Pemuda di Banyuwangi Berhasil Berdayakan Petani Lemon dan Raih Omzet 10 Juta Per Bulan

  • Bagikan
Beni, Petani Lemon di Banyuwangi.

Mediatani – Banyak yang mengira jika buah lemon hanya dapat dimanfaatkan dengan memeras airnya saja. Namun, siapa yang mengira jika ternyata dengan mengolah lemon dapat menghasilkan omzet hingga 10 juta?

Dilansir dari Kompas, hal ini dilakukan oleh sekelompok anak muda Desa Jambewangi di kaki Gunung Raung, Banyuwangi yang sukses memberdayakan para petani lemon di wilayah tersebut.

Di tengah harga jual lemon yang sempat anjlok, mereka melakukan inovasi dan membalikkan keadaan dengan membuat berbagai produk olahan lemon, seperti sari lemon, essential oil, lemon kering, sabun serta hand sanitizer.

Untuk memberdayakan petani lokal, maka seluruh bahannya berasal dari buah yang dikembangkan petani lemon Banyuwangi. Usaha yang diberi nama ‘Lemonto’ itu akhirnya membawa mereka keluar sebagai juara dalam kategori rintisan usaha dalam program ”Jagoan Tani”.

Ketua tim Lemonto, Beni Irwanto mengungkapkan bahwa usaha ini telah dirintis sejak Juni 2020 lalu. Ide tersebut bermula saat mereka melihat harga lemon jatuh saat panen raya saat itu. Sehingga, Beni terinspirasi membuat produk minuman sari lemon agar dapat meningkatkan harga jualnya.

“Alhamdulillah produk kami diterima pasar,” ucap Beni, Selasa (10/8/2021).

Ia juga mengatakan jika produknya semakin banyak dicari saat pandemi Covid-19. Ia menjual produk ini di berbagai daerah Jawa, Sumatera hingga Papua.

“Ini banyak orang yang membutuhkan minuman penambah imunitas,” tutur Beni.

Bukan hanya minuman sari lemon, Beni juga mengembangkan usahanya dengan berbagai produk olahan lemon yang lain. Seperti essential oil, lemon kering, sabun, hingga hand sanitizer.

“Prinsip kami zero waste. Semua bahannya kami olah, tidak ada yang terbuang. Termasuk kulitnya,” jelas Beni.

Agar bahan bakunya tetap tersedia, Beni menjalin kemitraan dengan petani lemon di kaki Gunung Raung. Hingga saat ini, Beni sudah menjalin kerja sama dengan 4 petani dan mengolah lahan seluas 1 hektare.

Dulu ketika panen raya, kata Beni, harga lemon dari desanya anjlok dan hanya dijual seharga Rp4 ribu hingga Rp5 ribu per kilogramnya. Namun dengan usaha Lemonto yang dia rintis, petani menjadi lebih untung sebab harga jualnya yang terus meningkat.

Lemon yang didapatkannya dari petani kemudian diolah menjadi sari lemon. Produk sari lemon dapat dicari dengan harga Rp 35.000 tiap botol dengan volume 250 milimeter. Setiap botol sari lemon membutuhkan bahan 1,5 kilogram lemon. Kini setiap bulan, Lemonto mampu menghasilkan 500 botol sari lemon.

“Omzetnya sekitar 10 juta dengan keuntungan 60 persennya,” ungkap Beni.

Budi mengaku sistem penjualan yang dilakukannya menggunakan sistem reseller dan daring atau media sosial. Ia mengaku bisa menambah jumlah produksinya dan memberdayakan lebih banyak petani. Namun, fokusnya saat ini yakni menambah jumlah pesanan produknya.

“Kita masih belajar dan proses penjualan agar lebih banyak,” kata Beni.

  • Bagikan