Mediatani – Di antara keuntungan beternak burung puyuh petelur adalah permintaan telur burung puyuh yang tinggi. Para peternak pun belum mampu memnuhi permintaan pasar. Ini pun merupakan peluang dan pastinya pasarnya akan cenderung stabil harga yang meningkat seiring berjalannya waktu.
Selain meamnfaatkan telurnya, daging burung puyuh juga laris manis di pasaran. Jika burung puyuh yang diternakkan tidak produktif lagi dalam bertelur maka bisa dialihkan atau dijual sebagai pedaging.
Selain itu, kotorannya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk ketika kering. Artinya dapat keuntungan dari telur, daging dan limbah peternakan burung puyuh ini.
Inilah tahapan dalam beternak burung puyuh disadur dari video ‘Cara Ternak Burung Puyuh Petelur Modern Agar Cepat Bertelur (Lengkap)’ di akun Youtube LunathicSkyes.
Tahap pertama, persiapan dan pembuatan kandang. Tidak perlu lahan yang luas. Peternak pemula bisa memulai di pekarang rumah atau belakang rumah. Dengan luas 1 meter x 80 Cm dan tinggi 2 meter sudah cukup menampung sekitar 200 ekor burung puyuh. Dengan rinician ukuran kanda di atas terbagi menjadi lima rak dan setiap rak mampu diisi 40 ekor burung puyuh.
Pemilihan lokasi kandang jauh dari kebisingan, sejuk, bersih serta aman dari potensi dari gangguan untuk berproduksi. Letak kandang agar sirkulasi udara lancar hal ini akan membuat membuat mereka sehat dan berproduksi maksimal. Berikan juga lampu pada malam hari, selain sebagai penerangan, cahaya lampu akan merangsang hormon burung induk puyuh untuk bertelur secara optimal.
Kedua, pemilihan bibit. Memilih indukan burung puyuh sebagai penghasil telur konsumsi. Adapun beberapa poin penting yang wajib diketahui, ialah peternak pemula wajib yakni, burung puyuh haruslah berukuran seragam, atau tidak besar kecil. Bulunya harus mengkilap dan bersih, serta memiliki pergerakn lincah dan aktif. Jangan lupa menanyakan program kesehatannya yaitu pemberian vitamin dan vaksin. Tidak terdapat cacat pada bagian kepala, paru, kaki, jari dan bagian tubuh lainnya. Kaki juga harus tampak mengkilat besar dan tidak kering.
Untuk jenisnya pilihlah jenis burung puyuh Ketam. Burung puyuh jenis Ketam memiliki produktifitas tinggi, 80-90 persen. Dan mulai bertelur ketika usianya menginjak 45 hari dan akan terus bertelur hingga usia 1-1,5 tahun.
Ketiga, manajemen pakan. Dalam pemberian pakan harus seimbang antara energy dan protein yang sesuai dengan kemampuan produksi. Menurut para ahli, dalam produksi, burung puyuh membutuhkan minimal 17 persen protein, dan 2700 kalori agar bereproduksi secara optimal. Serta jumlah porsi pakannya 22-25 kg/1000 ekor burung puyuh setiap hari. Pakan diberikan dua kali tiap pagi dan sore hari.
Peternak pemula bisa meracik sendiri atau membeli pakan jadi. Jika meracik sendiri harus berpedoman pada kebutuhan nutrisi burung puyuh perharinya.
Keempat, manajemen kesehatan. Ada beberapa poin agar Burung puyuh terhindar dari berbagai macam penyakit. Vaksinasi akhir sebelum bertelur maksimal saat burung puyuh berumur 25 hari. Sebaiknya tidak melakukan vaksinasi di masa kritis, atau masa awal produksi hingga puncak produksi.
Lakukan monitoring titer antibody terhadap ND, AI, EDS dan IB secara rutin minimal sebulan sekali untuk melihat protektivitas titer antibody. Monitoring titer ini juga akan menentukan jadwal vaksinasi ulang. Lakukan sanitasi dan disinveksi kandnag rutin. Jika perlua beri antibiotik pada saat umur rawan penyakit. Dengan lingkungan bersih dan burung puyuh sehat dan pakan berkualitas maka tercapai produktivitas telur maksimal sehingga keuntungan yang didapatkan juga maksimal.
Kelima, analisa usaha. Sebelum memulai potensi keuntungan yang dihasilkan dari beternak burung puyuh. Harga burung puyuh usia remaja atau siap bertelur berkisar Rp 6.500 – 7.000 per ekor. Jika kita memulai dengan 1.000ekor maka modal awal Rp 7 juta. Dengan asumsi kandang adalah biaya investasi yang tidak kita masukan ke dalam modal awal.
Harga pakan burung puyuh dalam masa produksi sekitar Rp 275 – 300 ribu per sak. Biaya pakan perhari untuk 1.000 ekor adalah 23 kg maka biaya pakan perhari Rp 138 ribu. Burung puyuh mampu bereproduksi 80-90 per hari setiap hari. Atau jika dalam 1 kg berisi 90 butir telur. Jika harga telur buyung berkisar Rp 23 -25 ribu perkg maka pendapatan bersih Rp 84 ribu dalam sebulan Rp 2.520.000 sehingga kurun waktu tiga bulan modal awal sudah kembali.
Selamat mencoba ! (*)