Petani Durian di Malaysia Usir Pencuri Pakai Pocong dan Dupa

  • Bagikan
Ilustrasi Pocong di ebun durian
Ilustrasi Pocong di ebun durian (foto: istimewa)

Mediatani – Seorang pria muda di Malaysia memiliki cara unik dalam melindungi kebun durian miliknya dari gangguan pencuri. Buah Durian memang sangat menggoda, selain aroma dan rasanya yang memikat, harga jualnya pun sangat menjanjikan kekayaan.

Tak heran, walau buahnya dikelilingi oleh duri yang tajam tak menyurutkan niatan bagi para pencuri untuk mengambil paksa dari perkebunan. Mereka seolah tak jera walau harus kesusahan dalam membuka buah tersebut dari kulitnya.

Mengingat banyaknya peminat raja buah ini seta harga yang lumayan mahal membuat petani durian melakukan berbagai cara untuk melindunginya dari tangan pencuri.

Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang pria di Kampung Tengah, Johor, Malaysia ini. Dilansir dari PikiranRakyat, ia membuat alat pelindung yang tak biasa untuk menghindarkan diri dari pencuri yang kerap mendatangi kebun duriannya.

Petani durian tersebut bernama Rosman Budiman berusia 61 Tahun yang sengaja memasang pelindung unik dari dimensi lain, yakni pocong.

Dalam kepercayaan masyarakat sendiri, pocong adalah sosok hantu yang dipercaya berwujud arwah berbalut kain kafan.

Karena kebanyakan orang akan merasa takut bila melihat sosok dari dunia lain membuat Rosman yakin dengan keputusan tersebut.

Rosman menuturkan bahwa ia membutuhkan beberapa kain putih untuk membungkus kardus-kardus sehingga menyerupai dua entitas pocong.

Selanjutnya kain yang telah diikat menyerupai pocong tersebut ia buat seukuran manusia dengan tinggi masing-masing sekitar 1,5 meter.

Kemudian dengan sengata ia menggantung pocong-pocong tersebut di di antara pepohonan.

Berdasarkan pengakuan Rosman dengan adanya hal ini ia telah berhasil mengurangi hilangnya durian dari 10 pohon musim ini. Hal ini ia sampaikan saat diwawancarai media setempat pada Kamis, 18 Juni lalu.

Padahal bisanya ia selalu keduluan pencuri dalam mengambil setiap durian yang jatuh untuk dijual lagi, bukan untuk dimakan sendiri.

Tentu saja ia merasa sakit hati, sebagai pemilik pohon durian jangankan mendapat keuntungan dari penjualan mencicipi saja dirinya tidak mendapat bagian.

Hingga ia memutar otak untuk dapat menemukan solusi cemerlang ini yang memang terbukti efektif. Sebelum menggunakan pocong ia sempat menaruh boneka harimau, namun belum berhasil mengecoh pencuri.

Setelah memasang pocong, Rosman tetap menambah aura seram dengan membakar dupa di sekitar pepohonan, setiap malam sebelum pulang ke rumah.

Lucunya ia seolah mengalami senjata makan tuan. Karena setelah melakukan hal tersebut ia kerap merasa takut sendiri, ketika kembali sendirian untuk mengambil durian, berkat aroma dupa terbakar.

  • Bagikan