Mediatani – Beberapa waktu terakhir ini, harga jual cabai rawit merah terus mengalami penurunan. Murahnya harga cabai merah tersebut membuat para petani cabai merah di wilayah Kecamatan Klirong mengeluh karena mengalami kerugian.
Nur Salim, salah satu petani cabai rawit merah asal Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, Kebumen, mengungkapkan bahwa saat ini harga jual cabai rawit dikalangan para petani dalam satu pekan terakhir berada dibawah Rp 10.000, yakni berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 9.000.
“Kalau dihitung-hitung antara biaya tanam, rawat, hingga panen, ia tidak masuk, malah bisa dikatakan rugi. Paling tidak rugi di waktu dan tenaganya , itu saja masih beruntung bagi para petani yang Hasil panennya kurang bagus semuanya, rugi sana sini,” ujar Nur Salim dikutip dari Sorotkebumen. co, Rabu, (16/09/2020).
Menurut Nur Salim, merosotnya harga jual cabai rawit dipicu oleh sulitnya memasarkan cabai ke luar kota. Kondisi pasar sangat berbanding lurus dengan perkembangan pandemi Covid-19 baik di dalam maupun luar kota.
Para pedagang besar memilih libur dan untuk sementara tidak mendistribusikan barang dagangannya ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Mereka sekarang sangat bergantung pada pasar lokal.
“Sementara pasar lokal sendiri juga barangnya dari mana-mana. Pada bantingan harga. Ini dampaknya sampai ke para petani seperti saya ini,“ jelasnya.
Tidak hanya itu, kata Nur Salim, para tengkulak-tengkulak yang biasanya berkeliaran saat musim panen tiba, beberapa waktu belakangan ini juga tak tampak lagi dikalangan para petani.
“Watak tengkulak memang seperti itu. Kalau harga sedang seperti ini ya karang kelihatan. Otomatis mereka tidak mau menanggung resiko sekecil apapun itu. Ya, lagi-lagi petani yang harus menanggung berbagai macam resiko yang ada,” keluhnya.
Untuk mengatasi anjloknya harga jual cabai rawit, menurutnya, langkah tepat yang dapat dilakukan oleh para petani yakni dengan bertemu secara langsung dengan konsumen dan menghindari para tengkulak dan permainan dari pedagang-pedagang besar yang nakal yang tak mau rugi.
Selain itu, menurutnya solusi yang tepat dilakukan oleh petani yaitu melakukan berbagai inovasi pengolahan cabai rawit yang siap saji, misal dengan dibuat sambal serbuk dan sejenisnya.