Timun banyak dimanfaatkan sebagai lalapan dalam menu masakan. Tanaman yang tumbuhnya merambat ini dapat juga dimakan secara langsung. Banyak juga yang menjadikan timun untuk bahan lotis atau rujak. Besarnya minat terhadap timun tersebut membuat banyak petani membudidayakannya. Hal ini menjadi inspirasi petani di berbagai wilayah di Indonesia. Terlebih lagi, timun termasuk jenis tumbuhan yang bisa hidup di berbagai musim. Timun bisa tumbuh dengan baik pada dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 1500 dpl maupun dataran rendah. Untuk suhu udaranya, timun bisa tumbuh sangat subur pada suhu udara sekitar 20-32 derajat Celsius.
Dalam membudidayakannya, para petani timun sukses mengharuskan untuk melakukan perawatan secara maksimal. Hal ini dilakukan untuk melindungi timun dari serangan hama penyakit, jamur, dan virus tanaman. Langkah awal juga perlu dilakukan guna membuat pertumbuhan timun menjadi sangat baik. Langkah awal tersebut bisa dilakukan dari tahap persiapan lahan. Sama seperti halnya jenis tumbuhan lainnya, timun bisa tumbuh dengan sangat baik pada lahan yang gembur. Setelah membuat tanah menjadi gembur, tanam benih timun tersebut dan jangan lupa berikan pupuk tanaman yang sesuai.
Petani Timun Sukses di Bangilan
Salah seorang petani timun sukses yang berhasil meraup banyak keuntungan ialah Sariono. Petani inspiratif tersebut tinggal di Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban. Dengan budidaya timun, ia berhasil meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Sariono bisa meraup untung sekitar Rp. 20 juta tiap kali musim panen. Hasil tersebut didapat dengan sewa lahan sebesar 2 petak. Harga jual timun di pasaran memang cukup menjanjikan. Di awal panen pertama, Sariono mampu menjual timun dengan harga Rp. 2.300 per kilogram. Harga timun tersebut langsung dijual pengepul ke berbagai daerah seperti Purwodadi dan Semarang.
Selanjutnya, pada hasil panen keempat dan seterusnya, harga jual timun relatif mengalami kenaikan. Hal ini tentu saja membuatnya semakin untung. Terlebih lagi, menanam timun membutuhkan waktu yang cukup singkat. Waktu tanam timun hanya butuh dua bulan saja untuk memulai tanam sampai tiba waktu panen. Untuk membuat panennya berhasil, memang dibutuhkan perawatan timun yang optimal. Perawatannya dibutuhkan pengawasan yang cukup detail. Perawatan dilakukan mulai proses menanam, memberi obat-obatan hingga memasuki musim panen.
Petani Timun Sukses di Kampar
Selain di wilayah Bangilan, kesuksesan bertani timun juga dirasakan di wilayah Kampar. Petani timun sukses tersebut ialah Paijan. Menanam timun memang sudah menjadi mata pencaharian bagi warga Desa Sungai Lipai, Kecamatan Gunung Sahilan, Kampar. Paijan membudidayakan timun pada lahan seluas 1 hektare. Dengan lahan seluas 1 hektare tersebut, Paijan bisa panen timun mencapai 20 ton. Hasil panen timun Paijan ini akan langsung dipasarkan ke Pekanbaru. Hal yang lebih menguntungkan lagi yaitu hasil panen timun tersebut langsung dijemput di lokasi tanaman. Dengan begitu, Paijan tidak perlu repot-repot mendistribusikannya.
Kesuksesan yang didapat Paijan ini tidak lepas dari pembinaan Community Development PT Riau Andalan Pulp and Paper (CD PT RAPP). CD PT RAPP melakukan pendampingan kepada para petani dengan perhatian dan pembinaan, mulai dari bantuan pupuk, bibit, pelatihan, dan juga modal usaha. Hal inilah yang membuat para petani di wilayah Kampar begitu terampil dan ahli dalam melakukan budidaya timun. Omzet yang didapat dengan budidaya timun ini sangat melimpah. Dengan modal awal yang kecil dan kemudahan dalam hal penanaman, petani Kampar bisa mendapatkan banyak keuntungan.