Bikin Iri, Petani Porang di Pangandaran Raup Untung Hingga Rp 3 Miliar

  • Bagikan
Adang Hidayat, petani porang di Pangandaran

Mediatani – Tanaman porang yang waktu dulu dikenal hanya sebagai makanan ular, belum lama ini menjadi populer di tengah masyarakat. Semakin trennya tumbuhan umbi-umbian khas tropis ini, membuat banyak petani yang membudidayakannya.

Porang adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Banyak manfaat dari tanaman porang ini, mulai dari bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, hingga pembuatan lem dan “jelly” yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang.

Hal tersebut membuat porang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bahkan, banyak yang menjadi miliader setelah berbisnis dengan tanaman porang ini. Salah satunya adalah petani asal Langakaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Petani porang itu berhasil meraup keuntungan saat panen hingga mencapai Rp 3 Miliar.

Petani porang itu bernama Adang Hidayat atau yang terkenal dengan sebutan Adang Huis itu. Ada Huis menanam tanaman porang pada lahan seluas 20 hektar. Meski ia mengaku belum lama menggeluti budidaya tanaman tersebut, namun kini sudah berhasil mendapat keuntungan berlipat.

“Baru tiga tahun saya fokus budidaya porang. Tahun pertama saya menanam porang dengan modal 10 juta. Alhamdulillah, dari modal itu saya bisa panen dan mendapatkan hasil sekitar 75 juta,” tuturnya, dilansir dari HR Online, Kamis (05/11/2020).

Pada tahun kedua Adang Huis mengeluarkan modal sebesar Rp125 juta, dan hasil panennya mendapat Rp700 juta. Lalu, tahun ketiga ia kembali mengeluarkan modal, yakni sebsar Rp850 juta. Hasil panen porangnya pun tembus mencapai Rp3 miliar.

Pada tahun ini, ia menanam pada tanah seluas 20 hektar, dengan rincian 10 hektar di Desa Bojongkondang, 5 hektar Desa Mekarwangi dan sisanya Desa Karangkamiri dengan mempekerjakan sebanyak 40 orang.

“Sehingga ke depan Pangandaran insya Alloh akan menjadi penghasil porang yang lumayan banyak,” katanya lagi.

Sejak membuka lahan seluas itu, hampir tiap hari Adang Huis menerima kunjungan tamu dari berbagai daerah wilayah Jawa Barat. Mereka datang hanya sekedar ingin mengetahui, atau study banding ingin melihat proses penggarapan dan penanaman porang.

Lebih lanjut Adang mengatakan, lahan miliknya juga sering mendapat kunjungan dari pemerintah yang berkompeten sesuai bidangnya. Seperti dari Kementerian, Dinas Pertanian Provinsi, dan Dinas Pertanian Kabupaten.

Penjualan Porang Sampai Eropa

Tanaman porang yang berasal dari Langkaplancar memang termasuk jenis porang dengan kualitas unggul. Bahkan, penjualannya juga sampai ke berbagai negara seperti Tiongkok, Jepang, Malayasia, Pilipina, serta negara-negara Eropa melalui ekportir China.

Hasil panen porang

Untuk tahun 2021, Provinsi Jawa Barat menargetkan 40.000 ton porang per tahun. Sedangkan, untuk Kabupaten Pangandaran, Adang Huis menargetkan 6.000 ton porang per tahun.

“Insya Allah, target untuk Pangandaran bisa tercapai. Karena saya juga mempunyai beberapa petani porang binaan yang tersebar pada beberapa kecamatan wilayah Kabupaten Pangandaran,” pungkas Adang Huis.

Adang menyayangkan karena banyak sekali petani yang ingin mengembangkan porang, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki modal yang cukup karena benih yang tergolong mahal. Untuk 1 kilogram harga benih saat ini mencapai Rp. 300 ribu sampai Rp. 350 ribu.

Sementara itu, untuk harga umbi porang basah lokal sekitar Rp. 10.000 sampai Rp.11.000 per kilogramnya, dan untuk porang kering atau cip kisaran Rp.50.000 sampai Rp.80.000 per kilogramnya.

Melihat potensi seperti ini, ia berharap pemerintah memfasilitasi para petani agar Pangandaran benar-benar menjadi penghasil porang terbesar Jawa Barat.

  • Bagikan