Peneliti : Voltase dari 10 Ekor Belut Listrik Bisa Nyalakan 100 Lampu

  • Bagikan
Belut Listrik.

Mediatani – Beberapa waktu lalu, seorang ilmuwan Brasil Carlos David de Santana menemukan belut listrik yang mampu menghasilkan listrik berkekuatan 860 volt. Jenis belut listrik itu adalah Electrophorus voltaic, sesuai dengan nama fisikawan Alessandro Volta penemu baterai listrik.

Belut listrik tersebut merupakan belut listrik spesimen Poraque yang pada umumnya hidup di perairan Amerika Selatan. Hasil temuannya ini telah dterbitkan dalam sebuah artikel di jurnal Nature Communications.

Poraque merupakan satu-satunya hewan penghasil listrik terkuat yang digunakan untuk berburu atau sebagai alat pertahanan tubuhnya. Listrik yang diproduksinya itu berasal dari tiga organ yang terdapat pada tubuhnya.

De Santana dikenal sebagai salah satu peneliti ikan listrik Museum Sejarah Alam Nasional Smithsonian yang telah menemukan 85 spesies baru ikan listrik di kawasan Amerika Selatan. Dari berbagai ikan listrik tersebut, ada tiga jenis belut listrik yang ditemukan oleh De Santana dan rekannya.

Spesies belut listrik yang sebelumnya diyakini publik hanya ada satu yaitu Electrophorus electricus yang ditemukan pada tahun 1766. Kemudian ada juga belut listrik dengan nama Electrophorus varii yang berasal dari nama ahli hewan Richard P. Vari, seorang peneliti Smithsonian yang meninggal pada tahun 2016 lampau.

Menyerang mangsa secara berkelompok

Fakta menarik lainnya yang ditemukan De Santana tentang perilaku belut listrik, yaitu kemampuannya untuk menyerang mangsa secara berkelompok. Dari penelitian yang dilakukan di pedalaman Amazon itu, ia Bersama ilmuwan lainnya menyaksikan gerombolan belut listrik yang sedang berkoordinasi dan menyetrum mangsa secara bersama-sama.

Kejadian tersebut kemudian dimuatnya dalam jurnal ilmiah, Ecology and Evolution. Penelitian yang dipimpin olehnya itu dilakukan dengan mengamati 100 belut listrik yang terdapat pada sebuah danau kecil. Ukuran dari berbagai belut listrik tersebut ada yang mencapai hingga lebih dari 1,2 meter atau 4 kaki.

Menurut De Santana, banyaknya belut yang ditemukan pada suatu perairan tersebut adalah kejadian yang cukup langka. Pasalnya, belut listrik yang diketahui selama ini hidup secara sendiri.

Pada pengamatan yang dilakukan, mereka merekam ikan tetra yang sedang dikejar oleh segerombol belut listrik. Kadang kelompok itu berjarak kemudian mengepung ikan tetra dan menyerangnya secara bersamaan.

Dilansir dari IFL Science, de Santana mengatakan bahwa hal tersebut langka terjadi pada ikan atau belut listrik, karena umumnya, hewan yang dapat melakukan perburuan dengan cara membentuk kelompok yaitu hewan kategori mamalia.

Jika digambarkan satu individu dari spesies Electrophorus voltaic dapat melepaskan listrik hingga 860 volt, maka secara teori jika 10 ekor yang melepaskan listrik secara bersamaan, mereka dapat menghasilkan hingga 8.600 volt listrik.

“Itu sekitar voltase yang sama yang dibutuhkan untuk menyalakan 100 bola lampu,” tambahnya.

Dilansir dari BBC, Santana mengatakan bahwa meskipun Electrophorus Voltai mampu mengahasilkan tegangan listrik sebesar 860 volt, namun serangan dari satu atau dua ekor hewan ini tidak akan mematikan manusia karena arus listriknya tergolong rendah.

Selain itu, mereka juga melepaskan arus listrik secara bergantian dan durasi sengatannya hanya bisa bertahan selama satu hingga dua detik, dan ia memerlukan waktu untuk mengisi daya listriknya.

“Saya biasanya mati rasa di lengan yang menyentuh belut listrik. Itu adalah pelepasan yang kuat tapi durasinya sangat pendek,” jelasnya.

Menurutnya, penemuan dari penelitian yang dilakukan terhadap keanekaragaman hayati sangat penting. Banyaknya bahan yang dapat dijadikan obat komersial tidak lepas dari tanaman dan binatang yang ditemukan melalui penelitian terhadap spesies baru yang ditemukan.

  • Bagikan