Mediatani – Inovasi yang menarik dilakukan oleh seorang petani belimbing di Tulungagung. Limbah buah belimbing yang mengalami gagal panen diolahnya menjadi pupuk organik cair yang bisa diaplikasikan kembali untuk tanamannya.
Pupuk cair tersebut diberikan kembali untuk meningkatkan produksi buah belimbingnya. Alhasil, buah yang diproduksi pun mengalami peningkatan secara kuantitas dan bahkan berkualitas ekspor.
Petani belimbing itu bernama Udin (48), seorang Pria asal Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Inovasi yang dimulainya sejak tujuh tahun yang lalu itu bermula saat dirinya kerap mendapati buah belimbing yang jatuh di area pekarangannya.
“Saya berpikir ketika buah-buah belimbing itu berjatuhan karena kena lalat. Ternyata jika dibiarkan di bawah pohon, akhirnya bisa jadi tempat lalat bertelur dan jadi lalat buah lagi. Kemudian punya ide menjadikan pakai pupuk organik,” ungkap Udin, dilansir dari Detik, Jumat (24/7/2022).
Mengandalkan pengetahuan yang didapatnya dari berbagai sumber, Udin mencoba meramu pupuk cair dengan memanfaatkan bahan belimbing busuk, dengan tambahan campuran susu fermentasi dan beberapa bahan lainnya.
Metode pengaplikasian pupuk cair ke area tanaman belimbingnya dilakukan dengan cara penyemprotan dan dikucurkan di sekitar batang pohon. Namun, di tahun pertama hingga ketiga pengaplikasian pupuk cair tersebut, produksi buah belimbingnya justru mengalami penurunan hingga 50 persen.
Udin tak putus asa, Ia terus mencoba mengaplikasikan pupuk buatannya itu ke kebun belimbingnya. Hingga akhirnya produktivitas tanamannya mengalami peningkatan secara perlahan, bahkan saat ini produksinya telah kembali normal.
“Dua sampai tiga tahun itu ya penurunan produksi hampir 50 persen. Tapi Alhamdulillah semakin ke sini seperti pulih kembali. Mungkin karena pengaplikasian itu residu atau pestisida semakin berkurang,” jelasnya.
Di awal pupuk organik cair itu diterapkan, Kemampuan produksi belimbing milik Udin hanya bisa panen tiga kali dalam setahun. Namun saat ini telah mengalami peningkatan, yakni bisa mencapai empat kali per tahun.
Udin semakin bangga dan bersemangat setelah penggunaan pupuk cair organik belimbingnya itu telah memperoleh sertifikasi prima dua dari Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) Jawa Timur.
Ia menjelaskan bahwa sertifikasi prima dua itu menunjukkan bahwa belimbing yang diproduksinya aman pestisida, aman konsumsi, kimia di bawah residu limit dan berkualitas ekspor.
Udin menambahkan, penggunaan pupuk cair tersebut juga menghemat penggunaan pupuk kimia. Untuk 70 pohon, pupuk yang digunakan Udin biasanya habis sampai tiga sak pupuk dalam sekali panen, namun sekarang maksimal hanya 1,5 sak saja.
Ia berharap para petani lainnya juga bisa menerapkan inovasi tersebut, sehingga tanaman belimbing tetap produktif menghasilkan buah, sekaligus mengurangi limbah yang dihasilkan.
“Ini sekaligus edukasi kepada para milenial agar mau terjun ke pertanian, jangan sampai pertanian kita itu tidak punya generasi penerus,” pungkasnya.