Omzet Petani Buah Naga di Banyuwangi Naik Berkat Elektrifikasi Pertanian

  • Bagikan
Kebun Buah Naga di Banyuwangi.

Mediatani – Meski bukan musim panen, petani buah naga di Banyuwangi tetap mampu memproduksi buah naga dengan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Hasil yang didapatkan itu berkat program elektrifikasi PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur yang biasa di sebut dengan “Listrik untuk Sang Naga”.

Program elektrifikasi tersebut dilakukan dengan cara memberikan aliran listrik di malam hari dan di setiap pohon untuk membantu proses panen Buah Naga. Sehingga pola produksi buah naga di Banyuwangi itu dapat terjamin dan berkelanjutan.

General Manager PLN UID Jawa Timur Nyoman S Astawa mengatakan, saat ini hasil panen buah naga ini telah mampu mencapai sejumlah kota besar di Indonesia bahkan telah menjadi komoditi ekspor. Hal itu membuat buah naga telah menjadi salah satu produk unggulan di Banyuwangi.

Masifnya inovasi yang dilakukan petani serta penanganan yang maksimal itu membuat semakin tingginya tingkat produktivitas hasil panen buah naga di Banyuwangi. Adanya listrik untuk melakukan penerangan pada tanaman buah naga itu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan petani untuk menghasilkan panen sepanjang tahun.

Upaya lain yang juga dilakukan PLN untuk mengembangkan buah naga itu, yakni mengkolaborasikan sektor pertanian dan pariwisata petik buah naga dengan melibatkan stakeholder terkait. Selain itu, PLN juga memberikan berbagai promo kemudahan bagi petani buah naga.

Beberapa promo yang diberikan oleh PLN, yakni diskon pasang baru, diskon tambah data, tarif khusus penyambungan sementara, jemput bola registrasi, konsultasi teknis IML, pembayaran dengan cicilan dan lainnya.

“Hingga tahun 2020 terdapat 3.659 hektar ladang buah naga berlistrik yang produksinya mencapai 944.022 Ton serta menyerap tenaga kerja sebanyak 9.720 orang,” ungkap Nyoman S Astawa, Kamis (26/11).

Salah seorang petani buah naga, Husnul Ibad mengungkapkan bahwa program ini telah memberikan dampak yang besar bagi pertanian buah naga. Ia mengaku sebelum memakai lampu, penghasilan untuk 3/4 Hektar hanya mencapai Rp 150 juta. Namun sekarang, taaman buah naga itu bisa berbunga di luar musim sehingga pendapatannya bisa mencapai sekitar Rp 500 juta per tahunnya.

Bertambahnya omzet petani di luar musim panen itu, akan memberikan dampak terhadap proporsi penduduk terhadap akses layanan dasar, sanitasi juga mengalami peningkatan yang semakin baik karena kualitas kehidupan petani juga terperbaiki, serta bertambahnya penduduk yang mendapatkan penerangan melalui listrik PLN.

Husnul mengatakan bahwa PLN Peduli juga memberikan dukungan kepada Sanggar Tari Sayu Sarinah. Menurutnya, hal itu adalah langkah yang tepat untuk terus melestarikan kesenian daerah karena melihat keseninan daerah saat ini yang semakin hari semakin pudar digerus oleh perkembangan zaman

  • Bagikan