Mediatani – Dalam studi terbaru melaporkan telah ditemukan adanya spesies katak baru oleh peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di area PT Freeport Indonesia (PTFI).
Oleh para peneliti, spesies katak baru ini kemudian diberi nama, Litoria lubisi.
Penemuan ini kemudian sudah dipublikasikan secara resmi di jurnal internasional Zootaxa 4903 (1): 117 – 126.
Spesies yang ditemukan juga merupakan sejenis katak pohon hijau besar dan adalah anggota keluarga Litoria infratrenata.
Dalam keterangan resminya, mengutip Kompas.com, Rabu (16/6/2021), rupanya nama “lubisi” diambil dari Dr. Rusdian Lubis yang waktu itu menjabat sebagai Senior VP untuk bidang lingkungan dan keselamatan kerja PTFI.
Penemuan spesies ini pun menambah daftar panjang penemuan spesies baru di area kerja PTFI sejak penelitian keanekaragaman hayati yang dilakukan pada tahun 1997, silam.
Sejarah panjang penemuan katak Litoria lubisi
Penelitian terhadap Litoria lubisi ini telah dilakukan sejak tahun 2006 lalu oleh dua penulis dan peneliti, yakni Stephen Richards dari South Australian Museum dan seorang peneliti independen Burhan Tjaturadi.
Burhan diketahui telah bekerja di Tanah Papua sejak tahun 1999 dan saat ini bergabung dengan WWF dan Conservation International.
Keduanya melakukan penelitian keanekaragaman hayati di hutan rawa sagu di selatan Timika, Papua, dan berhasil mengumpulkan satu spesimen dari spesies tambahan yang menunjukkan atribut morfologi dari grup Litoria infratrenata.
Penelitian ini lau dilanjutkan oleh tim peneliti LIPI, yaitu Mumpuni, Hellen Kurniati, dan Evy Arida.
Usai melalui penelitian selama 15 tahun, akhirnya tim peneliti mampu mengonfirmasi bahwa spesies yang diteliti ialah spesies baru yang belum pernah dicatat dalam silsilah taksonomi.
Penelitian ini tercatat memakan waktu yang cukup lama karena harus melalui beberapa tahap identifikasi dan verifikasi.
Spesies baru katak ditemukan di area PT Freeport Indonesia. Bersama para pakar nasional dan internasional, PT Freeport Indonesia terus menjalankan program pemantauan lingkungan yang mencakup survei flora dan fauna secara ekstensif di dalam berbagai rentang habitat berbeda.
Hasil penemuan ini pula telah dicatat dan dipublikasikan dalam jurnal internasional Zootaxa yang sekaligus mengkonfirmasi sebagai spesies baru.
“Salah satu tantangan utama kami dalam melakukan penelitian ini adalah medan yang cukup sulit,” kata Burhan, peneliti independen yang terlibat dalam penelitian ini.
Burhan menambahkan, untuk ke depannya, berharap dapat melanjutkan kerjasama dengan PTFI untuk terus menyibak kekayaan alam yang ada di Papua dan memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Enviromental Senior Manager PTFI Gesang Setyadi mengatakan, penemuan spesies baru ini sekali lagi menunjukkan keanekaragaman hayati di area kerja PTFI.
“Area kerja PTFI masih menyimpan potensi kekayaan flora dan fauna yang belum dapat dipelajari secara menyeluruh,” ungkapnya.
Dalam upaya menguak keanekaragaman hayati yang masih tersimpan di area kerja itu, selain dengan LIPI, PTFI juga melakukan kolaborasi dengan Natural History Museum og United Kingdom (NHMUK), South Australian Masters Athletics (SAMA) of Adelaide, dan Univeristy of Papua New Guenea (UPNG).
Spesies katak baru di area PT Freeport Indonesia, di Mimika, Papua. Spesies yang ditemukan adalah Litoria lubisi, sejenis katak pohon hijau besar yang merupakan anggota keluarga Litoria infratrenata.
Adapun ciri-ciri morfologi spesies katak Litoria lubisi
Litoria lubisi memiliki fisik yang cukup unik karena ukurannya yang cenderung besar, dengan panjang yang dapat mencapai 70 mm.
Di samping itu, katak ini juga terlihat kuat serta memiliki warna yang lebih mencolok dibandingkan dengan katak hijau lainnya.
Katak yang hidup di dataran rendah ini juga memiliki mulut yang lebar dengan masing-masing kerangka giginya terdiri dari 10 gigi kecil dengan garis rahang yang tidak begitu tegas pada permukaan kulitnya.
Katak ini memiliki tiga selaput memanjang di antara keempat jarinya, dengan bentuk kaki memanjang yang memperkokoh genggaman dan cengkramannya.
Bagian tubuh hewan ini meliputi beberapa warna yang terdiri dari warna kuning di bagian bawah badan dan ujung jari kaki, warna biru pucat di sepanjang lipatan kulit, serta warna coklat kemerahan pada beberapa garis di bagian perut dan selaput kaki.
Katak ini ditemukan hanya di hutan sagu yang ada di Mimika, Papua. (*)