Mediatani – Tinggal dua bulan lagi menjelang perayaan Iduladha, Pemkab Purwakarta meresmikan Pasar Dombret yakni pasar domba murah berinternet.
Yup! Pasar berbasis digital ini, selain menjual domba, ternyata juga menjual ternak lainnya, seperti sapi, kerbau, dan kambing.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menuturkan Pasar Dombret ini melayani transaksi jual beli hewan ternak, baik secara online maupun offline yang menyasar pedagang ternak dan masyarakat umum.
“Kami bersama dewan koperasi Indonesia (Dekopin) telah meresmikan pasar tersebut,” ujar Anne, Senin (31/5/2021), melansir dari situs Bisnis.com.
Keberadaan Pasar Dombret ini pun, sambung dia, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat terutama saat musim pandemi Covid-19 ini.
Anne menyebut, sejak 2016 lalu Purwakarta mengalami peningkatan jumlah domba atau surplus. Bahkan, medio 2016-2017 populasi domba mencapai 7 juta ekor.
Surplus domba ini diduga karena adanya program bupati sebelumnya Dedi Mulyadi, yang meminta anak-anak sekolah memelihara domba dari bantuan pemerintah.
Hasil dari pengembangbiakan domba itulah yang berimplikasi pada nilai di rapor anak-anak sekolah itu. Tahun ini, populasi domba masih cukup bagus sekitar 5,9 juta ekor.
Populasi ini, bukan dari industri melainkan kultur alias ternak.
“Tetapi, masalahnya ketika terus dikembangbiakkan mereka mau pasarkan ke mana? Jadi, domba yang dikembangbiakkan perlu dipasarkan semacam lewat Pasar Dombret ini,” terangnya.
Inisiator Pasar Dombret Robi Nurhadi mengungkapkan pasar ini menjadi titik harapan bagi semua, utamanya warga sekitar untuk memulai langkah lebih baik di tengah situasi pandemi.
Belum lagi, momen Iduladha yang biasanya permintaan akan ternak meningkat signifikan. “Inilah respons anak-anak muda Purwakarta membuat Pasar Dombret, dan kami ingin berikan ruang kepada para penjual ternak yang ada di wilayah kami,” ujarnya.
Lokasi Pasar Dombret ini juga berada di Perum Bumi Gandasari. Penjual dapat membuka lapaknya secara gratis sehingga saat Iduladha nanti pedagang tak perlu berjualan di pinggir jalan lagi.
“Silakan, siapa pun, jualan gratis tak perlu sewa lapak asalkan mereka dapat jujur saat bertransaksi dengan pembeli dan anak muda silakan mengonlinekannya” urainya.
Ketua Dewan Koperasi Insonesia (Dekopin) Nurdin Halid mengatakan dombret identik dengan wanita yang menjual goyangan tubuhnya. Tetapi, dombret di Purwakarta ini merupakan singkatan dari domba murah berinternet.
Pihaknya sangat mengapresiasi dengan adanya pasar ini, bahkan fasilitas ini bisa berbasis koperasi. “Saya melihat pasar ini memiliki prinsip sistem koperasi yang di dalamnya ada kejujuran, keterbukaan, sportivitas,” ucapnya.
Go-Digital, Kunci Kesuksesan UMKM untuk Maju
Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) dianggap harus segera merambah pasar digital atau go-digital untuk dapat mengembangkan usahanya, terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun mengatakan bahwa meskipun transaksi offline sudah memiliki keunikan dan pasar tersendiri, tetapi cara seperti itu tidak akan bisa lancar seperti sebelum pandemi.
“Masalahnya teman-teman di daerah tidak banyak yang mengerti soal digitalisasi. Asosiasi juga rajin buat pelatihan, tapi tidak bisa menjangkau semuanya. Selain pemerintah, kalau ada perusahaan digital swasta yang bisa bantu tentu akan lebih baik,” ungkap Ikhsan.
Di sisi lain, kondisi pandemi ini juga telah menjadi momentum tumbuhnya UMKM di Indonesia mengingat gelombang pemutusan hubungan kerja yang banyak terjadi di sektor formal.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa gelombang UKM baru yang bermunculan ini merupakan imbas dari terjadinya pandemi. Pasalnya, banyak pekerja dari sektor formal yang terkena PHK…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)