Mediatani – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melaui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) melakukan uji coba pembukaan Pasar Hewan Terpadu, di Desa Silolembu Kecamatan Curahdami yang dimulai, Kamis (14/1/2021).
Dilansir dari situs berita Timesindonesia.co.id, Kamis, (14/1/2021) menuliskan, hal itu dilakukan semata-mata untuk membangkitkan sektor perekonomian di tengah pandemi Covid-19 melanda.
Kepala Diskoperindag, Sigit Purnomo menuturkan kegiatan itu merupakan tahap awal menuju kesempurnaan, sehingga dilakukanlah uji coba. Dalam uji coba itu pihaknya juga melakukan dan mendengar dialog dengan pedagang.
“Tentu melibatkan pedagang dengan diskusi publik, apa saja fasilitas yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso,” kata Sigit.
Dia melanjutkan, ada beberapa pandangan yang diterimanya dari dari para pedagang. Pihaknya pun sudah menginventarisir masukan dan saran yang nantinya akan dilaporkan kepada bupati.
“Nanti dituangkan dalam kebijakan anggaran untuk pembangunan selanjutnya,” jelasnya.
Dengan tujuan mempermudah proses percepatan pemulihan ekonomi yang sempat lesu, khususnya bagi pedagang, maka pada tahap uji coba pembukaan pasar hewan terpadu ini pun digelar.
“Logikanya kalau sapi di Pasar Selasaan (pasar lama) tidak terjual, bisa dijual di sini. Dari sini perputaran ekonomi diharapkan, memulihkan ekonomi yang melambat akibat pandemi ini,” terangnya.
Selain itu ada pula hasil evaluasi dengan pedagang berupa penambahan area parkir yang disebutnya, Pemkab akan melakukan kerja sama dengan Pemdes setempat.
“Pemerintah Desa sini kan mempunyai tanah kas desa, itu bisa dijadikan lahan parkir yang kemudian dikelola oleh Bumdes,” ujarnya.
Uji coba pasar hewan terpadu di Silolembu Curahdami Bondowoso, kata dia berlangsung setiap hari Kamis. Dan akan berlangsung sampai proses pembanguan jadi sempurna.
“Intinya kita membuka peluang usaha di sini,” terangnya mewakili Pemkab Bondowoso.
Di sisi lain, keberadaan pasar hewan di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali mengalami kondisi sebaliknya.
Pasar hewan tersebut sudah lama tak jadi perhatian. Aktivitas jual-beli ternak di sekitar pasar juga jarang terlihat, sepi. Padahal, pasar tersebut digadang-gadang jadi pasar hewan terbesar di Gumi Lahar.
Mengutip dari Baliexpress.jawapos.com, Kamis, (14/1/2021), kondisi terkini pasar hewan yang terletak di jalan penghubung Kintamani-Besakih ini betul-betul sepi.
Hal in pun disebut, bakal menjadi bahan evaluasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem, untuk membangkitkan kembali pasar hewan, termasuk pasar lainnya.
Dari informasi setempat, jual-beli sapi masih dilakukan para peternak. Apalagi, Desa Pempatan dan sekitarnya menjadi salah satu ikon atau sentra peternakan sapi di Karangasem. Meski transaksinya diketahui tidak dilakukan di pasar. Pembeli langsung bertransaksi ke rumah penjualnya.
Kepala Disperindag Karangasem I Wayan Sutrisna mengatakan, keberadaan pasar hewan yang dibangun sekitar 2007-2008 itu, kondisinya kini memang cukup memprihatinkan.
Karena itu sampai saat ini, pihaknya masih melakukan evaluasi. Termasuk, sebut dia, beberapa pasar lain yang tidak berjalan optimal.
Menurutnya, pasar hewan itu tidak sepenuhnya berhenti beroperasi. Apalagi untuk pungutan retribusi yang masih dilakukan jika terdapat transaksi di sana. Sedangkan, pasar yang tak beroperasi akan dibangkitkan lagi.
Dia menyebutkan, ada beberapa pasar di antaranya, seperti Pasar Yadnya di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, dan Pasar Manggis di Kecamatan Manggis.
“Ini untuk mendongkrak pendapatan daerah,” katanya.
Timnya juga tengah meramu formula untuk pengembangan dua pasar yang belum dapat beroperasi. Sebanyak 14 pasar tradisional dari 17 pasar saat ini, di seluruh Karangasem telah berjalan baik. Tiga pasar yang belum optimal itulah bakal digenjot.
“Kami masih evaluasi,” pungkasnya. (*)