Mediatani – Petani jahe di Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mengaku kesulitan mendapatkan benih jahe, padahal saat ini musim tanam jahe sudah tiba.
Hal tersebut dirasakan oleh salah seorang petani jahe asal Desa Pangkalan, Kecamatan Langkaplancar, Heri Erisyadi. Dia mengatakan bahwa musim tanam jahe berlangsung pada bulan September ini. Namun sayangnya para petani jahe malah kesulitan mendapatkan benih. Selain langka, harganya juga cukup mahal.
“Jika biasanya harga benih jahe kisaran 15 ribu rupiah sampai 17 ribu rupiah per kilogram, musim tanam jahe tahun ini harganya mencapai 26 ribu rupiah sampai tembus 28 ribu rupiah per kilogram,” ungkapnya, dilansir dari HR Online, Minggu (13/09/2020).
Untuk jenis jahe gajah, harga benih bisa mencapai Rp 28.000. Sedangkan, untuk jenis jahe merah atau jahe merah bejo harga benihnya jauh lebih mahal, yaitu Rp 70.000 per kilogramnya.
Menurut Heri, kelangkaan benih jahe yang terjadi saat musim tanam tahun ini disebabkan karena bertambah. Ditambah lagi karena petani yang sudah terbiasa menanam jahe, untuk tahun ini mereka juga memperluas lahannya.
“Selain banyak petani pemula, petani yang biasa nanam jahe juga musim tanam sekarang mereka memperluas lahan jahenya. Jadi otomatis kebutuhan benih juga bertambah,” ujar Heri.
Dengan bertambahnya para petani jahe di wilayah Langkaplancar, Heri berharap ada perusahaan yang langsung membeli hasil panen para petani pada saat musim panen nanti.
Sehingga, meskipun hasil panen jahe melimpah, namun harganya bisa tetap stabil. Terlebih jahe dari wilayah Langkaplancar tergolong jahe yang memiliki kualitas bagus.
Kebutuhan benih jahe meningkat drastis di masa pandemi
Bertambahnya petani jahe tersebut disebabkan karena sejak berlangsungnya masa pandemi beberapa bulan lalu, masyarakat berbondong-bondong mengkonsumsi minuman herbal. Hal itu berdampak terhadap peningkatan permintaan benih tanaman jahe.
Sejumlah petani maupun penangkar benih jahe kewalahan untuk memenuhi permintaan. Hal ini diakui oleh salah satu penangkar dan petani jahe di kawasan Nagrak Selatan – Sukabumi, Chevi Permadi.
“Dibandingkan periode serupa pada tahun sebelumnya, permintaan benih jahe saat ini mengalami peningkatan lebih dari 50 persen. Rata-rata petani/penangkar jahe menerima pesanan hingga lebih dari 30 – 40 ton selama kurun waktu 3 – 4 bulan terakhir,” ungkap Chevi.