keras semua pihak. Terutama para petani serta seluruh stakeholder terkait, yang terus berupaya meningkatkan produksi beras, sehingga selama tiga tahun terakhir sejak 2019 Indonesia tidak perlu mengimpor beras.

“Saudara-saudara sekalian, ancaman krisis pangan nyata. Kita harus segera bertindak,” ucapnya saat pembukaan acara Sarasehan Petani Milenial kedua 2022 di Makassar, Jumat (7/10/2022).

Di hadapan lebih 800 petani milenial wilayah timur Indonesia, Mentan menekankan, petani milenial mampu menjadi penggerak pembangunan pertanian perdesaan. Pergerakannya difokuskan dalam peningkatan produktivitas dan daya saing produk pertanian, menciptakan lapangan pekerjaan, serta peningkatan kesejahteraan petani perdesaan.

“Kalian adalah pasukan khusus dalam mengatasi krisis pangan global,” tegas mantan gubernur Sulawesi Selatan ini.

Pada kesempatan itu, Mentan juga berdiskusi langsung dengan para petani milenial yang hadir pada acara sarasehan di Hotel Claro Makassar. Begitupun dengan petani milenial yang tergabung secara daring.

Ais dan Ika, petani sekaligus pengusaha cabai Katokkon asal Toraja mempu meraih omzet lebih dari Rp 1,3 miliar per panen. Lalu Ade Wardana dari Minaku. Pemuda yang menjadi offtaker bagi petani milenial mampu merai omzet Rp 2,3 triliun.

Harapan SYL dalam forum diskusi, output dari program petani milenial yaitu mampu menghasilkan strategi penumbuhan usaha, jejaring pasar, pertukaran teknologi dan inovasi, serta mitigasi climate change.

“ Kalian harus siap mengatasi ketakutan dan berani akses pemodalan dengan bertanggung jawab” tuturnya.

SYL menggiring petani milenial untuk membangun kelompok, peningkatan jejaring, serta fokus pada usaha. Ia berharap para petani milenial tersebut mengubah orientasi usahanya dengan orientasi bisnis.

Sarasehan Petani Milenial kedua 2022 dilaksanakan selam tiga hari pada 6-8 Oktober. Acara tersebut dihadiri petani milenial dari wilayah Bali, Sulawesi, NTB, NTT, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa mentan tidak tinggal diam dalam upaya peningkatan regenerasi petani di Indonesia.

Kementan telah bekerja sama dengan pihak perbankan dalam upaya peningkatan kapasitas usaha pertanian dalam membuka akses pembiayaan. Upaya itu dilakukan melalui program Petani Milenial Akses Kredit Usaha Rakyat (TANI AKUR) dengan bunga terjangkau.

“Pagi ini Kementan melalui BPPSDMP telah melaksanakan penandatangan kerja sama dengan lembaga pembiayaan usaha tani petani milenial. Antara lain, BCA, Bukopin, Sinarmas, BPD Kalimantan Barat, BPD Papua, PT PNM, PT Era Tani, Kospin Jasa dan BPD Jawa Tengah,” tuturnya.

Dedi menjelaskan, pada kegiatan tersebut dilaksanakan business matching antara petani milenial dengan dunia industri yang berbasis pada komoditas prioritas nasional.

Business matching adalah upaya membangun kepastian pasar, bahan baku agro industry, peningkatan ekspor komoditas, memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani yang berkelanjutan” jelas Dedi.

Sementara itu, ketua BPH Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) Kementan RI Sandi Octa Susila  mengatakan sektor pertanian menjadi bisnis yang menjanjikan bagi kaum milenial. Salah satu buktinya, petani asal Cianjur, Jawa Barat.

“Ketertarikan saya pada pertanian tumbuh setelah menemukan permasalahan petani bukan hanya produksi, tetapi juga pemasaran,” terangnya.

Oleh karena itu, Sandi melakukan pengembangan pertanian dalam skala modern market dan tidak lagi dengan traditional market. Lebih dari 350 petani milenial binaan telah bergabung dalam usaha yang dikembangkannya.

  • Bagikan